[edit] cerita ini HANYA di-crosspost di twt dengan id wp lama aku. Tadinya mau cek ombak, eh ombaknya kegedean 🤣
Fanfic ini dipersembahkan kepada para bucin banginho (termasuk aku) karena bucin banginho memang sedap HAHAHAHA 🤣
Ga terlalu horor sih 😐 enjoy ur 4k word journey and...
Have a nice reading
Kesan merupakan sebuah perasaan yang timbul ketika pertama kali bertemu. Perasaan tersebut dapat tinggal karena terlihat atau terdengar. Kemudian, kesan tersebut dapat menjadi sebuah memori dalam jangka waktu yang lama. Memori ini, tentunya berkaitan dengan seseorang atau suatu benda tertentu.
Seperti selembar kertas yang kupegang saat ini yang dapat membangkitkan memori. Ajaibnya, selembar kertas ini juga dapat membangkitkan perasaan dari relung jiwaku yang terdalam. Ada sedikit getaran di tanganku ketika aku melihat nama sang pengirim surat ini.
Lee Minho.
Seseorang yang meninggalkan memori tersendiri bagiku. Kami pernah sangat dekat seperti sepasang sepatu hingga banyak yang mengatakan, "Di mana ada Minho, di situ ada Chan." Kira-kira sedekat itulah kami di mata orang-orang. Namun lebih dari itu ia, Minho, merupakan seseorang yang kukagumi, seseorang yang kudambakan sebelum akhirnya menghilang.
Dan di sinilah aku, membaca sepucuk surat dengan pengirim bernama Lee Minho yang sangat kuyakini merupakan Minho yang kukenal. Dengan gemuruh di dada yang menjalar ke tanganku, aku membacanya. Awalnya tidak percaya, lalu perasaan senang muncul—disertai dengan semakin kencangnya getaran di tanganku—, kemudian perasaan terharu karena ia masih mengingatku. Ini terdengar sedikit berlebihan tetapi kejadian ini seperti once in a blue moon. Sangat disayangkan, padahal dulu kami sering bersama.
Biar kuceritakan bagaimana pertama kali kami bertemu. Saat itu, kami berdua hanyalah siswa SMA biasa di Seoul yang asing. Aku baru saja pindah ke Korea Selatan saat berumur 16 tahun bersama kedua orang tuaku dari Sydney, Australia. Ayahku memutuskan untuk kembali ke Korea Selatan karena bujukan kakek dan nenek yang mengeluh bahwa rumahnya terlalu sepi. Tentu ayahku bisa saja menolak tetapi karena keadaan ekonomi yang cukup sulit, kami akhirnya pindah ke Seoul—walaupun Seoul juga merupakan kota besar dengan biaya hidup yang tak murah—setidaknya ayah bisa mengurus usaha barang antik milik keluarga yang sudah besar.
Tetapi cukuplah aku bercerita tentang kepindahanku sampai sini karena selanjutnya, aku akan menceritakan pertemuanku dengan seorang pemuda yang sedikit banyak berpengaruh terhadap hidupku. Biar kuceritakan. Saat itu, murid-murid baru tampak berbahagia mengenakan seragam SMA mereka. Namun berbeda denganku, aku malah terlihat kebingungan seperti tikus kecil yang tersesat. Aku juga merasa takut karena beberapa pasang mata menatapku aneh saat berjalan di lorong menuju kelas. Aku berhasil mengabaikan tatapan tersebut karena, setibanya di kelas, perhatianku tertuju kepada seorang anak laki-laki yang duduk sendirian di bangku tengah.
Perhatianku tertuju—atau mungkin terampas—karena parasnya yang polos dan menarik perhatian. Ia tampak seperti pemuda yang tak banyak bicara. Tangannya memegang sebuah pensil yang dengan nakalnya sengaja menggambar di atas meja. Kuhampiri ia dengan rasa penasaran lalu dengan tak tahu malu, aku menaruh tasku di sisinya. Tetapi kehadiranku ini sepertinya tidak membuatnya terganggu karena ia terus melanjutkan kegiatannya. Oh, sungguh sikapnya yang seperti itu membuatku semakin penasaran padanya. Kuberanikan untuk menyapa duluan dengan mengulurkan tanganku tepat di depan wajahnya.
"Hai, namaku Bang Chan."
Ia menatapku sebentar sebelum akhirnya bereaksi. "Lee Minho."
Begitulah aku memperkenalkan diri di hari pertama. Selanjutnya, aku mengetahui bahwa ia juga bukan berasal dari Seoul, melainkan dari Gimpo. Ternyata, ayahnya mengelola sebuah restoran masakan tradisional di dekat sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kunjungan Kawan Lama | Banginho
FanfictionSebuah surat mengantarkan Chan mengunjungi kawan lamanya, Minho, di Gimpo. Dengan senang hati, ia pergi mengunjungi tanpa menyadari bahwa Minho telah berubah. A Binginho Oneshot Horror Fanfic Written by dar_ 📝 : 29/08/2020