Waktu Tak akan Kembali

158 14 5
                                    

Pagi yang cerah dengan di penuhi canda tawa dan kehangatan cinta, membuat siapa pun betah berada di dalam rumah megah ini. Kebanyakan orang-orang yang memiliki kehidupan berkecukupan dan tinggal di dalam rumah megah, hanya akan memiliki suasan sepi dan hampa, namun berbeda dengan kediaman Uzumaki Naruto yang setiap harinya selalu dipenuhi kecerian, ini semua berkat istri tercinta dan kedua anak kembarnya, Uzumaki Boruto dan Uzumaki Himawari.

"Naru, aku ingin jalan-jalan." Kata Hinata dengan memeluk tubuh tegap Naruto dari belakang, saat Naruto tengah berkaca di dalam kamar.

"Aku sibuk, hinata. Kamu pergi saja dengan anak-anak, ya. Nanti ku transfer uangnya, kalian bebas mau ke mana saja, biar nanti di antar sopir." Kata Naruto sambil menyisir rambut pirangnya.

Sempat terlihat bias kecewa di wajah Hinata. Namun, hal ini diacuhkan oleh Naruto. Pikir Naruto, istrinya akan kembali ceria setelah berbelanja nanti, jadi ia tak perlu mencemaskannya.

"Naru, sekali-kali aja. Luangin waktu buat aku sama anak-anak. Masa kecil mereka itu cuma sebentar. Jangan kamu lewatkan perkembangan mereka, nanti kamu nggak tahu apa-apa. Tahu-tahu mereka udah dewasa tanpa masa kenagan sama kamu yang bisa mereka ingat." Ujar Hinata.

"Aku kerjakan, buat kamu dan anak-anak. Jangan manja. Nanti malam aku survey kamu yah." Kata Naruto dengan nada menggoda istrinya. Biasanya wajah Hinata akan memerah kalau di goda seperti itu. Namun, kali ini ia tetap cemberut. Walaupun melihat hal ini, Naruto tetap mengabaikan rengekan Hinata, ia terlalu yakin dengan sifat Hinata yang tak pernah marah, sabar, dan tak pernah mengeluh, bahkan saat mereka susah dulu.

"Naru, selalu saja begitu. Itu doang yang dipikir. Memangnya aku cuma butuh itu saja ? Waktu cepat berlalu. Jangan nyesel nanti kalau sudah tua. Jangan sampai lupa, kerja buat apa kalau nggak bisa nikmati hasilnya. Cuma mau jalan-jalan sebulan sekali saja, masa nggak ada waktu." Hinata mengomel.

Naruto mencium sekilas bibir Hinata. Berharap kekesalan istrinya cepat reda. Namun, ia tetap cemberut dan menghapus dengan kasar bekas kecupan Naruto.

"Udah ah!! Nggak usah ngambek kaya anak remaja, aku ada urusan. Nggak usah marah-marah, aku tuh, bukan selingkuh, cuma kerja. Gitu aja ngambek. Kamu jalan-jalan sama anak-anak saja, minta antar sopir. Ku transfer uang buat kalian. Aku berangkat." Setegah kesal Naruto dibuat Hinata, sedangkan Naruto bukan tipe lelaki yang bisa membujuk istri demi mendapat senyumnya. Hanya sekali dua kali Naruto akan membujuk, kalau masih ngambek ia tak akan peduli. Baginya otak dan tubuhnya sudah lelah untuk bekerja, sikap manja hanya membuatnya semakin merasa lelah dan pusing.

Ketika sampai di teras, si kembar Boruto dan Himawari tengah bermain di halaman. Mereka menghambur menghampiri sang papa.
"Papa mau ke mana ? Ini kan, hari Minggu." Tanya Boruto dengan nada sedih.

"Ikuttt." Rengek Boruto dan Himawari bersamaan.

Naruto menghela nafas panjang. "Papa, kan, mau kerja. Nggak boleh ikut. Sudah yah, kalian jalan-jalan sama mama aja. Nanti di antar sama sopir, oke."

"Sekaliiiii, aja, Pa. Kami juga mau main sama Papa." Rengek Himawari.

Naruto menggeleng tegas. Boruto dan Himawari hanya mendengkus kesal. Namun, seperti biasa meraka sudah hafal, tak akan merengek lebih lama. Naruto bernafas lega melihat itu, ia langsung menuju ke mobil dan meninggalkan rumah mewahnya.

...

Kehidupanku sudah banyak berubah sejak lima tahun terakhir. Dulu, jangakan rumah pribadi yang mewah, mengontrak saja sering menunggak. Seringkali aku dan Hinata harus makan sebungkus nasi atau merebus sebungkus mie untuk berdua. Karena itulah, kami menunda memiliki momongan, hingga di tahun kelima barulah Hinata melahirkan Boruto dan Himawari. Hingga aku mendaptkan pekerjaan yang bagus dengan gaji cukup besar, lalu mulai menemukan jalur proyek dan sibuk dengan pekerjaan sampingan. Sekarang, sudah kulepaskan pekerjaan di perusahaan. Pekerjaan sampinganku lebih menjanjikan. Kemudian, sedikit-sedikit kubangun usaha pribadi dari hasil menabung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jikan ga modoranaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang