Hari ini hari minggu, hari yang banyak ditunggu oleh orang termasuk lis karena sudah seminggu ini ia disibukkan oleh kegiatan kuliahnya. Sebenarnya hari ini lis begitu antusias karena keluarganya akan berkunjung setelah dua minggu ini tak bertemu. Mereka memang berjanji akan datang 2 minggu setelah kepergiannya ke kota kembang ini, dan seperti janjinya mereka akan datang beberapa menit lagi dari sekarang.
Bi isah sudah bersiap dari pagi hari ini, berkutat di depan tungku kompor dan bahan makanan yang ia sulap jadi makanan yang menggiurkan tak kalah dari menu restoran bintang lima sekalipun, ya setidaknya itulah yang lis pikirkan dan rasakan tentang makanan bi isah ini.
Menunggu bi isah menghidangkan makanan yang sudah siap, lis berkabar dengan orang tuanya menanyakan keberadan mereka yang sudah sampai dimana, mendapat jawaban dari seberang sana lis bergegas membantu bi isah yang kewalahan membawa beberapa mangkok kecil ditangannya, lis mengambil mangkok itu dan diletakannya di atas meja yang sudah diisi dengan beberapa lauk untuk menyambut keluarganya.
Setelah menunggu beberapa saat yang ditunggu sudah datang menggunakan mobil lexus hitam, tiga orang keluar didalamnya, ini adalah pertemuan pertama mereka setelah 2 minggu, sebenarnya bukan waktu yang lama tapi beginilah keluarga pradja tak bisa menahan rindu terlalu lama, dahulu saja ketika lis sempat masuk pesantren kala menghabiskan waktu liburannya orang tua lis ikut bergabung walaupun kesibukkan ayahnya begitu padat waktu itu.
Lis berhamburan masuk kedalam pelukan sang ibu yang pertama kali keluar dari mobil hitam itu, menyalimi sang ayah yang keluar disusul sang adik yang tampan dengan setelan kaos turtleneck putih yang Ia padukan dengan jeans hitam panjang, terlihat kasual khas adiknya itu. Seakan tak puas memupus rindu ayah menahannya dalam pelukan hangat yang lis rindukan selama dua minggu tak berjumpa dengan sosok yang lis segani ini.
Sang adik yang merupakan musuh tersayangnya ini pun tak dapat menampik kerinduannya pada sang kakak, ia mengambil alih lis yang masih dalam pelukan sang ayah mengundang decakan dari mulut ayah yang membuat ibu dan lis tertawa lucu atas tingkah dua pria tampan itu yang sudah tidak lis lihat selama dua minggu ini.
Sebelum melepas pelukannya nil membisikan sesuatu pada lis
"kak janji yah bantuin ngomong ke ayah oke" bisik nil ditelinga lis"kirain gue loe kangen beneran ke gue ternyata ada maunya ck" geram lis ditelinga nil
"I really miss you but this is in another part kak" melasnya menampik dugaan dari sang kakak
Lis hanya berdehem menyetujui, ini juga adalah salah satu janjinya pada nil beberapa saat lalu saat bertukar pesan.
Mereka lantas masuk kedalam, lis langsung mengiring keluarga nya masuk bi isah dan mang asep meberi salam di depan pintu sedikit kabar tentang keadaan masing-masing.
......
Sekarang mereka sudah berada di ruang makan karena ajakan lis barusan, menu makanan khas sunda sudah berbaris diatas meja dari mulai nasi liwet, nasi tutug oncom, sambel lenca, dan masih banyak lagi membuat orang yang melihatnya menelan ludah saking tergugahnya.
Sebelum ini, lis sudah mengundang anna untuk berkunjung kerumahnya ia tahu seberapa ingin wanita itu bertemu dengan ayahnya, dengan kedatangan keluarganya saat ini begitu mbuat anna bersemangat memintanya untuk bertemu dan lis juga berpikir ini adalah saat yang tepat untuk ia mengenalkan sosok temanya itu pada keluarganya.
5 menit keluarga pradja itu menunggu akhirnya orang yang ditunggu sampai jua
"assalamualaikum semuanya" salam anna ketika masuk keruang makan dengan senyum manisnya
"waalaikumsalam" jawab serempak keluarga pradja itu
"eh an udah dateng sini silahkan duduk kenalin ini ayah, ini ibu, kalo ini kang parkir di perempatan koja" tunjuk lis satu persatu pada anggota keluarganya
"apaan kang parkir muka kaya idol korea gini coba, kalo ada kang parkir kaya gue viral seantero bumi dan langit tahu gak" protes nil tak terima
"iya iya gak percaya deh, btw dia nil ade ngenes gue an"
"iya saya anna tante, om, nil" jawab anna menyalimi orang tua lis dan menangkupkan tangan kala berkenalan dengan nil, anna sudah pasti mengenal keluarga pradna ini walaupun jika lis tak mengenalkan padanya satu per satu
" tante sama om tahu banyak tentang kamu dari lis, terima kasih ya udah mau berteman sama lis, eh gimana langsung makan aja soalnya nil udah laper banget katanya"
"iya tante, sama-sama anna juga senang bisa berteman sama lis apalagi sekarang bisa kenal plus makan bareng keluarga pradja suatu kehormatan buat anna"
"jangan sungkan an, emang kita keluarga kerajaan apa sampai musti salam kehormatan gitu" kekeh lis mendengar pernyataan dari anna
"iya ann santai aja, ayo mari makan jangan sungkan ya" ibu menambahkan
Sambil makan mereka terus bercerita dari mulai kehidupan keluarga pradja bahkan kehidupan keluarga anna, sesekali mereka tertawa bersama menikmati topik dan makanan secara bersamaan, walaupun ketika makan sebaiknya tidak saling berbicara namun untuk kali ini mereka tak dapat mengelak untuk memulai pembicaraan. Anna yang begitu mengagumi akan sosok ayah lis atau bapak niko putra pardja itu dibuat makin kagum olehnya karena bisa mengenalnya lebih jauh dan dapat kesempatan untuk bertemu secara langsung.
"jadi anna itu fans nya ayah loh" seru lis
"aduh ayah udah kaya artis aja punya fans" jawab ayah malu-malu
"ah kak ann mah gak tahu aja kalo ayah itu tidurnya ngorok kalo tidur dikamarnya, bisa kedengeran sampai rumah tetangga iya kan bu? " tutur nil mempermalukan ayahnya
"iya, udah ngorok ileran lagi sampai-sampai bantal itu udah kaya kesiram air seember, basaaaaah banget" tambah ibu ikut mengejek suaminya
"suttt, udah jangan dibuka semua dong turun nih harga diri master pradja di mata fan, tapi kayanya anna itu fan setia sama idola baik dan buruknya iya kan ann?"
"tenang om, mau om ileran, ngorok atau cebok gak cuci tangan juga anna tetep ngefans kok pokoknya om the one and only deh" ucap anna namun mendapat pelototan tajam dari semua orang
"anna ihhh ngomongnya, kita kan lagi makan jadi gak nafsu nih" protes lis karena anna mengatakn hal-hal aneh kala mereka saja masih berada di meja makan
"tahu kak ann cantik-cantik ngomongnya sama aja kaya kak lis bar-bar" tambah nil
"ih kok bawa-bawa gue sih" protes lis karena nil malah ikut menyeret namanya
"hehe maaf semuanya, abisnya anna ngefans banget nih sama om niko" cengir anna meminta maaf pada semuanya
"gak apa ann sebagai idola yang baik om maafin fan yang setia"
"makasih om jadi terhura deh"
Begitu lah celotehan mereka saat dimeja makan. Sebelumnya keluarga pradja memang tetap ramai dan sekarang ditambah kehadiran anna yang cepat membaur membuat kediaman pradja dibandung ini makin ramai dibuatnya.
Sekarang mereka sedang menikmati teh hangat ditemani colenak yang dibawa anna ketika datang berkunjung disebuah saung depan rumah."wah enak banget ini colenaknya ditambah teh anget cocok deh, hebat nih abi sama kakak kamu an" seru ibu menyeruput tehnya
"iya tan alhamdulilah kalo suka, tapi an mau nanya emang nya abi sama kakak ann doang yang hebat nih" cengir anna menggoda
"kamu juga hebat ann soalnynya repot-repot bawain ini, makasih loh"
"iya sama-sama tan"
"oh iya lis, kamu bilang ketemu teman kecil disini siapa si arsya?" tanya ibu kepada lis yang sibuk dengan tehnya
"iya bu, lis ketemu caca disini udah lama banget kan bu lis gak ketemu caca tapi caca masih inget sama lis"
"yaudah kalo gitu kita agendain buat main kerumahnya yah ibu juga kangen sama mereka"
"iya bu lis juga setuju"
Semua larut dalam kebahagiaan mereka. Lis dengan kerinduannya yang terbayarkan, anna yang dapat bertemu dengan idolanya, nil yang akan dibantu oleh Kakaknya meminta izin untuk ikut balapan, dan orang tua lis yang akhirnya bertemu anak gadisnya. Semua kebahagian itu mereka rasa dalam hati tak menampik bahwa kebahagian memang dapat tercipta pada akhirnya. Tinggal kita percayakan saja bahwa kebahagiaan pasti akan datang pada kita diwaktu yang memang allah siapkan untuk kita rasakan agar kebahagiaan itu terlihat berjuta kali lebih indah kala kita yang merasakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dreams And You
SpiritualitéIni adalah cerita pertama buatku, semua adalah murni hasil imajinasiku jadi kalau ada kesamaan dalam apapun, percayalah itu bukan bentuk dari kesengajaan. . . . . Nelisa fatma pradja karib disapa lis adalah perempuan mandiri, anak dari seorang pen...