Kamu makin pelototin Lucas, eh pelakunya malah balik natap kayak ga ada takutnya. "Cas, plis kalau ngomong yang serius" kata mu. Dalam hati kamu takut, apa lagi lihat muka Doyoung yang datar sekarang malah gak mau lihat ke kalian.
"Jeno sama Lami ke kamar sana" kata Doyoung.
Cemberut wajah Doyoung, wow, hati mu sangat kacau :(
"Lami ga mau ah"
Doyoung, Lucas, dan kamu seketika menoleh. "Lami sering lihat tante Irene sebelah rumah kalau ada banyak orang bicara, pasti dia ikut denger" katanya polos.
"Lami kalau udah dibilangin papa tuh di denger. Ayok ikut abang!" Jeno tarik paksa adiknya.
Syukur Jeno waras.
Setelah mereka berdua pergi, dugeun dugeun mu kembali.
"Ya udah, kapan kalian nikahnya?" tanya Doyoung. "Ih kak, jangan langsung percaya gitu. Kita denger dulu omongan Lucas" kata mu panik.
Doyoung diam, Lucas diam. Kamu ikutan diam? Oh, tentu saja tidak esmeralda. Kamu dengan barbarnya datangin single sofa yang didudukin Lucas.
"Lo bilang semua ini cuma prank anjir, atau gue ga akan maafin lo selamanya" kata mu. Si Lucas langsung panik lah, dengar kabar kamu pindah ke Swiss dan menikah sama Doyoung aja bikin dia galau berhari hari.
"Iya iya, gue ngaku" katanya. Kamu langsung bernapas lega, tapi enggak dengan Doyoung yang masih kelihatan ga peduli.
"Gue emang mau nikah sama tetangga gue di Indonesia yang teman sekampus juga. Kebetulan namanya sama persis kayak lo, gue aja bingung. Kalau lo mau tau siapa orangnya, lo bisa cek ig Diandra Doyeon. Dia itu temannya Diandra yang pernah gue modusin pas SMA dulu" katanya.
Kamu gak pedulikan penjelasan Lucas setelahnya, kamu langsung melihat ke Doyoung. Dia lirik kamu sekilas, "tuh kan bener. Ga ada apa apa" rengek kamu.
"Emang yang nuduh kamu ada apa apa sama Lucas siapa?"
Lucas kaget dong, baru ini dia bisa lihat Doyoung senyum jahil ke kamu. Berhubung dia kuliah di kota yang beda dengan kamu, dia gak tau udah sejauh apa perkembangan mimik wajah Doyoung.
Memang cuma kamu yang bisa bikin dia berubah.
"Ish, udah bikin takut padahal" kata mu.
Lucas gerah. Niat pengen pamer ke kamu karena dia bisa menikah, eh malah dia yang dipamerin kemesraan sama kamu.
Memang nyata segala rencana buruk itu pasti dihalangi oleh Yang Maha Kuasa.
"Dah lah, gue mau balik" katanya sambil bergegas. Kamu dan Doyoung juga berdiri buat nganter Lucas ke depan rumah.
"Selamat ya, Cas. Gue bahagia kalau lo bahagia. Akhirnya fans gue bisa move on juga" kata mu. Lucas terkekeh, "sialan lo" katanya.
"Langgeng ya sampai beranak cucu. Siapa tau kita bisa jadi keluarga besar di masa depan" kata mu.
"Ih, saya gak mau anak saya punya papa mertua gila kayak Lucas " cibir Doyoung bercanda.
"Masih aja lo ya bang. Belom aja istri lo gue jadiin simpenan" balas Lucas.
Kamu langsung melerai Lucas. Kalau dibiarin, bisa bisa makin serius. Udah tau Doyoung orangnya salty.
"Dah, gue balik ya. Buat Bang Doy, tunggu aja status duda lo" ejek Lucas. Kalau gak segera kamu tahan, mungkin pot bunga kosong udah dilempar sama Doyoung.
Kalian masuk ke rumah dengan perasaan lega. Gak bisa kamu bayangin kalau Lucas beneran mau hancurkan rumah tangga mu.
"Yah, ternyata cuma prank ya" kata Doyoung. Kamu mengangguk, "gak mungkin lah aku permainkan kakak demi Lucas. 5 tahun aku nunggu kita bersama kayak gini, masa dengan gampangnya aku rusak sendiri" kata mu sambil peluk dia.
Dia ngangguk sambil ngusap pundak mu. "Tapi tetap aja kamu salah" katanya. Kamu mendongak, "apa?".
Doyoung smirk, "kamu salah karena udah ngomong anjir tadi" katanya. Mata mu berkedip 2 kali sebelum sadar kalau kamu lagi diambang masalah.
"Ternyata bener, good girls are bad girls that haven't been caught. Yuk, kita kerja keras siang ini" Doyoung mengedipkan sebelah matanya kemudian menarik kamu ke lantai atas.
Meanwhile Jeno dan Lami lagi bengong di kamar sambil tiduran. "Kira kira Om Beringin tadi ada urusan apa ya sama papa mama?" gumam Lami.
"Om Beringin siapa?"
"Om yang tadi dikira papa maling. Tinggi banget kan, mirip pohon beringin depan komplek" kata Lami.
Oalah nak, bakat gibah mu turun dari siapa sih?
"Abang juga gak tau. Biarin aja lah, paling ga ada apa apa" kata Jeno.
Karena gabut, Jeno nyalain musik dari radio kamarnya. Abis itu ya goleran lagi di kasur. Diam diam juga dia berpikir, kok bisa si Om Beringin itu ngaku ngaku kenal mamanya. Trus habis itu mamanya juga panik setelah baca kertas yang kasih Om Beringin tadi.
Jeno belum cukup dewasa untuk menebak hal negatif, tapi tetap aja udah bisa curiga.
"Eh abang, coba volume radionya dipelanin" kata Lami tiba tiba. Karena kaget, Jeno buru buru kecilin volumenya.
"Abang dengar gak?"
"Apa?"
"Kok ada suara napas kuat banget dari lantai atas?!"
Kening Jeno mengerut, "dari kamar papa mama, dek!" pekiknya. Lami ikut panik, "papa mama kayaknya dalam bahaya!". Jeno ngangguk, "ayo kita cek!".
Well, maaf, mungkin acara mantap mantap mu sama Doyoung batal eksekusi nih.
Have an interest on Lucas?
He loves you, though.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berakhir ¦ [kdy]
Fanfiction[Completed] "Maaf, tapi saya bukan pacar yang baik" Start: June 3, 2020 Finish: July 6, 2020