AWAL KESADAR

7 0 0
                                    

Perjalanan jauh yang ku tempuh menyusuri hutan di tepi jalan. Dengan waspada ku menyusuri hutan dengan mencari para helper. Naung-naung Zolter menghantui perjalananku selama mencari keperluan untuk bertahan hidup. Perjalanan yang mencekam ini mengingat kan ku pada masa masa sebelum semua kekacauan ini terjadi. Masa masa saat para wanita di sekolahku sangat terpesona pada ku, "Regal!!! Regal!!!" teriakan wanita wanita histeris yang melihat ketampanan ku dan badan ku yang sangat menujukan orang yang atletis. Banyak bidang olah raga yang aku sukai membuat bentuk badan ku atletis. 

Hingga saat itu terjadi diamana aku melihat seseorang yang bertingkah aneh yang berjalan dengan tatapan kosong dan badan yang penuh dengan luka. Tiba-tiba saja aku melihat nya menggigit orang di dekat nya dan menjadi kan orang yang digigitnya menjadi komplotan Zolter. "Growww" terdengar suara aneh yang menggangu flashback flashback yang sedang aku pikirkan. Aku mulai waspada dengan suasana sekitar, ternyata tepat di jalan situ aku melihat dua sosok Zolter yang sedang menyantap daging manusia yang tak berdosa dengan nikmat. Aku yang hanya bermodalkan pistol biasa dengan sisah amunisi yang tidak banyak yang mungkin untuk menembak empat atau lima Zolter saja. Dengan tekad aku mencoba untuk membunuh Zolter yang sedang menyantap manusia itu. Saat aku mulai mendekati mahkluk itu, tampak dia mulai mencium keberadaanku. Dengan sigap aku menyiapkan senjataku, saat aku ingin mengokang senjataku tampak tersangkut senjataku. Saat bersamaan juga Zolter mulai berlalri mendekatiku dengan tatapan melihat makanan yang begitu nikmat. Dengan bergegas aku mecoba segala hal "Dorr!!Dorr!!" kedua Zolter itu tergeletak tak berdaya. Legah hati ini maut yang hampir menerkam ku, aku berhasil menghindarinya. Aku mulai melanjutkan eksplorisasiku dengan membuka mobil mobil yang tak bisa bergerak di sepanjang jalan itu. Tidak banyak yang dapat ku temukan di dalam mobil mobil mati itu. Dua botol minuman, dua makanan ringan, dan satu kotak obat medis yang kiranya bisa digunakan untuk pertolongan pertama. Mulai kumasukan semua barang itu kedalam tas ku dan mulai kulanjutkan perjalanan ku menyusuri hutan. Aku menyusuri hutan dengan harapan ada nya sebuah rumah yang dibangun di pedalaman hutan. Waktu demi waktu aku berjalan satu botol minuman dan makanan ringan yang aku bawa mulai habis. Aku mulai membpercepat perjalanan ku karena terlihat waktu sudah mulai menjelang sore. Akhirnya aku menemukan sebuah rumah di dalam hutan, ntah apakah ada penghuninya? Atau mungkin penghuni di dalam sudah pergi mencari helper , atau mungkin mereka menjadi salah satu dari mereka. Semakin dekat aku dengan rumah itu, waktupun sudah mulai menuju gelap. Dengan bergegas dan waspada aku mulai menyusuri rumah itu. Mendekatlak akhirnya aku pada pintu masuk rumah itu. Kucoba membuka pintu itu tapi tidak bisa tampak rumah itu terkunci dari dalam. Aku mengetok berkali kali tidak ada yang menyambut kehadiran ku. Akhirnya "Druaggg...." Pintu itu berhasil aku buka dengan sekuat tenaga aku mendobrak nya. Langkah demi langkah aku menyusuri rumah itu dengan pistol yang selalu siap menembak kapan saja. Akupun mulai menelusurinya mulai dari dapur yang tampak kosong tak berisi apapun ku buka lemari satu persatu. Berjalan lah aku kerunag tamu, dan aku bertemu dengan sebuah senter tepat di atas meja yang tampak masih bisa menyala. Saat aku ingin menaiki ke lantai dua rumah itu aku mendengan suara ketokan pintu tepat di lantai dua itu. Rasa takut mulai ku rasakan menyelimutiku. Ku naiki tangga itu terdengar suara ketukan pintu itu berada tepat di ujung lorong yang melewati tiga pintu lain nya yang berada di kanan dan kiri. Berjalanlah aku mendekati pintu itu sambil ku buka satu persatu pintu di kanan dan kiri itu berharap menemukan sesuatu yang dapat di gunakan. Pintu pertama ku buka tidak terdapat apapun hanya sebuah kamar kosong yang rapi yang tidak berisi apapun. Pintu kedua ku buka, gelap didalam sana aku hanya bisa melihat sebuah bak mandi karena lampu tidak dapat dinyalakan aku tidak ingin menyusuri kamar mandi itu. Kamar ketiga aku buka dan sama dengan hal nya kamar pertama tidak ada apapun. Tiba lah aku di pintu terakhir tepat di ujung lorong. Dengan pistol yang sudah ku kokang ku buka pintu itu. Namun ternyata pintu itu terkunci, aku tidak tahu itu terkunci dari dalam atau luar. Akhirnya kudobrak pintu itu dan aku melihat seorang perempuan yang bisa dibilang meiliki umur yang sama dengan ku. Ternyata perempuan itu adalah anak si pemilik rumah ini. Tampak lemas perempuan ini ku angkat lah dia ke atas kasur dan ku berika sebotol minuman dan makanan ringan yang berhasil ku dapat tadi. Beberapa menit kemudian perempuan itu tersadar dan langsung melompat menjauh dari ku dan

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bertahan HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang