part 1

17 0 0
                                    


"ni keknya si deri suka sama kamu an"

"ah masa!! Kok aku gak percaya ya?"

"iya soalnya kalau aku perhatiin dia tuh sering banget ngeliat kamu pas waktu belajar an"

malamnya dikamar ani yang tidak terlalu besar itu dan bernuansa kuning pucat tertidur di kasurnya yang berseprei hello kitty, animasi yang sangat di gilainya. Bahkan di atas meja belajarnya pun juga di hiasi dengan berbagai macam Pernik dengan bermacam bentuk hello kitty padahal umur ani sudah akan menginjak 18 tahun. Ani terus memikirkan kata-kata temannya yang bernama suci itu. Dia tidak akan menyadari kalau aka nada seseorang yang menyukainya di kelasnya. Ani bahkan tidak pernah sekalipun membayangkan ada seseorang yang akan menyukai dirinya. Dia bahkan tidak pernah berfikir untuk menyukai seseorang.

"apa mungkin deri suka sama aku? Sepertinya itu adalah hal yang sangat mustahil!" ani terus mengulang kata-katanya. Dia tidak akan tenang sampai dia tidak akan mendapatkan jawabannya. Ya ani harus segera mendapatkan jawabannya. Ani langsung bergegas mencari benda persegi panjang yang sangat di sayanginya itu.

"ah ... dimana pula aku meletakkanmu wahai hety.. hety." Ani terus saja membolak-balik semua yang ada diatas Kasur. Kasur yang awalnya sangat rapi sudah seperti terkena badai yang sangat dasyat. Tidak dapat menemukannya dikasur ani langsung bergegas mencari keberadaan si hety di atas meja belajar.

"ini si hety" setelah menemukan hety ani langsung saja menghubungi seseorang yang sangat bertanggung jawab terhadap apa yang membuatnya tidak bisa tidur. sambungan pertama tidak diangkat oleh seseorang tersebut. Ani terus berusaha dan pada akhirnya disambungan kelima seseorang itu baru mengangkattelfon dari ani.

"ci, kamu harus tanggung jawab ci."

"eh harus tanggung jawab gimana ini. emag aku ngapain sama mu an?"

"bukan tanggung jawab itu maksud aku ci, aku jadi tidak bisa tidur gara-gara omongan kamu tadi siang di sekolah suci"

Ani hanya bisa mendengus ketika terdengar derai tawa diseberang sana. Dia harus banyak menahan sabar untuk menghadapi temannya yang satu ini. kalau sabarnya tidak di perbanyak mungkin dia sudah akan langsung meluncur ketempat dimana gadis itu sekarang berada hanya untuk menjambak rambuntnya yang agak keriting itu.

"kamu nelfon aku jam 2 dini hari ini hanya untuk menanyakan kepastian omongan aku tadi siang an? Yang serius aja kamu an"

Masih terdengar suara kekehan di seberang sana ketika Mata ani sudah melirik jam berbentuk imut yang tergantung indah di dinding kamar ani. Yang menunjukkan hari memang sudah pukul 2 dini hari.

"Aku bahkan tidak sadar malam sudah sudah terlalu jauh berlalu" piker ani.

" sabar an, besok aku akan membuktikan semua yang aku omongkan ke kamu an. Dan aku yakin kamu akan sangat terkejut dengan jawaban deri besok"

" sabar aku udah terlalu banyak menghadapi dirimu ci"

"kalau begitu kamu harus menambah lagi stok sabar mu an. Sudah.. akum au lanjut bermimpi lagi an, kamu gak tau aja kalau aku tadi lagi mimpi indah song jong kii melamar aku an.. gara-gara mu akuharus rela menolak lamarannya song jong ki an"

Suara dengusan terdengar bersamaan. Ani hanya bisa memutar bola matanya ketika mendengar omongan dari sahabatnya itu. Tanpa kata dia langsung saja menekan layar persegi panjang yang sangat canggih itu.

Walaupun sudah menelfon temannya ani tetap saja belum bisa tidur dengan tenang. Dan sepertinya besok dia harus menyiapkan batu es hanya untuk mengompres matanya yang sudah pasti akan berbentuk panda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 31, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

menunggu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang