Hidup, makan, santai dan tenang.

0 0 0
                                    

Di suatu hari yang panas, terik dan matahari menyengat. Sang penulis terduduk diam di ruang tamu rumahnya memandang sebuah kipas yang berdiri.

Angin panas nan hangat berhembus dari kipas angin, semeliwir melalui tubuh sang Penulis, Sang Istri keluar dari kamar dan berkata "hari ini cuaca sangat panas sekali ya, Aku ngadem nyalain AC di kamar ya". Sang Penulis menjawab dengan singkat "Ok" dengan tatapan yang tidak beralih dan tidak bergeming memandang kipas angin berdiri yang berdiri kokoh dan tegap dihadapannya.

Memang kondisi sedang puncak musim kemarau, cuaca dan suhu di luar sangat terik dan panas. Kemilau matahari pun sungguh menyengat.

Singkat cerita, waktu sudah mulai tengah hari. Genderang perang dibunyikan, rasa tak betah, gelisah dan lemas melanda dikala lapar. Sang Penulis membuat Mie Instan, tidak lupa untuk membuat 2 porsi Mie Instan untuk Sang Istri.

Dari proses masak di dapur, di depan kompor dengan hawa panas dan telur setengah mendidih, sampai di atas meja saat Mie Instan disantap dengan Saos Sambal. Membuat Sang Penulis dan Sang Istri makan bersauna bermandikan keringat. Sang Penulis dan Sang Istri tidak terbiasa makam di dalam kamar, untuk menghindari banyak kemungkinan hal yang tidak diingkan.

Hmmm...
Belum sarapan, makan siang hanya dengan Mie Instan, pastinya hanya bertahan satu hingga dua jam.

Sang Penulis memanggil Sang Istri, memberitahukan situasi dan kondisi terkini. Setelah diskusi sepuluh menit, gagasan gila dilontarkan oleh Sang Istri, akan tetapi tentunya sangat disetujui oleh Sang Penulis dengan senyum sumringah

 Setelah diskusi sepuluh menit, gagasan gila dilontarkan oleh Sang Istri, akan tetapi tentunya sangat disetujui oleh Sang Penulis dengan senyum sumringah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menempuh tiga jam perjalanan, melewati hutan pinus, kebun teh, jalan raya yang panjang berbagai jembatan dan perjalanan naik turun bukit. Sampailah Kita ditujuan, yakni
Rumah Makan di tengah hutan pinus yang sangat sejuk.

Harga sangat terjangkau, porsi standar dan rasa sangat memanjakan lidah.
Kita pesan Nasi Goreng Kampung yang sangat kelimis nasinya, Nasi Goreng Kunyit yang wangi semerbak kesederhanaan dan menu makanan ringan lainnya. Tidak lupa Kami pesan Kopi Susu, Es Teh Manis, Jus Jeruk dan Mojito yang merupakan favorit dari Sang Istri. Baik makanan hingga minuman daoat memuaskan Kami dengan baik.

Sore telah tiba, kabut mulai turun, suasana semakin dingin dan semakin gelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore telah tiba, kabut mulai turun, suasana semakin dingin dan semakin gelap.
Akhirnya Kami memutuskan untuk pulang, walau berat, karena Kami sangat nyaman dengan udara yang sejuk, lokasi yang indah, tempat yang nyaman dan staff yang ramah. Teringat keesokan harinya Sang Penulis akan bekerja, akhirnya Kami pulang dan Kami tahu Kami akan segera kembali kesana lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Petualangan Sang PenulisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang