"Eungh...." taehyun terbangun dari tidurnya dan langsung tersadar, sejak kapan dia tidur dan dimana sekarang dirinya. Kenapa berbeda sekali dengan kamarnya, ini terlihat seperti sebuah gudang yang tak terpakai.
Tiba-tiba pusing dikepalanya datang, kedua tangannya langsung memukul kecil kepalanya pelan. "Ugh...mobilku, orang itu. Sialan kenapa aku dibawa ketempat ini" ingatannya tentang kejadian dimana dirinya menabrak sebuah mobil dan dibawa seseorang muncul, tapi kepalanya masih sedikit terasa pusing.
Saat memegang kepalanya dengan mengurut dahinya pelan, taehyun jadi teringat hal sebelum dirinya pergi melajukan cepat mobilnya. Hatinya terasa sakit saat ingat perkataan dari nunanya itu, jika seperti ini akhirnya ia tak perlu menyewa seorang wanita.
Karena dirinya berniat menyewa wanita hanya untuk membuat nunanya cemburu, tapi saat taehyun membawa seorang wanita kerumah wajah nunanya sama sekali tidak terlihat cemburu atau kecewa. Yang ia lihat hanya rasa kecewa atas apa yang dilakukannya, sama seperti melihat wajah kedua orang tuanya.
Tunggu? Wanita?
Benar juga taehyun membawa wanita itu kerumah, dan sekarang dirinya malah pergi meninggalkan wanita itu sendiri dikamarnya.
"Aku harus pergi dari sini" taehyun langsung berdiri, melangkahkah kakinya mendekati pintu dan membukanya. Saat sudah keluar dan diruang tengah kedua kakinya berhenti, menatap sinis semua orang yang sedang berkumpul.
"Kau sudah bangun?" taehyun mendecih memalingkan wajahnya kesamping. Membuat orang dewasa yang berada dihadapannya menculas senyum seringai. "Kau memang menarik"
Wajah taehyun langsung menatap kedepan menatap tajam orang dewasa didepannya. Sebenarnya ada apa ini, kenapa dirinya selalu mendengar kata menarik setiap ada orang yang melihatnya. "Apa yang kau inginkan dariku? Dan kata menarik apa yang kau lihat dari diriku?"
"Aku tak bisa memberikan jawabannya padamu, hanya kau lah yang mengetahui jawabannya bocah" ucap orang dewasa itu sembari menyembulkan asap rokok dihadapan wajah taehyun.
Taehyun tak menghiraukan asap itu, ia membiarkan asap itu menyapu wajahnya. "Menyingkirlah, aku akan pergi" taehyun enggan bertanya jawab sekarang, meski sebenarnya dihatinya ia merasa sedikit penasaran dan mengganjal. Tapi hal itu sungguh tidak penting, karena yang penting sekarang adalah wanita yang berada dirumahnya itu.
Orang dewasa didepan taehyun tertawa kecil, menatap wajah taehyun yang sedikit sangar. "Kau akan diantar oleh bawahanku"
"Terserah" taehyun langsung melangkahkan kakinya melewati orang itu, tanpa mempedulikan tatapan orang yang berada disana.
"Apa kau akan membiarkannya begitu saja?" yang ditanya hanya terkekeh, sembari menghisap rokoknya dengan perlahan. "Tidak, tapi aku menunggu waktu yang tepat. Karena jika kulihat dia akan datang sendiri padaku"
"Jadi kau antarkan dia dan berikan ini padanya" orang itu memberikan sekotak rokok pada bawahannya, membuat anak buahnya itu terkejut kagum. "Kau akan memberikan ini dengan begitu saja pada bocah itu, ini sangat mahal"
"Ya aku tidak peduli itu, karena didepan sana akan ada orang yang membawaku menjadi lebih kaya" mendengar ucapan tuannya ia tersenyum, ternyata setertarikkah nya anak itu dimata tuannya. "Kalau begitu aku akan pergi" ia membungkuk dan melangkah pergi menyusul pemuda yang sudah pergi keluar.
.
'Plak!'
Wajah tampannya langsung ditampar keras oleh appanya, tapi taehyun hanya terdiam dan tidak menjawab apapun."Semakin hari kau semakin berprilakuan buruk, sebenarnya apa yang kau inginkan!" taehyun tidak menjawab apapun, ia malah menundukkan kepalanya. "Beri aku jawaban! Jika tidak aku akan menyita seluruh apa yang kau punya!"