"Aku lebih lega bersamamu, mau kah kau menemaniku selamanya?".
.
.
"Ha?" Kuroo Tetsuro tidak percaya, teman lamanya--Sugawara-san memintanya mengurus salah satu muridnya disekolah dasar.
"Sugawara, jangan bercanda. Untuk apa aku harus mengurusi anak didikmu kalau ada kau?"
"Ayolah, Kuroo. Hitung-hitung belajar jadi orang tua, ya walaupun aku tidak yakin kau sudah punya calon."
"Sugawara, kau minta dihajar?"
"Sudahlah, lusa dia akan kerumahmu. Jaga dia baik-baik Kuroo atau aku akan membuat perhitungan denganmu."
Dan sambungan telepon terputus.
////Kurotsuki////Mainan sudah
Makan sudah
Lalu apa? Oh hiburan juga sudah
Walaupun dengan ogah-ogahan laki-laki berumur 22 tahun itu menyiapkan semuanya, ngomong-ngomong siapa dan seperti apa bocah yang akan dikirim kerumahnya.
Ting tong~
Bell pintu berbunyi, Kuroo menghampiri dan membuka pintu. Sejenak ia terpaku pada anak pirang berkacamata yang tingginya hampir mencapai dadanya.
'Dia benar anak SD?'
"Namaku Tsukishima Kei, kelas 6. Sebenarnya aku tidak membutuhkan pengasuh yang belum mandi pagi sepertimu, tapi karena Nii-san memaksa dan Sugawara-sensei tak bisa aku terpaksa menerimanya. Jadi mohon bantuannya Kuroo-san," kata anak itu.
Kuroo merasa tertohok, ia memang belum mandi tapi itu juga demi mempersiapkan mainan dan makanan untuk Tsukishima yang akan datang.
"Kuroo-san, apa kau tak keberatan membuang rokok di bibirmu? asap rokok tidak baik untuk pertumbuhan anak-anak,"
Tsukishima melangkah masuk setelah menaruh sepatu di rak, dia melihat rumah milik Kuroo yang sebenarnya hampir mirip kapal pecah kecuali bagian ruang tamunya.
"Kuroo-san, jika mainan itu untukku lebih baik kau buang saja. Aku tidak suka mainan," kata Tsukishima lagi.
Kuroo berjongkok dibelakang anak itu, "Megane-kun, kau tidak menghargai usahaku?"
"Namaku Tsukishima Kei, Kuroo-san. Jangan panggil aku seperti itu," Tsukishima berbalik kearah Kuroo, anak SD yang tingginya lebih diatas wajar itu menghela napas melihat penampilan Kuroo yang berantakan.
"Tolong gosok gigi dan mandi, Kuroo-san," pintanya.
Kuroo menyeringai, "tidak mau," dan malah berbicara didepan Tsukishima hingga anak itu terbatuk karena tidak mentolelir bau rokok.
"Kuroo-san! Orang dewasa tidak sepantasnya seperti ini," serunya. Pipinya menggembung dan suaranya meninggi. Kuroo hanya terkekeh, lalu berdiri dan mengajak Tsukishima duduk di sofa kemudian meletakkan jelly kopi didepan.
"Kau sebaiknya makan ini Megane-kun, ucapanmu membuat gendang telingaku hampir pecah," Kuroo duduk disisi meja, jarinya menunjuk jelly kopi yang tadi ia letakkan.
Tapi Tsukishima belum juga mau menyentuh makanannya.
"Kau tak suka?"
Tsukishima mengangguk.
"Lalu apa yang kau suka?"
"Shortcake Strawberry."
Kuroo Tetsurou tertawa, sebelum akhirnya bangkit dan menuju kulkas. "Megane-kun, aku tidak punya strawberry. Ayo ke mini market dan membelinya."
"Tapi Kuroo-san, Nii-san bilang untuk tidak meninggalkan rumahmu."
"Itukan kalau tidak ada yang menemani, jadi ayo Megane-kun," ajak Kuroo, dia menarik jaket dan topi yang yang kemudian ia kenakan.
Tsukishima berfikir sejenak, lalu mengangguk. "Kuroo-san, kau tidak ingin mandi dulu?"
Kuro menggeleng, "mandi atau tidak aku tetap tampan."
_______
Terlalu percaya diri, itu pikiran Tsukishima saat mendengar ucapan terakhir Kuroo. Tapi nyatanya itu kebenaran, bukan bentuk narsisme bagi kebanyakan lelaki.
Karena Tsukishima dapat melihat sendiri banyak tatapan memuja yang terarah pada Kuroo saat berjalan bersamanya, juga banyak perempuan yang meminta nomor telepon Kuroo, apa para perempuan itu dibutakan ketampanan sampai bau badan Kuroo tidak tercium?
"Kuroo-san, kita mau kemana?" tanya Tsukishima saat Kuroo masih saja berjalan walaupun mereka sudah melewati mini market.
"Menonton Megane-kun, kau pasti butuh refresing karena baru saja mengikuti ujian sekolah. Tenang saja, tidak lama kok," kata Kuroo.
Memang tidak lama, mereka hanya menonton dua film, Jurassic park dan film romantis rekomendasi kenalan Kuroo yang tidak sengaja bertemu dan memberikan 2 tiket gratis pada mereka.
Namun Kuroo terus saja mengajak Tsukisima kebanyakan tempat dan orang, memperkenalkan Tsukishima pada teman-temannya dan bahkan mengakui Tsukishima sebagai adiknya, dan sialnya mereka percaya, bahkan ketika Kuroo memalsukan umur Tsukisima teman-teman Kuroo tetap percaya.
"Hahahaha," bahkan Kuro sudah tertawa terbahak-bahak mengingat kejadian itu, mau saja teman-temannya dibohongi. "Megane-kun, apa menyenangkan?" tanya Kuroo.
Tsukishima mengangguk, tepat saat hampir menanyakan sesuatu bel pintu berbunyi, Kuroo segera membuka pintu dan laki-laki yang lebih tua darinya berdiri diambang pintu. Rambutnya pirang dan matanya sewarna dengan milik anak yang seharian bersamanya.
Oh pasti ini kakaknya.
"Kuroo-san, saya Tsukishima Akiteru kakaknya Kei. Terimakasih sudah menjaga adikku, dia tidak nakal kan?"
Kuroo menggeleng, "tidak Tsukishima-san, Megane-kun sangat baik," katanya sambil mengelus rambut anak berkacamata disampingnya.
"Ini hadiah dariku," sebuah peperbag terulur, walau aromanya tidak kuat tapi Kuroo tahu isinya.
"Terimakasih hadiahnya, Tsukishima-san. Nah Megane-kun, saat pulang bersama kakakmu,"
Tsukishima mengangguk, tapi sebelum itu ia bertanya pada Kuro. "Kuroo-san, apa itu pasangan?"
"Orang yang akan menemanimu, Kei-chan," bukan Kuroo yang menjawab, tapi kakaknya.
Tsukishima langsung menoleh ke Kakaknya, memandang seakan mencermati ucapan kakaknya benar atau tidak. "Nii-san, kalau begitu izinkan aku menjadi pasangan Kuroo-san saat dewasa."
Akiteru sukses mendaratkan pandangan nyalang kearah Kuroo.
- Fin
Kuroo Pedo
Don't change me mind
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurotsuki Fanbook
FanfictionCuma cerita singkat antara Kuroo Tetsurou dan Tsukishima Kei dalam berbagai tema. Mungkin senang, mungkin sedih atau bahkan melukai hati? Nggak tahu deh, suka-suka Saya. Haikyuu ©Furudate Haruichi Cover Art ©Shigurefusawa