•°•. Alice -kun di Negeri Kebodohan

1.1K 108 77
                                    

Ketiga anak dan seekor setan itu menunduk sujud kepada seseorang yang sangat mereka hormati. Grimm sebenarnya dipaksa untuk bersujud sih. Sepenuhnya ini semua kesalahan Ace dan Deuce. Danang yang tak memiliki kesalahan itu malah harus ikut meminta maaf. Siapa yang mereka mintai maaf?

Trey.

Pria itu tersenyum tanpa menggunakan kacamatanya. Aura amarahnya nampak memenuhi ruangan sampai-sampai Cater tak berani mendekat. Trey berkata "Apa yang akan dikatakan bila berbuat salah?"

"Sorry, sengaja-" Danang langsung menutup mulutnya.

"Kami benar-benar minta maaf, Trey -senpai!" ucap mereka bersama dengan keras dan kompak.

Trey membuka matanya "Bagus, anak pintar... Sekarang apa yang harus kalian lakukan?"

"Me-mengganti kacamata Trey -senpai yang kami hancurkan...." Ace ketakutan.

"Dan...?"

"Membereskan kamar Trey -senpai...."

Ruangan yang mereka diami saat ini adalah kamar Trey. Kamar yang seharusnya rapi itu kini bak habis diterjang badai topan. Semua hal tercecer di lantai bahkan ranjang sudah tidak berbentuk ranjang. Beberapa laporan dan buku terkapar gosong di lantai. Yang paling membuat Trey marah adalah sebuah alat bantu lihat miliknya alias kacamata bingkai hitam itu, benda itu ikut tergeletak hancur terbagi menjadi dua bagian.

"T-Trey, kau sepertinya agak berlebihan-" Cater mencoba untuk menyelamatkan teman-temannya, tapi Trey malah berbalik menatapnya.

Death glarenya semakin menekan suasana "Sebaiknya jangan bentu mereka, Cater."

"Te-tentu!" Cater menatap para kouhainya dengan isyarat "Maaf ya ges, aku takut sama doiku."

"Kau sudah berusaha Cater -senpai! Terimakasih!" balas tatapan Deuce.

Beberapa saat yang lalu....

"ACE TRAPPOLA!! TUNJUKKAN MUKAMU!!!" Riddle berteriak sambil membuka pintu kamar asrama Ace.

"Apaan mas e? Aku lagi sibuk." Ace kini dengan OOCnya belajar di mejanya.

Riddle mengambil buku Ace "Kamu kan yang ngambil pie strawberryku?!"

"Hah? Nggak nyod, aku ngerjakan pr dari tadi!"

"Sejak kapan?"

"Sekitar... 3 jam yang lalu."

Riddle melihat pekerjaan Ace. Kemudian kembali menatap Ace curiga tingkat atas. Gatau dah, kenapa Riddle bisa dendem kusumat sama Ace. "Cari pencurinya, jangan menolak atau aku penggal kepalamu!" perintah Riddle.

"Enaknya! Ogah aku, mending aku ngerjakan pr daripada--"

Riddle mencengkram pundak Ace dengan kuat "Aku akan benar-benar memenggal kepalamu kemudian aku akan memajangnya di atas perapian kamarku agar aku bisa selalu merendahkanmu."

Ace menelan liurnya "Si-siap pak haji!" dia langsung pergi dari kamarnya.

"Betewe Ace, jawabanmu salah semua." gumam Riddle.

Ace mengetuk kamar Deuce. Memang ya kalau cari bantuan itu datengnya ke doinya. Berkali-kali Ace mengetuk tetapi tak kunjung dibuka oleh Deuce. "Samlekom! Oe! Buka ga pintunya!"

Tak ada jawaban.

Ace kehilangan kesabaran dan akhirnya mendobrak pintu itu hingga terbuka. Terlihat kamar yang berantakan seperti bukan kamar Deuce. Ace sempat berpikir dia salah masuk kamar sampai dia melihat sosok yang tergeletak di balik selimut. "Oi, Deuce -kun is dat yu?"

Daily Life of Night Raven College Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang