Part 1

5.8K 47 0
                                    

Follow Author dulu sebelum baca,

Anindya duduk santai di dalam kelasnya, gadis itu masih duduk di bangku kelas dua SMA Merpati.

Wajah cantik, kulitnya putih mulus, terhitung cerah. Maklumlah anak kota yang selalu rutin merawat tubuhnya tersebut selalu tampil kinclong walaupun tanpa make up sama sekali. Rambutnya berwarna cokelat terang kemerahan.

Wajah santainya mendadak berubah pucat saat Raka Sandi bersama Dendi masuk ke dalam kelas tersebut. Cowok anti Anindya! Begitulah julukan Raka Sandi sejak di bangku TK. Selain tetanggaan mereka juga musuh bebuyutan!

Wajah sok tampan dan sok menangnya itu membuat Anindya muak melihat wajah Raka. Gadis itu segera memalingkan wajahnya ketika Raka melangkah melalui sebelah kanan bangkunya. Anin terkejut ketika pria itu mendadak berhenti di sebelahnya. Tetap berdiri di sana, sengaja tidak melangkah ke arah bangkunya sendiri.

Mau tidak mau Anindya menoleh ke kanan sambil mendongakkan kepalanya menatap wajah Raka Sandi, pria itu menyeringai nakal ke arahnya. Mata Raka Sandi tertuju pada shirt warna putih yang kini membalut tubuhnya.

Kemudian ia menundukkan badannya berbisik di telinganya.
"Lo cocok banget pakai bra merah!"

Mendengar itu Anindya segera berdiri dari kursinya. Tanpa ragu-ragu gadis itu melayangkan tamparan keras ke pipi kanan Raka Sandi.

"Plakkkk! Dasar mesum!" Teriak gadis itu pada sosok pria muda berhidung bangir tersebut.

Sandi mengusap pipi kanannya, sambil menyeringai tersenyum tipis.
"Lo sudah bikin malu gue di depan seluruh kelas! Awas saja! Gue gak akan lepasin elo!" Ancam pria muda tersebut seraya melangkah santai menuju tempat duduknya.

"Astaga, bagaimana gue bisa lupa? Dia cowok paling anti dengan gue! Dan sekarang gue malah bikin kesalahan sama itu anak!" Anindya menenggelamkan wajahnya di atas meja.

Jam terakhir adalah mata pelajaran olahraga. Anindya dan Rahma teman sebangkunya segera menuju ke lapangan, juga seluruh siswa dalam kelasnya.

Pelajaran olahraga hari itu adalah bola basket. Satu kelas dibagi menjadi dua regu, regu pria dan wanita.
Pandangan mata Raka tak berpaling dari wajah Anindya. Senyuman Raka Sandi penuh ancaman membuat gadis itu gemetar saat melempar bola, hingga bola tersebut nyasar mengenai kepala guru olahraga berkepala botak itu, hingga membuatnya pingsan.

"Duang! Bruuuuk!" Satu kali lempar pak Harto langsung ambruk pingsan.

"Lo gimana sih Nin? Bosen sekolah di sini? Kok bisa-bisanya sih!?" Tanya Rahma bertubi-tubi, karena wajah Anindya semakin pucat dari sebelumnya.

"Bantuin gue bawa pak Harto ke UKS." Ujarnya sambil berjongkok di sebelah guru olahraga tersebut, menatap ke arah teman-temannya. Sayangnya tak satupun dari mereka mau membantunya. Tatapan mata gadis itu kemudian mengarah ke Raka.

"Apa Lo lihat-lihat gue!" Bentak Raka Sandi sambil berkacak pinggang. Anindya ragu-ragu membuka bibirnya, dia langsung maju melangkah mendekat ke arah Raka.

Pria itu sudah bersiap-siap jika tiba-tiba Anindya menampar wajahnya lagi. Berpose menangkis!

Anindya bukannya bicara tapi menarik lengannya, karena cuma pria itu yang dia tahu pasti bakal membantunya. Walaupun Raka Sandi membencinya setengah mati, dia tahu pria itulah yang akan tetap membantunya!

"Lepasin gue! Tash!" Raka menepis tangan Anindya dari lengannya.

"Bantuin gue, please!" Ujarnya seraya memasang wajah memelas. Raka menyeringai lebar menatap wajah pucat Anindya.

"Oke! Tapi jangan pulang dulu setelah kelas bubar!" Ujarnya sambil melangkah santai, dia memberi isyarat pada teman-temannya. Mereka mengangkat tubuh pak Harto bersama-sama.

Awas Jatuh Cinta Padaku! ( Ekslusif Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang