(POV Jean)
Masih berada di dalam toilet, perlahan Charlie keluar perlahan dari toilet, lalu mendekati seseorang yang sedang lemas di wastafel. Hingga Charlie sampai tepat disandingnya, orang itu tak menyadari kehadirannya. Charlie mencoba menyenggolnya perlahan, namun tak ada respon darinya. Tanpa respon apapun, Charlie terus-menerus menyenggolnya. Dari yang awalnya pelan, namun secara konstan ia menaikkan tenaganya hingga orang itu tertendang jatuh tersungkur. Setelah melihat reaksi pasif dari orang itu, aku tak menyangka Charlie akan melakukan sesuatu diluar rencana kami...
Charlie mulai mengangkat tubuh orang itu, dan mengarahkan kepalanya dengan brutal di depan wastafel serta mencondongkan wajahnya tepat berhadapan dengan cermin wastafel.
"Phfff... hahah... (tertawa sengit) akhirnya aku dapat membalasmu... Gale!"
Ya, saat itu kami sedang melaksanakan rencana kejam kami kepada Gale. Lalu Charlie memulai aksinya dengan menyumbat saluran pembuangan air wastafel, menyalakan kran wastafel, dan mendorong kepala Gale tepat dibawah aliran wastafel berada. Namun dengan brutal Charlie mendorong-naikkan kepala Gale berkali-kali. Tak lupa, tangan kanannya yang membawa beberapa botol minuman keras terus menerus menuangkan seluruh isinya ke dalam wastafel hingga bau alkohol tercium oleh jangkauanku.
"Hyaak... hemm... (menarik turunkan kepala Gale) Inilah balasan bagi orang kejam sepertimu, Gale...! Bahkan aksiku ini masi belum cukup untuk menebus dosa-dosamu kepada kami... Hyaah..."
Setelah meneriaki telinga Gale dengan kata-kata itu, Charlie menghentikan aksinya sejenak dan menarik wajahnya menghadap cermin lagi. Dari dalam toilet, aku dapat melihat wajah merah Gale yang seperti sakau bercampur basah kuyup air wastafel. Sedangkan Charlie terlihat puas dengan pemandangan cermin kali ini. Melihat kejadian itu, aku mulai merasakan ada hal janggal dalam kelakuan Charlie yang telah melenceng dari rencana kami.
"Hentikan Charlie! Apa yang kau lakukan ini sudah kelewat batas!" Aku mulai meneriaki Charlie dan mendekati mereka.
"Rencana kita hanya perlu meninggalkan Gale disini yang sedang sakau dengan botol-botol minuman keras disampingnya dan meninggalkannya. Tapi yang kau lakukan berlebihan, Charlie!" Seruku sambil menarik tangan Charlie menyingkir dari kepala Gale yang sudah tak karuan.
"Ahh... lepaskan Jean...! biarkan aku melampiaskan kekesalanku pada cecunguk ini... aaarghh..." Rintih Charlie yang tak ingin melepaskan kepala Gale begitu saja.Kami tak henti saling menahan satu sama lain. Aku menahan Gale dari Charlie, dan Charlie mencegahku mengambil Gale darinya. Namun, tanganku yang lemah membuat Charlie memenangkan tubuh Gale dan mulai bermain-main dengan botol di tangan kanannya. Pikiranku mulai kacau akan tingkah Charlie yang kekanakan namun menyebalkan. Rencana kami yang awalnya terlihat lancar berubah menjadi kelam setelah aku mulai mencoba merebut botol itu dari Charlie dan dengan cepat oleh Charlie dilemparnya hingga pecah.
PRAAKKK...
Seketika itu, Gale pingsan di tempat. Saat itu aku benar-benar kaget melihat apa yang telah kami lakukan.
(Berbisik dengan keras) "Hei... kau gila ya! Bagaimana ini astagaaa... Kalau Gale terluka parah bagaimana?" Saat itu aku mengatakannya dengan sangat panik dan gemetaran. Namun sialnya Charlie malah terlihat santai tak merasa bersalah.
"Ah... aku tak peduli dengan itu. Lagipula kulihat kepalanya baik-baik saja, walau seluruh tubuhnya penuh dengan alkohol... Phfff (menahan tawa)"
"Charlie... (Jean menekan bahu charlie) ini tidak lucu..."
"Ayolah... kau sendiri juga sudah setuju mengikuti rencana ini. Lebih baik sekarang, bantu aku angkat tubuhnya..."
"Tapi aku tak menyangka kau akan berbuat sampai kelewatan begini, Charlie!"Dengan tubuhku yang tak henti gemetaran, akupun mulai mengikuti perkataannya untuk mengangkat tubuh Gale. Aku mencoba mengangkat tubuh bagian atasnya yang sudah berlumuran alkohol. Namun aku makin panik ketakutan setelah melihat cairan hitam yang mulai bercucuran di kepala Gale.
"Charlie, kepala Gale lihatlah! astaga ia berlumuran darah Charlie!"
"Heh, jangan bercanda kau! botol tadi jelas-jelas tak mengenainya..."
"Untuk apa aku bercanda, Charlie! lebih baik kau lihat sendiri sini!"Charlie yang mulai menanggapiku dengan serius mulai mendekatiku dan mengecek keadaan Gale. Namun Charlie terlihat sangat terkejut setelah menyentuh leher Gale.
"J... Je... Jeannn... a... aku tak merasakan detak jantungnya..."
"HAH... kali ini kau pasti bercanda!"
"Tidak, Jean! AKU SERIUS!" bentaknya padaku dengan tatapan serius dan tubuhnya mulai gemetaran.
Kondisi kami saat ini benar-benar sangat kacau mengetahui tubuh Gale mulai mendingin.
"O... aaahh... aku, aku tahu tempat didekat asrama yang tak banyak orang berlalu lalang. Kita taruh saja tubuh ini kesana dan biarkan Gale terlihat meninggal karena overdosis minum-minum..." Saran Charlie dengan keadaan suaranya ikut gemetaran. Aku yang masih tak percaya akan kenyataan ini hanya bisa terdiam pasrah sembari menggendong Gale, dibantu bersama dengan Charlie .
Lalu kami segera membawanya pergi keluar toilet asrama.__________________________________________________
Diujung gang buntu dekat persimpangan jalan, masih didalam kawasan asrama kemiliteran, terlihat bayang-bayang siluet kaki seseorang dengan dikelilingi botol-botol.
Tepat disamping tubuh orang itu, yang merupakan seseorang bernama Gale, terdapat Jean dan Charlie yang masih shock akan apa yang telah mereka lakukan.
Mereka yang merasa sudah membereskan masalah sebelumnya, mencoba untuk menenangkan diri, berfikir setelah ini semua akan baik-baik saja dan segera beranjak pergi dari tempat itu.Namun mereka tak menyadari, sesuatu diluar ekspektasi sebentar lagi akan terjadi ...
KAMU SEDANG MEMBACA
RE :Young
Narrativa StoricaAwalnya Jean Tyler sangat berambisi menjadi ahli permesinan yang sukses dan tertarik mempelajari lebih dalam tentang mesin dengan pergi ke pusat kota France, lalu mendaftar dalam akademi permesinan high grades. Namun harapannya putus setelah sampai...