Part 2

902 111 13
                                    

Warning⚠️
Rate nya agak 18+ karena ada adegan berdarah, kekerasan dan lainnya.
Segera klik back jika tidak menyukai hal seperti ini ☺️

Happy Reading~

.
.
.

Shila seharian berada di kamar. Renjun mengurungnya. Ia ingin menelpon seseorang untuk menolongnya tetapi hp Shila ada di tangan Renjun. Ia tidak bisa berbuat apa apa. Shila hanya bisa menangis di atas tempat tidurnya sampai akhirnya ia tertidur.

Tanpa Shila sadari, hari sudah malam. Ia terbangun karena perutnya yang minta diisi. Ia kelaparan. Dengan gontai ia menuju pintu kamar itu.

"Njun... Bukain pintunya" ucap Shila dengan lemah

"Gw gak akan pergi kemana mana. Gw janji. Jadi tolong bukakan pintunya" ucap Shila sambil mengetuk ngetuk pintu kamarnya

Tak lama setelah itu, suara kunci terdengar. Renjun membukakan pintu kamar itu.

"Gimana? Sudah menyesali perbuatan lu?" Ucap Renjun sambil mengelus pelan pipi Shila

"Hm..."

Shila hanya mengangguk. Ia tidak membenarkan perbuatan Renjun. Ia hanya terlalu lapar untuk berdebat dengan Renjun.

"Baguslah kalau begitu. Lu mau makan apa? Ntar gw beliin"

"Terserah"

"Baiklah tunggu ya. Mending lu mandi dulu. Gw mau nyari makanan dulu diluar. Dan ingat satu hal-"

Renjun menghembuskan nafasnya di leher Shila dan berbisik kepadanya.

"-Jangan pernah mencoba untuk kabur. Ini demi keselamatan lu" bisik Renjun ke Shila

Shila benar - benar takut pada Renjun sekarang. Ia tidak pernah takut pada kekasihnya itu sebelumnya. Renjun yang ia kenal adalah Renjun yang perhatian, hangat dan ceria. Kini ia merasa kalau Renjun yang ada di hadapannya bukanlah Renjun yang ia kenal.

"Jawabannya?" Renjun menunggu jawaban dari Shila

"B-baiklah. Gw gak akan pergi" mendorong pelan Renjun

"Nah gitu dong. Shila ku yang kusayang" mencium kening Shila

Renjun pergi meninggalkan Shila. Ia terduduk di lantai. Kakinya lemas karena ketakutan dengan sikap Renjun.

"Kenapa lu berubah Njun" gumam Shila sambil memeluk kakinya

....

Selesai mandi, Shila memakai baju yang dibelikan oleh Renjun. Baju itu berupa piyama dengan motif garis" berwarna biru langit.

Ia merenung di kamarnya. Shila ingin kabur dari rumah itu dan mencari pertolongan. Tetapi disisi lain ia takut jika Renjun menangkapnya kembali. Ia tidak tau apa yang akan dilakukan kekasihnya itu padanya jika ia kabur.

"Lu harus bisa Shil. Lu harus kabur dari Renjun. Hubungan ini sudah tidak sehat" gumam Shila pada dirinya sendiri

Akhirnya Shila membulatkan tekadnya. Ia mencari celah untuk keluar dari rumah itu. Rasa laparnya seketika hilang. Ia hanya ingin pergi dari rumah itu.

Satu - satunya jalan adalah Jendela yang ada di loteng rumah Renjun. Mau gak mau Shila keluar dari jendela itu. Perlahan ia berjalan di atas atap dan meloncat pada dinding pagar yang tidak jauh dari atap rumah itu.

Shila harus loncat dari atas dinding pagar dengan ketinggian kurang lebih 3 meter itu karena tidak ada tumpuan yang bisa ia injak untuk turun.

Ia tidak peduli jika terluka. Yang Shila pikirkan sekarang adalah keluar dari rumah Renjun.

A CageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang