Bagian 29 || kembali Down

17 5 0
                                    

" Habis makan kita langsung ketoko sepatu yuk, rasanya aku ingin memborong mereka lucu sekali kan. " Mita yang duduk didekatnya mendekat.

" Wahh iya, ya sudah ayo kita makan. "

Kami menikmati makan sore kami, beberapa notif diponselku berbunyi.

+62083862080808

Sal kamu tidak dirumah?

Sal jawab.

Ini aku reza.


Aku menyerngit, setelah mengabaikan pesan reza yang pertama kini aku sambil berjalan kearea sepatu membalas pesan reza.

Iya aku sedang ada urusan.

Terkirim.


Tidak beberapa lama ia menelepon.

Klik!

' iya ada apa? '

' kamu dimana biarkan aku menjemputmu.  '

' Aku bisa pulang sendiri. '

Aku menjawab ketus, mengingat keajadian pagi tadi tentu saja. Dia bilang aku tidak usah ikut campur karena tidak ada yang terjadi jadi ini juga kan kasusnya hampir sama.

' aku akan menjemputmu, kamu dimana. '

Nada paling akhir dari reza terkesan dingin.

" Hahhh " aku menghela napas tepat saat melewati evalator.

' Dimall ***** '

' Baiklah, aku akan kesana. '

' Hm. '

Setelah keluar dari area store sepatu kami menuju area jam tangan. Aku sengaja tidak masuk kedalam dulu karena harus menunggu reza, tadi ia sempat telepon kembali mengatakan bahwa ia ada dilantai satu dan sedang dalam perjalanan kemari.

Masih belum melihat tanda - tanda ia muncul padahal tempat store jam merk ini terkenal jadi harusnya ia tidak susah mencari - cari lama.

Sambil menunggu aku goyangkan kakiku kekanan kekiri, 2 belanjaan yang kubeli memang tidak berat tapi jika dipegang selama ini membuatku sedikit  pegal.

" Wahh reza! "

Aku menoleh kearah teriakan itu.

Lalu reza sudah ada disampingku, menarik tas belanjaanku lalu mengusap rambutku pelan.

" Maaf lama. " Ia mengatakan itu seolah aku memang menunggu sangat lama.

" Reza. Salwa. Hem??? " Aku tidak perduli dengan tas belanjaanku lagi tapi kini aku menatap kearah dila teman yang tadi bersamaku.

" Eum, tidak apakan jika aku membawa reza, " tanyaku.

" Kalian pacaran? " Aku menggeleng.

" Bukan kami hanya teman. "

" Tapi reza tidak pernah seperti ini bersama siapapun. " 

Mendengar perkataan yang keluar dari mulut dila langaung terpikir terpikir bahwa dila ini adalah salah satu fans reza. Jantungku langsung mencelos saat reza sepertinya juga mengetahui itu. Terlihat dari cara menatapnya.

Reza paling tidak bisa menyembunyikan ketidaksuakaanya terhadap orang, dan aku mulai sadar itu belakangan ini. Apalagi jika ia melihat fans - fansnya ia akan langsung menjadi reza yang dingin.

" Kali ini beneran kami berdua tidak ada hubungan apapun selain teman, " tegasku.

Aku mencoba mencari pengakuan dari reza tapi wajah reza semakin dingin saat terus - terusan ditatap oleh dila.

Honey & Heaven [Complate]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang