Kepingan 21 - Binar

29 4 20
                                    

Ikuti arah cahaya, di sana ada jawaban yang kau cari.

Ikuti arah cahaya, di sana ada jawaban yang kau cari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taman Haneul.

“Apa kau akan terus berdiri menatap langit?” kesal Minhyuk menatap punggung Minah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Apa kau akan terus berdiri menatap langit?” kesal Minhyuk menatap punggung Minah.

“Lihatlah ke atas! Langit sangat indah.” antusias Minah tidak sekalipun berpaling malah ia menengadahkan kepalanya sembari memejamkan mata. Menghiraukan teriakan Minhyuk yang menyuruhnya makan.

Warna orange dicampur kekuningan, bias cahaya saling bertumpukan. Awan putih bergumpal menambah kesan manis. Matahari yang semakin menenggelamkan wajahnya perlahan hingga tertutup awan. Gerombolan burung beterbangan seraya bercicit seru cukup andil menjadi pelaku dalam pemandangan langit yang terlihat sempurna. Minhyuk beranjak dari duduknya, ia berdiri di samping Minah, tangannya ia bawa untuk memeluk bahu wanita yang ia cintai itu.

“Teruslah bahagia seperti ini, aku akan sedih jika melihatmu menangis. Aku mencintaimu,” tukas Minhyuk, ia mengucapkanya dengan tulus dan jujur. Perkataan yang mampu membuat Minah membuka matanya spontan langsung menengokkan kepala ke arah Minhyuk yang malah memejamkan mata.

“Berhenti membuat jantungku berdegup kencang.” kekeh Minah seraya memukul bahu pria itu. Ia menjinjitkan kakinya lalu mengecup pipi kiri Minhyuk.

Minhyuk membuka matanya dengan sigap meraih pinggang Minah, mempersempit jarak di antara mereka. Ia menundukkan kepalanya hingga hidung mereka bersentuhan. Minah tersenyum lebar tangannya dengan natural mengalung di leher Minhyuk. Hingga bibir mereka bertemu saling mengecap tanpa ada lumatan. Mereka melepaskan tautan itu, Minah berusaha menyembunyikan rona merah yang menjalar di kedua pipinya dengan terburu memalingkan wajah.

“Wah! Senja menjadi saksi!” ucap Minah sambil melihat langit yang nampak berkilauan. Minhyuk menatap wajah Minah seksama.

“Jantungku seolah sedang berpesta, perutku dipenuhi kupu-kupu. Sensasi ini, wuah…” heboh wanita itu melepaskan tangannya dari leher Minhyuk kemudian langsung menunduk malu menyadari posisi mereka yang terlihat intim. Minhyuk yang dari tadi terus memerhatikan wajah Minah langsung tertawa.

Dream [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang