Dalam sekejap Logan berhasil membawa Aurora ke ranjang. Mereka bergerumul di sana dengan tubuh yang basah oleh dinginnya air hujan dan panasnya keringat.
Logan menanggalkan kain terakhir di tubuhnya dan tersenyum miring melihat rona merah yang menjalari pipi Aurora saat mata gadis itu jatuh pada tubuh Logan yang polos. Aurora mengalihkan wajahnya karena merasa malu namun Logan dengan cepat menangkap dagu gadis itu lalu berkata, "Kamu tidak perlu malu Aurora, bukankah kamu sudah sering mengintipku diam-diam"
Aurora menggigit bibir bawahnya.
Logan mengambil kedua tangan Aurora kemudian membimbing tangan itu untuk menelusuri tubuhnya keras dan terpahat sempurna. Mulai dari dada, perut, hingga ke sesuatu yang sudah sangat keras di bawah sana.
"Semua ini milikmu, Aurora" ucap Logan dengan parau. Mata cokelat madunya menatap Aurora dengan penuh penyerahan, membuat gadis itu menjadi berani untuk menjalankan jemarinya di sepanjang ereksi Logan.
"Sialan, Sayang" Logan terengah saat jemari Aurora dengan malu-malu menggodanya.
Logan kembali menindih tubuh Aurora yang polos dan mencium bibir itu dengan penuh nafsu. Satu tangan Aurora yang menganggur memeluk tubuh Logan sementara satu yang lain terus bergerak maju mundur di sepanjang ereksi pria itu. Sesekali kejantanan Logan berdenyut di dalam genggaman Aurora membuat Aurora yang polos menjadi semakin tertantang.
Pagutan bibir mereka terlepas dan Logan mendesah tak kuasa merasakan betapa nikmatnya jemari lentik itu memanjakan miliknya. Aurora menjadi semakin berani, ia mendorong tubuh Logan untuk berbaring kemudian mencecap perut kecokelatan Logan yang keras.
Logan mengerang dan mengambil duduk. Jemarinya menyelip di antara helaian rambut pirang panjang Aurora yang halus. Sesekali tanpa sengaja payudara Aurora menyentuh ujung ereksinya, membuat Logan semakin tak mampu bertahan untuk mengulur permainan.
"Kemari, Aurora" titah Logan dengan suara yang berat.
Aurora merangkak naik dan duduk di atas pangkuan Logan. Pinggulnya bergerak gelisah menyentuh kejantanan Logan yang telah menegang sempurna. Logan mengumpat pelan lalu menahan pinggul nakal itu dengan tangannya, "Jangan terlalu banyak bergerak, Sayang" kata Logan.
Tatapan mata yang polos itu semakin membakar jiwa bajingan Logan. Persetan dengan akal sehatnya yang terus memperingati Logan untuk berhenti, ia sudah tidak tahan lagi!
Perlahan Logan mengangkat pinggul Aurora lalu membimbing miliknya untuk masuk ke dalam celah manis yang teramat basah. Hembusan nafas lemah keluar dari bibir Aurora, mata hijau yang sebelumnya terlihat berani menjadi berkaca-kaca.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Logan. Aurora mengangguk.
Logan membawa pinggul Aurora turun dengan hati-hati. Inci demi inci dari ereksinya mulai tenggelam di dalam celah yang menjepit itu, membuat Logan mendesah berat sambil menatap mata indah gadisnya yang sendu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel Has Fallen (Completed)
FantasyLogan Spencer adalah seorang perwira muda angkatan darat yang selalu lolos dari kematian. Kemampuannya ini membuat Logan mendapatkan julukan aneh dari teman-teman seangkatannya. Mulanya Logan abai bahkan tidak peduli dengan julukan 'Logan si kebal m...