Chapter 11

19.5K 1.4K 38
                                    

Kini lengkap sudah tamu undangan ibu suri. Ibu suri menatap Shin Zhui seksama sembari terkekeh kecil. Shin Zhui yang sadar akan tatapan ibu suri memberanikan diri untuk bertanya.

"Ibunda, apa ada yang salah denganku? Hingga ibunda menatapku seperti itu." Tanya Shin Zhui ragu. Sekali lagi ibu suri terkekeh kecil yang membuat Shin Zhui semakin bingung.

"Oh... Putriku! Sebaiknya naikan kerah hanfumu itu!" Ucap ibu suri yang membuat Shin Zhui, Liu Xian, dan selir menatap ke arah leher Shin Zhui. Mengerti apa maksud ibu suri Shin Zhui tersenyum menahan malu  dan berusaha menaikan kerah hanfunya. Sementara Liu Xian yang melihat permaisurinya tengah menahan malu hanya terkekeh kecil.

"Aishh... Semua ini karena kaisar menyebalkan itu! Hah! Bagaimana aku bisa lupa dengan ini?!" Gerutu Shin Zhui.

Selir Wen yang melihat itu menahan amarah yang memuncak. Tangannya terkepal kuat hingga kukunya memutih mata nya berapi-api menatap tajam kearah Shin Zhui.

"Sial! Bagaimana mungkin ini terjadi?! Liu Xian kau telah melanggar janjimu! Aku berjanji akan membalas semua ini Shin Zhui!" Batin selir Wen.

Ibu suri yang melihat perubahan suasana hati selir Wen tersenyum penuh kepuasan karena berhasil membuat putranya itu tertarik pada permaisurinya.

Acara minum teh di kediaman ibu suri telah selesai.

____________

Shin Zhui kembali ke kediamannya dengan rasa kesal bercampur malu dengan kejadian tadi. Ia terus menggerutu dalam hati dan mengutuk kaisar menyebalkan itu.

"Huh! Dasar kaisar menyebalkan! Bisa-bisa nya dia tertawa diatas rasa malu ku tadi?! Dasar suami nggak ada akhlak!" Gerutu Shin Zhui.

Shin Zhui terus menekuk wajah cantiknya itu sampai terdengar teriakan kasim penjaga pintu yang memberitahu kedatangan kaisar.

"Haish... Mengapa dia datang? Aku sungguh muak dengannya!" Gerutu Shin Zhui.

Shin Zhui berfikir cepat untuk menghindari tatap muka dengan kaisar. Ya, saat ini dia belum memberi izin untuk kaisar memasuki ruang tidur kediamannya. Hingga terlintas dipikirannya untuk berpura-pura tidur.

"Oh... Sebaiknya aku pura-pura tidur saja." Gumam Shin Zhui.

Akhirnya Liu Xian masuk ke ruang tidur dan mendapati Shin Zhui yang berbaring di atas peraduan.

{Anggap aja mereka belum ganti baju ya ;)} {terus anggap aja visualnya sama kyak visual di awal chapter:)}

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

{Anggap aja mereka belum ganti baju ya ;)} {terus anggap aja visualnya sama kyak visual di awal chapter:)}

Kaisar yang melihat Shin Zhui terbaring hendak melangkah pergi namun ia urungkan. Ia yakin bahwa permaisurinya ini hendak menipu nya.

"Sepertinya jika aku mengganggunya akan lebih menyenangkan." Gumam Liu Xian dengan senyuman jahilnya.

Tiba-tiba Liu Xian mendekati Shin Zhui dan membaringkan tubuhnya di samping Shin Zhui, mendekapnya semakin erat.

"Hei... Mengapa dia tidak pergi? Kenapa dia malah memelukku? Tapi, mengapa sangat nyaman berada dalam pelukannya?" Gumam Shin Zhui.

Liu Xian dapat merasakan ketidak nyamanan Shin Zhui. Ia yakin akan berhasil menjahili permaisurinya itu.

"Kita lihat sampai kapan kau bisa bertahan permaisuri?" Gumam Liu Xian dengan senyum yang mengembang di wajahnya.

Shin Zhui semakin merasa tidak nyaman dengan pelukan yang diberikan Liu Xian. Ia merasa sangat sesak dan risih. Dengan kesabaran yang mulai habis akhirnya Shin Zhui memutuskan untuk mengakhiri sandiwara yang ia buat.

"Haishh... Baiklah cukup!" Ucap Shin Zhui sembari berusaha melepaskan pelukan Liu Xian. Setelah pelukan itu terlepas ia segera mendudukkan dirinya dan menatap lekat Liu Xian yang kini menampakkan wajah tak berdosa. "Ehh... Permaisuriku rupanya kau sudah bangun kukira kau sudah tertidur pulas tadi." Beo Liu Xian.

"Hei! Kau kira aku bodoh? Kau memelukku seperti itu membuat nafasku sesak!" Ucap Shin Zhui. "Permaisuriku, kau pikir aku tak tahu kalau kau hanya berpura-pura tidur?! Kau yang memulai sandiwara jadi kulanjutkan dengan sandiwara ku." Jelas Liu Xian dengan senyum kemenangan yang tercetak jelas di wajahnya itu.

"DASAR KAISAR MENYEBALKAN!!" Teriak Shin Zhui didepan Liu Xian. "DAN KAU PERMAISURI YANG MENGGEMASKAN!"  Goda Liu Xian yang sukses membuat pipi Shin Zhui memerah.

"Hei! Apa yang terjadi pada pipimu itu permaisuri?" Tanya Liu Xian dengan senyum mengejek. "Pergi! Aku tak mau melihatmu lagi!" Ucap Shin Zhui lalu merebahkan dirinya tanpa memerdulikan Liu Xian yang menatapnya sembari sesekali terkekeh kecil.

______________

Dikediaman bintang seperti biasa selir Wen mengamuk seperti orang gila setelah mengetahui hubungan antara Liu Xian dan Shin Zhui membaik.

"Sial! Wanita itu sudah berhubungan dengan Liu Xian sedangkan aku?! Dia bahkan tak pernah bermalam dikediamanku! Cinta yang selama ini dia ucapkan hanyalah omong kosong!" Teriak selir Wen yang menggema di seluruh penjuru kediaman bintang.

Selir Wen terus mengamuk dan melempar barang apapun yang ada didepannya. Para dayang, kasim, dan prajurit disana bergidik ngeri melihat sifat asli selir Wen.

"Lihat saja aku tak akan membiarkan wanita itu melahirkan putra mahkota! Hanya putra yang lahir dari rahimku yang pantas menjadi putra mahkota!" Teriak selir Wen.

"Jika dalam keadaan sadar dia tak mau berkunjung, maka dia akan berkunjung dalam keadaan tak sadar!" Gerutu selir Wen.

"Linmei! Kau ikut denganku dan sisanya bersihkan kediamanku!" Pinta selir Wen dengan nada yang tak bersahabat.

Selir Wen meninggalkan kediaman bintang dan menuju taman belakang kerajaan yang jarang, bahkan tak pernah dikunjungi orang.

Ditaman itu ia menemui seseorang yang memakai topeng dan juga caping bambu.

"Cepat bawakan obat itu! Sebelum petang obat itu harus ada ditanganku!" Perintah selir Wen.

"Kau tak perlu khawatir nona, aku akan melaksanakan tugasku asalkan bayarannya sesuai." Jawab orang itu.

"Jangan terlalu banyak bicara! Jika obat itu sudah ada ditanganku, kau akan mendapat bayaranmu." Ujar selir Wen.

"Baiklah kalau begitu saya permisi." Pamit orang itu yang diangguki oleh selir Wen.

Selir Wen berjalan meninggalkan taman dengan hati-hati dan waspada, ia takut jika ada yang melihatnya maka rencananya akan gagal. Setelah dirasa aman selir Wen langsung bergegas meninggalkan taman itu. Namun, tanpa disadari ada seseorang yang mengawasi selir sedari tadi dan mendengar semua percakapan selir Wen dan orang bertopeng itu.

______________

Liu Xian telah selesai menghadiri rapat dengan beberapa menteri yang membahas tentang para bandit di desa terpencil yang jarang dikunjungi pihak kerajaan.

Liu Xian memasuki ruang kerjanya dan didalamnya sudah ada orang yang menunggunya. Orang itu memakai pakaian serba hitam.

"Ada informasi apa sampai kau datang menemuiku?" Tanya Liu Xian dengan tatapan dingin.

Orang itu membungkuk memberi hormat lalu bersiap untuk melapor.

____________

Disaat rahasia besar akan terbuka akan ada penyesalan yang teramat mendalam.

____________

.

.

.

.


Jangan lupa vote dan komen ya;)
Maaf kalau masih banyak typo🙏
Tunggu kelanjutan nya ya:)👋👋🤗

Empress Lu Shin Zhui Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang