20 to 2

528 54 2
                                        

[ SooKai ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ SooKai ]

Written by : k_aeraa  Twitter : @ sookaigums

---


Lampu kamarnya sudah dipadamkan, tubuhnya juga sudah berbaring dengan selimut yang menutupi tubuh. Tapi Kai belum bisa tidur, ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Besok adalah hari ulang tahunnya yang ke-18, hari dimana ia mendapatkan soulmark. Mengandalkan temaram cahaya bulan dari sela di antara tirai jendela, Kai menatap pergelangan tangan kanannya. Masih bersih, tetapi sehari lagi, tidak, lebih tepatnya beberapa jam lagi pergelangan tangannya akan dihiasi angka petunjuk itu.

Ia menghela nafas yang entah kenapa terasa berat. Bukannya dia tidak ingin bertemu soulmate-nya, sejujurnya ia juga penasaran. Apakah soulmate-nya berada jauh atau dekat dengan dirinya? Apakah benar ketika soulmark mereka bersentuhan rasa hangat akan melingkupi tubuh mereka? Apakah benar ketika bersama dengan soulmate rasanya seperti 'rumah'?

Tetapi ia menginginkan seseorang yang spesifik, bukan orang asing yang tiba-tiba memasuki kehidupannya. Seseorang bertubuh tinggi, berlesung pipi, memiliki mata seperti macaron ketika tersenyum, seseorang yang sudah membuatnya diam-diam jatuh hati. Sahabatnya, Choi Soobin.

Kai tahu hal itu tidak mungkin. Soobin sudah mendapatkan soulmark-nya. Dua puluh, angka itulah yang tertulis di pergelangan tangan kanan Soobin dua tahun lalu ketika ia mendapatkan soulmark. Kalau Soobin adalah soulmate-nya, bukankah harusnya angkanya adalah nol? Mereka tidak terpisahkan, bahkan dijuluki permen karet karena selalu menempel satu sama lain. Dan bila mereka berjarak, angka itu pun tidak berubah. Karena itu, dengan rasa kecewa, Kai menyadari Soobin mungkin bukanlah takdirnya.

Ngomong-ngomong soal angka yang berubah, seiring berjalannya waktu soulmark Soobin juga berubah menjadi nominal yang lebih kecil. Dari dua puluh, menjadi delapan belas, kemudian lima belas, begitu seterusnya. Itu berarti soulmate Soobin semakin dekat dengannya, dan tinggal menunggu waktu saat mereka bertemu.

Sesungguhnya Kai tidak rela. Bagaimana bila ketika Soobin bertemu dengan soulmate-nya, Soobin memilih menghabiskan waktu bersamanya dan meninggalkan Kai? Ia tahu kalau hal itu wajar. Sudah sepantasnya pasangan soulmate menghabiskan waktu bersama. Tapi pemikiran bahwa mereka akan menjauh membuat Kai takut, karena selama ini ia hanya memiliki Soobin. Selama ini Soobin-lah yang menjadi 'rumah'-nya.

Ketakutan terbesar Kai itu pernah hampir menjadi nyata kira-kira enam bulan lalu, ketika seorang gadis dari kelasnya memiliki soulmark dengan angka yang sama dengan Soobin. Kai tidak pernah memberitahukannya pada Soobin, dia tidak rela. Selama itu juga selain dihantui rasa takut ditinggalkan, ia juga dihantui rasa bersalah karena menyembunyikan hal penting itu. Dia seperti menghalangi takdir sahabatnya. Kai baru bisa menarik nafas lega ketika beberapa minggu setelahnya, soulmark gadis itu berubah, tetapi tidak dengan soulmark Soobin.

Eternal SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang