****JOGJA dan malam minggu bisa dibilang merupakan perpaduan sempurna. Suasana khas Jogja yang ramah dan menyenangkan terasa makin spesial dengan hilir mudik muda-mudi yang bergandengan, duduk di bangku-bangku panjang, atau menciptakan kerumunan di tengah musisi jalanan.
Gavin yang berada di atas motornya itu tersenyum sekilas.
Setelah sekian lama akhirnya ia memutuskan untuk mulai beraksi. Tak lagi mengungkapkan ketertarikannya secara sembunyi-sembunyi.
Rencananya, ia akan menghabiskan malam minggunya dengan cara yang berbeda, bukan belajar, atau berkumpul bersama teman, ia akan menjemput Lilya.
Mengajaknya berkeliling, mampir di angkringan, lalu menonton pertunjukan musik.
Sederhana, namun pasti akan sangat menyangkan dan bermakna jika ia bersama Lilya, gadis yang telah mencuri perhatiannya sejak satu tahun lalu.
Setelah lima belas menit perjalanan, Gavin sampai di depan pintu gerbang indekos Lilya.
Cowok itu menekan bel dua kali, menunggu seseorang membukakan gerbang untuknya.
Tak lama, terdengar suara derap langkah mendekat. Pintu dibuka oleh seorang gadis.
Gavin menaikkan kaca helmnya, tersenyum.
"Gavin?"
Gadis itu ternyata Viny, sahabat Lilya. Orang yang tepat yang bisa ia mintai bantuan untuk memanggilkan Lilya.
"Lilya mana? Tolong panggilin, gue mau ajak dia keluar"
"Yah..., Lo dateng di waktu yang salah. Lilya pulang ke Jakarta, udah dari dua hari yang lalu"
Ada secuil rasa kecewa di hati Gavin ketika mendengar Lilya pulang ke Jakarta.
Gagal semua rencananya.
Mengapa Lilya harus pulang di saat ia sangat ingin m ngajaknya pergi?"Kenapa pulang?"
"Katanya sih kakaknya mau tunangan"
"Kapan dia balik?"
"Lusa"
"Oke. Kalo gitu gue pamit, makasih ya"
"Iya"
"Gav" panggil Viny.
Gavin yang sudah menyalakan mesin motornya itu menoleh.
"Jangan kapok-kapok jemput Lilya ya. Lilya itu belum pernah pacaran jadi kamu perlu usaha ekstra"
Gavin tersenyum. Jadi Lilya belum pernah pacaran? Pantas saja selama ini gadis itu tidak mengerti arti perhatiannya.
"Iya. Bantuin gue ya?"
"Siap bos"
Viny mengangkat tangannya hormat, membuat pada akhirnya keduanya terkekeh pelan.
***
Rombongan keluarga Adrian sedang dalam perjalanan.
Adrian berada dalam satu mobil dengan orangtuanya.
Papanya duduk di samping supir, sementara Adrian duduk di bangku belakang bersama mamanya.
Sementara dua mobil yang mengekor di belakang adalah milik kedua kakaknya Alex dan Andin yang diisi pasangan juga mertua masing-masing.
Canggung, kehangatan di antara mereka, terutama ayah dan anak itu sudah lama mati.
Adrian mengalihkan pandangannya ke arah jendela, merenung.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐲 𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝, 𝐌𝐲 𝐄𝐱 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 (TAMAT)
RomansaMungkin kamu akan jatuh cinta dengan kisah mereka, Adrian, Lilya dan Nala. Satu malam telah membawa Adrian masuk ke dalam kehidupan Lilya, begitu juga sebaliknya. Di satu sisi Lilya belum pernah jatuh cinta, selalu memimpikan bagaimana pertemuannya...