PARK Yuki masih berdiri di depan gedung Semicolon Group sejak 15 menit yang lalu. Ia menatap gedung itu dengan rasa tak percaya, bingung, dan asing. Ayolah, semua orang juga tahu seberapa berpengaruh perusahaan itu di Korea. Karena itu, Yuki tak percaya ia akan menginjakkan kakinya di gedung pusat.
Tersadar dari kekagumannya, Yuki pun melangkahkan tungkainya ke dalam gedung pencakar langit tersebut. Wah, baru satu langkah saja yang mendarat di dalam, tapi atmosfernya sudah terasa mengintimidasi.
Yuki pun berdeham dan mengetes pita suaranya sebentar. Lalu, ia juga memantapkan diri. Baru setelah itu, ia melangkah dengan percaya diri memasuki lift untuk naik ke lantai 7. Di sanalah kantor direktur berada.
Selama berada di lift, Yuki kembali membaca catatan yang diberikan ibunya. Catatan itu adalah bekal dari ibunya agar ia siap menjawab Pimpinan Kim sesuai dengan rencana kedua orang tuanya. Hal itu demi mencegah jawaban yang berlawanan.
Yuki pun sampai di lantai 7. Tepat di depan lift, ada pintu kaca setelah koridor yang tidak begitu luas. Yuki pun masuk ke sana dan langsung diarahkan ke sebuah meja. Di atas meja ada papan nama yang bertuliskan 'Penerima Tamu Direktur Kim'.
"Wow," decak kagum Yuki saat melihat papan yang ada di atas meja itu. Bahkan penerima tamunya saja khusus. Padahal cuma direktur. Apa kabar pimpinan?
"Nona Park Yuki?"
Yuki menoleh dan mengangguk saat namanya disebut oleh penerima tamu itu. Ia pun langsung dituntun ke ruangan direktur. Tapi, sebelumnya penerima tamu itu masuk ke dalam terlebih dahulu.
"Nona Park Yuki sudah tiba," ucap penerima tamu itu sambil membungkuk hormat.
"Suruh dia masuk." Yuki dapat mendengar kalau itu suara pria yang sudah cukup tua.
Yuki pun diperbolehkan masuk. Ia langsung membungkuk hormat kepada tiga orang di sana. Pimpinan, ayahnya, dan sang direktur-calon suaminya.
Oh, apa Yuki belum menyebutkan alasan ia datang ke perusahaan besar ini?
Ya. Dia akan menikah dengan Pewaris Tunggal Semicolon Group yang terkenal karena ketampanannya.
"Yuki! Cepat kemari," pinta Park Yisung-ayahnya. Yuki pun menuruti ayahnya dan duduk di sebelah ayahnya. Namun, matanya masih mencuri-curi pandang ke sekitar. Baginya, ruangan ini terlalu mewah.
Perabotannya sudah diduga sangat mahal. Suasana elegan tercipta dengan warna navy dan putih. Posisi setiap barang juga ditaruh dengan perhitungan sehingga ruangan tidak terkesan ramai. Belum lagi ada jendela besar di belakang meja direktur.
Namun, kali ini mereka duduk di sofa yang berada di depan serong kiri depan meja direktur. Sofa khusus menerima tamu.
"Yuki, perkenalkan dirimu," perintah Yisung dengan agak kesal. Putrinya tampak tidak sopan.
Namun, justru Yuki menatap ayahnya bingung. "Sepertinya sejak tadi namaku sering disebutkan. Kurasa mereka sudah tahu namaku, Ayah," jawab wanita itu tanpa ragu.
Yisung pun langsung menepuk jidat dan memijat pangkal hidungnya. Sial, kenapa putrinya bodoh sekali?
Yisung pun memarahinya dengan suara berbisik, "Kau harus tetap memperkenalkan dirimu!"
"Ahahaha! Tidak apa-apa. Aku yakin Nona Yuki adalah orang yang bersih dan polos. Aku menyukai wanita seperti itu sebagai menantuku," sahut Pimpinan Kim sambil menghisap cerutunya.
Yuki pun tersenyum pada Pimpinan Kim. "Benarkah? Apa aku terlihat polos di mata Pak Pimpinan?" tanya wanita itu dengan semangat.
Pimpinan Kim mengangguk. "Tentu saja. Itu sebabnya aku mengadakan pernikahan ini," begitu jawaban pria tua itu. Dan jawabannya mampu membuat Yuki tersipu malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Listen to My Secret
FanfictionPark Yuki terjebak dalam kontrak yang dibuat oleh ayahnya dengan pimpinan Semicolon Group untuk menyelamatkan perusahaan sang ayah yang nyaris bangkrut. Namun, ternyata kontrak itu mengharuskannya menikah dengan pewaris tunggal Semicolon Group, Kim...