Bagian 30 || The Day

17 6 0
                                    

" Semua orang menyalahkanku atas kritisnya novi. Bukan menyalahkanmu sal. Jadi berhenti mengatakan hal yang tidak penting. "

Pelukan reza semakin mengerat.

Aku bisa merasakan nafasnya memburu suaranya juga terdengar serak. Seperti orang yang ingin menangis.

" Aku menjelaskan padanya bahwa dia harus bicara pada ibunya bahwa kita hanya berteman, tapi dia sama sekali tidak marah. Aku pikir semua baik - baik saja, tapi pagi itu setelah aku mengurus novi teman - temanmu datang. Aku tidak tahu kenapa, lalu beberapa menit kemudian novi kritis lagi. Trisa menamparku dan mengatakan bahwa dia tahu segalanya. . . Dan kemungkinan terbesarnya novi mengatakan semuanya sendiri.  "

Aku melepaskan pelukanku.

" Zaaa~ "

Reza menatapku. Aku tahu dia sedang tidak bercanda, aku juga tahu dibalik sikapnya tadi saat kemari.

" Novi mengusirmu? " tebakku.

Reza membawaku kedalam pelukanya lagi.

" Mama mengusirku. "

Aku mengelus rambut belakang reza, kali ini tidak ada suara seraknya lagi yang keluar. Aku juga merasa bersalah semua orang tersakiti.

Dan aku tahu kenapa erina dan yang lainya menjauhiku. Aku tidak boleh berpikir terlalu serius tapi ini bukan wilayahku untuk menghakimi diri sendiri dan reza. Kami sama - sama egois ternyata. Terlebih diriku. Dari datangnya reza aku bisa menyadari bahwa ia memang membutuhkan ku.

Reza memang seharusnya marah padaku karena terus ku pojokan agar selalu bersama novi. Tapi baik aku ataupun reza kami sama - sama kalah karena tidak ada yang melihat sisi kami berdua.

Reza begitu terkejut saat tante ana mengusir ia dari ruangan novi dengan kata lain tante ana menyalahkan reza atas kritisnya novi.

" Za~ ayo kita pulang. Maksudku, kamu harus pulang. Istirahatlah, " ujarku.

" Bisakah kamu temani aku? "

Aku mengangguk, meski ragu tapi ia tidak bisa ditinggalkan sendiri ia butuh sandaran.

Aku tidak ingin melihat orang rapuh tapi aku juga tidak tahan dengan kita, tentang hubungan ini tentang rumitnya permasalahan untuk menjadi satu. Kita yeah aku dan reza.

Setelah mengirim pesan pada mama bahwa aku tidak bisa mengikuti makan malam. Mama mengiyakan tapi ia memintaku untuk dijemput saat pulang, katanya itu perintah papa yang khawatir bagaimanapun juga aku termasuk anak gadisnya.

Mungkin juga karena ini pertama kalinya aku akan pergi keluar malam tanpa kak aga.

Setelah beberapa menit kami sampai dirumah reza, seperti dugaanku reza ini kaya. Sangat berkecukupan. Dilihat saat kami memasuki gerbang hingga kini aku duduk diruang tamu.

Reza mencari mamanya tapi tidak ada, lalu seperti niat awalnya tadi aku akan menemani ia istirahat.

Reza berbaring ditempat tidur sedangkan aku masih berdiri didepan tempat masuk kamar ini. Ingatkan bahwa aku wanita, atau kalian bisa ingatkan bahwa kami ini bukan siapa - siapa Dikamar reza seperti biasanya ada skat tembok untuk memisahkan kasur dengan ruang televisi yang bisa kalian bayangkan seperti ruang tamu didalam kamar.

" Kemarilah. "

Aku berjalan kearahnya, melepaskan sepatu lalu tas sekolah aku duduk disamping kasur reza. Aku pernah melihat mama melakukan ini pada mila saat mila tidak bisa tertidur jadi aku mengaplikasikan nya pada reza tanpa pikir panjang.

Beberapa detik reza sama sekali tidak menutup matanya lalu setengah duduk disampingku.

" Kemarilah. " Saat mengatakanya lagi reza menarikku kedalam pelukannya, tubuhku jatuh keatas kasur jadilah saat ini kami terbaring dengan saling peluk.

Honey & Heaven [Complate]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang