SUASANA sekolah dasar yang begitu ramai. Anak-anak berhamburan keluar dari lingkungan sekolah untuk pulang ke rumah masing-masing-sehingga mereka bisa bersenang-senang dengan mainan mereka setelah hari yang panjang di sekolah. Wajah sumringah begitu kentara di setiap wajah anak-anak itu.
Namun, ada yang berbeda dengan seorang anak laki-laki yang tengah berdiri di depan gerbang. Ekspresinya datar dan tidak menunjukkan suasana hati apa pun. Matanya bergulir memperhatikan teman-temannya yang berlarian menghampiri orang tua mereka. Lalu, ia menundukkan kepalanya, beralih melihat luka di lututnya.
Aneh memang.
Anak laki-laki itu tidak menangis meski mempunyai luka yang cukup lebar di lututnya, bahkan sampai berdarah. Tapi, ia hanya menatapnya tanpa ekspresi kesakitan sama sekali.
"Tuan Muda!"
Kepalanya menoleh, mendapati seorang pria dengan setelan formal berlari menghampirinya. Pria itu tersenyum, namun segera berganti dengan ekspresi terkejut saat melihat luka di lutut tuan mudanya.
"Tuan Muda terluka? Kenapa bisa? Apakah ini sakit?" tanya pria yang bekerja sebagai pengawal anak laki-laki itu.
Sebagai jawaban, anak laki-laki itu mengangguk. "Sakit," katanya tanpa emosi.
Dahi sang pengawal pun mengernyit bingung. "Tapi, Tuan Muda tidak terlihat kesakitan sedikit pun? Tuan Muda baik-baik saja?" pengawal itu bertanya dengan rasa khawatir yang kental.
"Aku baik-baik saja, Pak Lee," jawab anak laki-laki itu tanpa ragu.
Pria yang disebut sebagai Pak Lee itu pun menghela napas lalu tersenyum. "Saya tahu Tuan Muda itu kuat. Kalau begitu, ayo segera pulang dan mengobatinya, agar tidak terinfeksi," ujar Pak Lee.
Anak laki-laki itu menurut dan menggandeng tangan Pak Lee. Namun, saat mulai berjalan, ia berhenti. Lalu, matanya kembali menatap luka di lututnya. Lukanya mulai berkedut perih karena ia berjalan. Tapi, tak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir anak laki-laki itu.
Pak Lee pun kembali menghela napas. Ia kemudian jongkok di hadapan tuan mudanya. "Ayo, Tuan Muda boleh naik. Saya akan menggendong Anda sampai ke mobil," tawar Pak Lee.
Anak laki-laki itu tidak langsung menjawab. Ia tampak memperhatikan Pak Lee sembari menimbang-nimbang apakah tawaran itu akan diterimanya. Lalu, tak lama, ia mengulurkan kedua tangannya untuk memeluk leher Pak Lee.
Begitu merasakan pelukan kecil di lehernya, Pak Lee tersenyum hangat dan langsung berdiri seraya menopang tubuh tuan mudanya di punggung tegapnya. Ia bisa merasakan dagu tuan mudanya bertengger di pundaknya, seolah memang bersandar padanya sepenuhnya.
"Kalau sakit, katakan sakit. Kalau ingin menangis, menangislah. Itu cara hidup yang manusiawi," tutur Pak Lee dengan lembut dan berwibawa.
Anak laki-laki itu tak langsung menjawab. Ia hanya menatap Pak Lee dalam diam. Ekspresinya masih datar tanpa sedikit pun emosi.
"Aku baik-baik saja," ucap anak laki-laki itu kembali.
· · ·
ーーーーーーーーーーーーー
·
ー Don't Listen to My Secret ー
By selcouthjk
· · · Start on Friday, 13 November 2020 · · ·
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Listen to My Secret
ספרות חובביםPark Yuki terjebak dalam kontrak yang dibuat oleh ayahnya dengan pimpinan Semicolon Group untuk menyelamatkan perusahaan sang ayah yang nyaris bangkrut. Namun, ternyata kontrak itu mengharuskannya menikah dengan pewaris tunggal Semicolon Group, Kim...