Chapter 28 | Pelakor

233 34 26
                                    

***

Clara berjalan ke arah kelasnya, hari ini dia berusaha berangkat sekolah tidak terlalu siang. Ia akan bertemu Alvaro terlebih dahulu.

Clara melemparkan tas nya ke atas bangku, sampai-sampai membuat isi dalam kelas itu memfokuskan pandangannya kepada Clara.

"Eh sorry," ucap Clara menunjukan deretan gigi putihnya.

"Antusias banget lo," ucap Doni, teman sekelas Clara.

"Iya dong, kan mau ketemu pacar. Bye-bye," Clara tersenyum lalu melambaikan tangannya, berjalan keluar kelas.

Saat sampai didepan kelas Alvaro, wajah yang tadinya berseri-seri kini berubah menjadi masam. Raisa duduk di samping Alvaro.

Clara melangkahkan kakinya memasuki kelas, kelas yang tadinya hening kini berubah menjadi riuh, apa lagi para lelaki.

"Hai Clara!" sapa seorang lelaki melambaikan tangannya.

"Hai," balas Clara sambil tersenyum.

Alvaro melihat Clara dengan tatapan yang sulit diartikan, Clara mendekat dengan senyum di wajahnya.

"Hai," ucap Clara sambil duduk di hadapan Alvaro dan Raisa.

"H-hai," balas Alvaro. "Kamu, ngapain kesini?"

Clara terkekeh, berbobot sekali pertanyaan Alvaro, pikirnya. "Nyamperin pacar emang gak boleh?" tanyanya.

"Dinda!" seru teman sekelas Alvaro, Yoga. Dia adalah teman SMP Clara, dan cukup dekat karna dulu mereka tetangga.

"Oy," balas Dinda.

"Lo tau gak? Gue lagi suka lagu, bagus banget, dengerin gue nyanyi ya," ucap Yoga sambil melirik Raisa.

"Coba gue denger," balas Dinda.

"OW-OW KAMU KETAHUAN,"

"PACARAN LAGI,"

"DENGAN DIRINYA,"

Clara tertawa ditempatnya, kompak sekali kelas Alvaro ini. Kompak mendukungnya.

"TEMAN BAIKU."

"Nanti mau dengerin ah di you tube, tapi tethering ya di lo," balas Dinda sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Lo mah gratisan mulu deh, heran. Morotin gue trus, lo tau kan pacar gue suka cemburu. Gak usah genit deh," ucap Yoga.

"Yaelah, gak papa kali. Orang pacar lo lagi gak ada juga," balas Dinda.

"Itu namanya lo cari kesempatan dalam kesempitan. Jangan kegatelan deh, kayak cewek kurang belaian tau gak, kurang perhatian," ucap Yoga.

"Lo sama gue aja din, gue juga bisa nyanyi kok, gue nyanyiin ya," ucap Dito, teman Yoga.

"Bentar dulu Dit, gue baru liat ada lagu yang judulnya 'pelakor' nyanyiin yuk. Gue yang main gitar, ada yang bawa gitar gak? Siniin!" ucap Dinda.

"Nih, buruan Din. Gak sabar pengen nyanyi," ucap Yoga.

Alvaro menghela nafas, dia tak bodoh. Itu semua adalah sindiran untuk dirinya dan Raisa. Tapi ia hanya bisa diam, toh yang mereka katakan benar adanya, mau ngelak juga tak bisa.

"Gak usah didengerin," ucap Alvaro kepada Raisa.

"Dengerin apa emang?" tanya Clara sok polos.

Raisa memutar kedua bola matanya, kalau saja tak ada Alvaro, sudah dia cakar muka Clara.

"Enggak, kamu gak mau ke kelas? Bentar lagi mau masuk padahal," ucap Alvaro.

"TENANG AJA AL! KALI INI BU RINI GAK MASUK, JADI CLARA GAK AKAN KETAUAN BOLOS DISINI!" teriak Angga, ketua kelas mereka.

My Bad Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang