Dua kelopak mata itu mengerjap pelan dalam beberapa detik sampai benar-benar terbuka. Matanya menatap ke langit-langit kamarnya, hanya sepersekian detik sampai akhirnya ia menengak dengan mata membulat menelisik seisi kamarnya dan berseru kaget.
"KOK GUE DISINI??!!"
"WOOYOUNG MANA??"
Pertanyaan tanpa jawaban. Karena hanya dia di kamar itu.
Tubuhnya memutar menoleh pada jendela kamarnya yang tertutup kain gorden, sudah pagi. Ia lalu melihat jam dinding.
05.45
Gadis itu mendengus "Gue ketiduran nih pasti. Ck malu-maluin banget" Katanya lalu menepuk dahinya, ia tersentak sendiri saat merasakan plester demam di dahinya.
Plester demam, terbangun di kamarnya, dan matanya menangkap buket bunga mawar putih di meja belajarnya. Alea tidak ingin menuduh satu orang tapi pikirannya tak bisa memikirkan orang lain.
Gadis itu meraih ponsel yang terletak di meja disamping kasurnya dan mencari nama Wooyoung yang ternyata sudah terdapat banyak pesan disana.
Wooyoung
Hari ini sekolah nggak?
Kalo masih demam nggak usah sekolah
Dirumah aja
Istirahat
Belom bangun ya?
Teh udah jam segini belom bangun?
Ini masih tidur beneran?
Teh nggak baik bangun siang-siang
Bales dong :'(
Oh gini ya rasanya Pak Setyo ngejelasin panjang lebar terus nggak ada yang nanya? :'(
Tawa gadis itu pecah. Sudah lama rasanya dia tidak terbangun dengan kondisi sebahagia ini. Dalam hatinya terus mengucap syukur saat melihat deret pesan panjang itu, hatinya menghangat, Wooyoung yang ia kenal benar-benar kembali.
Baru saja ingin mengetik balasan, satu pesan kembali muncul
Wooyoung
Read aja kak nggak apa-apa :)
Gadis itu makin tertawa, tak membalas pesan dan beralih menekan icon telepon di ujung kanan atas layar yang langsung dijawab lelaki di ujung sana.
"Pagiiii" Wooyoung menyapa dengan ceria.
"Pagii. Maaf ya baru bangun"
"Gapapa, seneng deh di telepon pagi-pagi hehe"
Alea tertawa, dia sudah membayangkan Wooyoung pasti mengucapkan dengan muka sok malu-malu.
"Hari ini sekolah nggak?"
"Sekolah. Udah nggak demam kok badannya"
"Oke buruan siap-siap. Bentar lagi aku jemput, kita berangkat bareng"
"Nggak usah, kan bisa sendiri"
"Siapa yang minta kamu nolak?"
"Dih otoriter"
Wooyoung tertawa di ujung telepon. "Be there in 20 minutes. See you"
Gadis itu menggelengkan kepala heran melihat layar handphonenya yang sudah gelap. Senyumnya tidak luntur barang satu detik. Bahkan saat mandi, saat berdandan dan mempersiapkan peralatan sekolahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Way: Jung Wooyoung [UNDER CONSTRUCTION]
Fanfiction"Kalo lo cuma tau Wooyoung yang brisik sama ketawa doang, lo belum kenal dia"