1. Selamat Arabella!

67 14 5
                                    

"selamat Ara!" Inna datang membawa buket Doraemon berukuran besar dan menyerahkannya ke tangan Ara.

"Thank you bobocu!" Inna mencebik kesal dan terkekeh setelahnya.

"Uwu uwu, cantiknya pacar kak Rian," Inna mencubit pipi tirus Ara dan berhasil membuat si empu merasa kesal.

"Sakit na!" kesalnya.

"Na, jangan gitu," Rian datang dan memukul tangan adiknya yang sangat suka mencubit pipi tirus pacarnya itu.
Hei! Padahal pipi Ara tidak tembam sama sekali!

"Congrats baby girl," Rian tersenyum tipis dan mencium pucuk kepala Ara lama. Lalu ia beralih menggenggam tangan Ara menghampiri keluarga Ara.

"Selamat Ara kesayangannya Ana," Ana datang dan memberi sebuah kotak hadiah dan mencium pucuk kepala adiknya.

Hari ini adalah hari kelulusan Ara, dia lulus menjadi seorang pengacara.

Arabella Mellova S.H

Gelar yang sangat ingin dia sandang sedari ia SMP, akhirnya tercapai juga. Bukan mudah prosesnya untuk ia mendapat gelar itu, dia harus bersitenggang dengan kedua orang tuanya yang ngotot ingin dia mengambil fakultas management agar bisa meneruskan perusahaan papanya. Kakaknya Ana seorang model yang tidak mau berlanjut kuliah, tapi tak pernah sedikitpun dapat paksaan dari papa dan mamanya, kadang Ara merasa iri dengan Ana.

Ah, itu sudah lalu!

Lupakan Ara!

Lupakan!

Ara tersenyum dan menyalami tangan kedua orang tuanya yang terus terdiam, bukankah mereka sudah setuju? Lalu mengapa sampai sekarang mereka masih belum menerima.

Ara tersenyum kecut dan berbalik menghampiri Rian yang menjauh mengangkat telpon.

"Iya san, hari ini saya tidak bisa kekantor, tolong deadline semua pertemuan saya hari ini," Rian mengakhiri telpon dan tersenyum singkat ke Ara.

"Happy anniversary kak Ian," Rian memukul jidatnya singkat dan terkekeh.

"Kok saya bisa lupa ya," kekehnya "Happy anniversary too Rara nya Ian, anive ke berapa ya?" Bingungnya.

Ara tersenyum simpul dan mengangkat tangannya memberitahu bahwa ini annive mereka yang ke 5 tahun. "Oiya yang ke 5," dia terkekeh singkat dan membisikkan sesuatu ke telinga Ara.

"Hadiah kamu ada di mobil saya, dan hadiah saya," dia menjeda kalimatnya "saya tunggu kesiapan kamu," Ara tersenyum malu malu, selalu saja begitu.

Selesai acara, Ana dan orang tua Ara pulang ke rumah mereka, sedangkan Ara lebih memilih pergi bersama Rian. Rian sudah meminta izin kepada orang tua Ara untuk membawa Ara liburan ke suatu tempat.

"Happy anniversary my baby girl," Rian menyerahkan sebuah kado berlapis kertas kado bermotif Doraemon.

"Thanks kak Ian and I love U," Rian tersenyum simpul, selama mereka berpacaran, Rian memang tak pernah menyatakan bahwa dia mencintai Ara, tapi dengan cara Rian yang saling memperkenalkan diri ke orang tua masing masing, bukankan itu lebih meyakinkan dari pada ungkapan.

"Kamu mau memberikan kado saya?" Ara tampak berpikir dan terkekeh setelahnya.

Ara mengangguk dan berucap "ini sudah annive ke lima, dan aku percaya kak Ian," enteh setan dari mana yang merasuki Ara, dia bangkit dari duduknya dan mencium bibir Ian sekilas.

Wow!

Beritahu Rian untuk segera mencatat Rekor terbarunya ini, setelah sekian lama berpacaran, baru kali ini Ara mau menciumnya, di bibir lagi!

"Apakah ini," Rian kembali menjeda ucapanya, "hmm," Ara tersenyum dan mengedipkan matanya.

Rian tersenyum dan menjalankan Pajero sportnya menuju ke sebuah pantai, sepanjang perjalanan mata Rian tak henti hentinya menatap Ara yang sedang tertidur di sampingnya.

Dia tersenyum sendu, "mungkin ini yang terbaik," lirihnya.

Setelah sampai ke daerah pantai. Rian memakirkan mobilnya di parkiran khusus mobil dan menggendong Ara memasuki hotel yang terletak di tepi pantai tersebut.

Bukan hotel yang mewah yang ia pesan, melainkan hotel sederhana yang menghadap ke bibir pantai, sesederhana ara kekasihnya.

"Ra," dia menepuk pelan pipi Ara, Ara melenguh dan menguap, lalu mengeratkan pelukannya ke leher Rian "lima menit lagi please," Rian terkekeh dan melanjutkan langkahnya menuju meja Resepsionis

"Kamar nomor 313," Rian menunjukan handphone nya ke arah resepsionis wanita dan pria itu.

"Silahkan pak, akan kami antar," Resepsionis bername tag Arsila itu membungkukkan sedikit badannya dan berjalan mengantarkan Ara dan Rian ke kamar mereka.

Kamar mereka terletak di lantai tiga hotel, balkonnya berhadap langsung ke arah pantai. Hari semakin sore, Rian memutuskan untuk membersihkan diri lalu membangunkan Ara yang masih terlelap.

Rian menetesi wajah Ara dengan air dari Rambutnya yang masih basah, Ara menggeliat dan membuka matanya "udah lima menit ya," keluhnya.

"Udah lima puluh menit arabella," kekeh Rian.

Hoam.. Ara menguap dan berjalan gontai ke kamar mandi, semenit kemudian dia membelalakkan matanya, "OMG! Ara gak bawa baju ganti!" Rian terkekeh dan memeluknya seraya menyerahkan kantung belanjaan yang berisikan baju baju kaos dan gaun serta celana pendek ke arahnya.

"Udah sematang itu ternyata persiapannya," kekehnya. Rian terkekeh kemudian "mandi gih," Rian mendorong Ara memasuki kamar mandi yang ada di dalam hotel.

Selesai mandi, Ara keluar dengan baju kaos Doraemon dan celana sepaha yang memperlihatkan paha mulusnya, Rian yang sedang asik Mein game mengalihkan pandangannya dan meneguk ludahnya kasar.

"Ternyata princess ku sedang menggodaku," kekehnya.

Rian langsung mendekati Ara yang sedang mengeringkan rambutnya dengan hairdryer yang ada di meja kamar hotel ini.

Saat rambut Ara mengering, Rian mengambil alih mengikat rambut Ara dan mengekspose leher jenjangnya.

18+

Seperti kehilangan kendali, Rian langsung mengecup leher Ara dan memberikan beberapa kissmark di bagian lehernya. Rian menghentikan aksinya dan menggendong Ara menuju ranjang.

Ara sangat gugup, ini adalah hal pertama baginya, di sentuh oleh lelaki adalah hal pertama bagi Ara, selama ini Rian hanya ia perbolehkan mengecup pucuk kepalanya saja.

Rian menurunkan Ara ke tengah ranjang dan mebungkuk di atas Ara.
Nafasnya terengah engah dan wajahnya merah padam. Rian memejamkan wajahnya erat.

Ara yang paham akan kodisi sang pacar pun mengambil tindakan mencium bibir Rian, setidaknya Inna sudah sedikit mengajarinya.

Hmpph,

Rian yang sadar ini adalah hal yang pertama bagi Ara pun membimbing Ara dengan telaten, tangan Rian mengeksplore ke berbagai lekuk tubuh Ara.

"Ahh, hmphh... Iann" Ara meracau dan menjambak rambut Rian.

InnaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang