01

1.4K 192 31
                                    

Disclaimer : Masashi Kishimoto
.
.
Story au by : Aizuhime x TintaPerak_
.
.
15+
.
.

Mulmed : How About Your Day - NC.A

.
.

Note : Dianjurkan baca sambil rebahan, dan dengerin musik di mulmed.

Semoga menikmati tulisan ini dan pesannya nyampe ke kalian, salam kenal aku Tintin.

Semoga menikmati tulisan ini dan pesannya nyampe ke kalian, salam kenal aku Tintin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌼🌼🌼🌼

HYUGA Hinata mulai mempertanyakan eksistensinya di kemudian hari. Ujian kelulusan sudah terdengar senter di sekolahnya, beberapa murid menceritakan keinginan besar mereka mendiami Universitas ternama. Beberapa murid lagi, menyatakan akan menggeluti hobi mereka dengan serius. Hinata termenung di dalam kelas, kepalanya menatap jendela, netra perak keunguan itu menatap langit berawan di luar jendela. Beberapa detik kemudian, bel pulang sekolah berbunyi. Para murid serentak membereskan alat tulis mereka, berbondong-bondong keluar kelas dengan gelak tawa dan candaan.

Hanya Hinata yang berjalan kelewat santai dan enggan berdesak-desakan. Gadis bersurai indigo dengan poni tengah itu menyusuri jalan untuk mendekati halte, Hinata menunduk ketika ia mulai mempertanyakan banyak hal dalam kepalanya.

Sekarang sudah awal musim dingin. Masa sekolahnya akan berakhir dalam beberapa bulan ke depan. Hiashi, sang Ayah, akan mulai bertanya tentang jenjang pendidikan selanjutnya, di desak sebuah pilihan yang selama ini tidak pernah gadis itu benar-benar pilih.

Otaknya memuat satu pertanyaan yang tak kunjung mendapat jawaban.

Apa yang sebenarnya Hinata cari selama ini?

Menempuh pendidikan formal dengan serius, mencetak nilai sempurna sudah menjadi kebiasaan yang prestisius, lalu bagaimana rasanya menikmati pilihannya sendiri?

Selama ini, langkahnya hanya di dikte Hiashi. Pena kehidupannya tidak pernah di tulis sendiri, kuasa tangan sang Ayah yang membuat skema visioner kehidupannya. Sebuah gagasan yang selama ini gadis itu genggam sebagai ideologi konkret.

Kehidupan adalah kompetisi, bisik Ayahnya saat itu. Kehidupan adalah arena berlari, yang paling cepat sampai finish, yang berhak memegang piala bukan?

Hinata sudah di podium kemenangan. Tercatat sebagai murid berprestasi tanpa kendala, tanpa minus di sikap dan tata krama. Hinata tumbuh menjadi gadis ideal yang di sukai guru-guru di sekolah, perpustakaan adalah dunia ke duanya, belajar sudah menjadi afeksi paling memikat untuknya.

Namun, bagaimana bisa kemenangannya sunyi sekali? Seperti pulau tidak berpenghuni, seperti penari bergerak tanpa musik, seperti piano melantun tanpa partitur. Dunia yang Hinata genggam berbeda dengan para murid kebanyakan.

Ukiyo [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang