"Aku hanya menggunakan caraku sendiri untuk menggapai cita-cita, tidak peduli cara itu baik atau juga buruk" - Michele
⭐⭐⭐
2 jam sebelum syuting dimulai, Sin dan Michele berangkat ke lokasi syuting. Dikarenakan Michele yang tidak bersedia "sharing" mobil, akhirnya Marvel pesan transportasi online untuk ke sana.
Mereka diharuskan ke ruang meeting setiba di lokasi atas himbauan Pak Roy.
"Marvel, sini kamu duduk." Perintah Pak Roy setelah Marvel memasuki ruangan. Ternyata Marvel duluan sampai ke lokasi karena berangkat terlebih dahulu.
"Baik Pak."
"Bagaimana dengan persiapan syuting hari ini?" tanya pak Roy. Ia mulai meminum kopinya.
"Hari ini nunjukin bakat kepintaran, saya sudah mempersiapkannya," jawab Marvel dengan sigap.
"Baguslah ... saya doakan kamu bisa berhasil debut dan punya banyak penggemar yang mendukung. Tapi walau kamu belum debut, tolong jaga sikap kamu selama ini, karena bagaimanapun kamu bekerja sama bareng Sin yang sekarang lagi sangat populer. Pasti banyak penggemarnya yang memperhatikanmu, bisa aja penggemarnya bisa menggemarimu maupun membencimu."
"Iya Pak, terima kasih atas doa dan pesannya."
Tok tok tok.
Suara ketukan pintu berbunyi. Sosok Sin dan Michele menampakkan batang hidungnya. Seperti biasa Pak Roy mempersilakan mereka duduk."Ada apa nih pak?" tanya Michele sambil mengeluarkan buku catatan.
"Sebenarnya juga nggak ada apa-apa sih ... saya hanya ingin ngobrol aja dan nanyain kabar kalian. Sin kamu baik-baik saja kan?" tanya pak Roy ke Sin mengenai "papanya".
Sin mengangguk kepalanya dan berterima kasih atas pemberian karang bunga oleh Pak Roy kemarin. Pak Roy menangkap raut muka Sin yang sedih. Gadis itu berusaha tegar di depan orang lain. Dengan raut muka yang sedih, Pak Roy menepuk bahu Sin sambil mengucapkan turut berduka cita.
Sin mencoba untuk tersenyum, Pak Roy membalas senyuman tersebut dengan senyum hangatnya. Kemudian, dia mengganti senyuman tersebut dengan tatapan tajam ke Michele. "Michele, saya dengar dari kru kalau waktu syuting kemarin kamu udah terima telepon dari kepolisian dan rumah sakit ya. Kok gak langsung kasih tau ke Sin? Saya nggak masalah kok kalau syutingnya dijeda."
Sin yang masih belum tau soal tersebut segera menatap Michele mengharapkan sebuah penjelasan.
"Sa--saya nggak mau mengacaukan syutingnya, apalagi ini syuting pertama dari program baru ini," jawab Michele sedikit gagap, karena tatapan Sin agak berbeda dari biasanya.
"Michele, dulu gue juga pernah izin pas nyokap masuk RS. Kenapa kali ini lo nggak kabarin gue dari awal. Gara-gara 5 menit gue nggak bisa dengar suara bokap gue untuk terakhir kalinya," kata Sin dengan ekspresi sedih.
"Anu ... gue gak sengaja," jawab Michele.
"Waktu itu jawabannya bukan begitu deh." Kali ini Marvel bersuara.
"Waktu itu? Jadi kalian juga udah tau?" tanya Sin ke Marvel.
"Iya kita udah tau dan kata dia ini salah bokap lo nggak bisa bertahan 5 menit lebih lama," jawab Marvel.
"Chel, orang yang lagi kritis gitu gimana bisa bilang tahan berapa lama sih. Kok lu tega bikin gue nyesel seumur hidup."
"Yang gue lakuin juga demi kebaikan lo. Ini kan program buat dekatin lo ke cita-cita lo, masa syuting pertama udah kacau."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Star of Hollywood
Novela JuvenilSiapa yang tidak kenal dengan Chintya Lauren? Seorang aktris dan model blasteran, memiliki darah Eropa di dalam darahnya. Dalam waktu kurang lebih 2 tahun, ia berhasil memejengkan namanya di berbagai film, drama maupun iklan di Indonesia. Meski demi...