Bagian 31 || Sengaja

16 6 0
                                    

" Hati - hati, " seru reza padaku.

" Iya. Eum-- selamat malam, " ujarku.

Aku memasuki mobil yang dikendarai oleh kak aga. Kulihat reza masih berdiri disana, didepan gerbang rumahnya lalu aku melirik singkat kak aga rasanya kak aga nampak kesal,

" Lain kali tidak usah kemari. "

" . . . "

" Kak aga masih belum percaya dengan bocah itu. "

" meskipun adiknya kak deva? " Jawabku.

" Jauhi dia. "

Bahkan belum dimulai saja kak aga sudah tidak setuju, apa yang harus aku lakukan?

•••••

Sampai dirumah aku sama sekali tidak melihat kearah belakangku. Mengabaikan kak aga lebih tepatnya.

Hei tunggu dulu.

Aku berhenti tepat didepan pintu kamarku.

" Aku marah krena kak aga tidak mengizinkanku bersama reza? "

" Aku lebih memilih membela reza?? " Batinku.

" Ada apa? " tanya kak aga.

" Ah! Tidak apa - apa, besok hari libur ya kak? " Aku mengalihkan pertanyaan.

" Hm. "

" Baiklah, selamat malam kak, " ucapku sebelum masuk kedalam kamar.

" Iyaaa. " aku mendengar sahutan dari kak aga meski lirih tapi aku bisa mendengarnya. Terimaksih belakangan ini aku merasa tidak sendiri. Ada kak aga yang mencoba memperbaiki sikap nya padaku.

" Papi. "

Aku menatap langit kamar yang kosong hanya ada lampu yang sudah kumatikan lalu, menoleh sekilas untuk melihat temarang sinar bulan yang menembus kedalam kamar.

Apa aku bisa memilih untuk tinggal disini, tapi masih bisa berkunjung menuju papi?

Apa salwa, harus terus dilempar - lempar?

Salwa ingin sekali mencoba hidup dengan satu keluarga. Tapi. Papi adalah ayah kandungku.

Erina, nuna dan trisa. Juga masih dalam keadaan marah dengan salwa. Salwa rasanya tidak bisa pergi jika mereka masih salah paham.

Dan lagi.

Aku meletakan tanganku didada.

Reza. Apa salwa salah jika salwa egois tentang reza, salwa sudah memisahkan novi dan salwa. Dan karena salwa novi kembali kritis.

" Selamat malam salwa. " ujarku.

•••


Pagi hari ini semua orang sibuk masing - masing, papa bilang kami akan menghabiskan akhir pekan ini dipantai.

Karena tidak perlu membawa barang terlalu banyak aku dan kak aga sudah ada didalam mobil.

Kak aga dan papa ada dikursi paling depan sedangkan aku mama dan mila ada dikursi tengah.

Perjalanan ini dipenuhi dengan pepohonan sejuk sekali, aku yng duduk disamping jendela membuatku tersenyum sendiri karena beberapa kali aku melihat hal yang lucu.

Seperti ada anak yang jatuh bersepeda, lalu ada orang yang bermain layangan dipinggir jalan. Serta banyak anak kecil yang ramai - ramai berlarian kesana kemari. Untung saja papa membawa mobilnya sedikit santai jadi bisa menikmati dengan tenang.

Honey & Heaven [Complate]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang