Prolog

7 1 0
                                    

Lantera baru saja memasuki sekolah barunya yakni di SMA GARDENIA. Dia memilih sekolah tersebut karena telah direkomendasikan oleh omnya. Dikarenakan omnya sudah sangat mengenal lama dengan orang pemilik yayasan SMA GARDENIA.

Meskipun ia anak baru di SMA GARDENIA, Tidak menutup kemungkinan untuk Lantera berpakaian rapi dan feminim seperti murid pada umumnya. Ia masih sama dengan penampilan tomboynya.

Lantera menatap dirinya dalam pantulan cermin kamarnya. Setelah dirasa cukup, ia langsung menyambar jaket jeans di kursi meja belajarnya dan segera turun untuk ke ruang makan.

"Ma, Pa aku berangkat dulu," ucap Lantera  sambil mengambil sebuah roti dan mengoleskan nutella kesukaannya.

"Makan dulu Putri. Baru berangkat," tutur Reno sang Papa.

"Keburu telat pa," sahut Lantera

"Kan emang kebiasaan kamu telat," cibir Fanya mamanya.

Lantera pun hanya meringis mendengar perkataan mamanya. Ia langsung salim untuk berpamitan dan berangkat.

Di tengah perjalanan, Lantera langsung menuju ke warung dekat sekolahnya. Di warung tersebut sudah ada beberapa murid laki-laki SMA GARDENIA. Sayangnya Lantera tidak seperti cewek-cewek lainnya yang takut ketika ada banyak anak laki-laki.

Ia turun dari motor sportnya dan melepaskan helm fullfacenya. Saat itu juga anak-anak SMA GARDENIA pun terkejut dengan kehadirannya. Tapi Lantera tidak memperdulikannya dan terus masuk ke warung untuk memesan es, dan mencari tempat duduk.

Saat ia hendak duduk, tiba-tiba ada seorang cowok yang mencekal tangannya. "Kenapa ya?" tanya Lantera.

Cowok itu pun langsung melepaskan cekalannya, "Eh sorry sorry. Gue cuma mau nanya lo anak Gardenia juga?"

Lantera pun paham dengan arah pembicaraan cowok di depannya ini.

Lantera pun mengulurkan tangannya, "Kenalin gue Lantera, murid baru di SMA Gardenia," diakhiri dengan senyuman manisnya.

Belum sempat menjabat tangan Lantera tiba-tiba ada suara dahemn yang mengagetkan mereka.

Ekhem!!

Deg!

Itu suara Gilang, Fathan pun membalikkan badannya dan benar saja. Ia sudah ditatap intens oleh Gilang.

"Godain cewek lagi hm?" tanya Gilang.

"Hahaha canda elah boss," jawab disertai cengirannya.

Lantera pun tidak memperdulikan dua sejoli itu dan lanjut memainkan ponselnya.

"Lo ngapain disini?" tanya Gilang pada Lantera.

Sedangkan Lantera pun celingukkan kesana kemari. "Ya lo!" ucap Gilang sekali lagi.

"Lo ngomong sama gue?" tanya Lantera polos.

"Bukan, sama anak bu Sumi," cebik Gilang kesal.

Bu Sumi adalah orang yang punya warung tersebut.

Lantera pun hanya terkekeh, "Ya gue nongkrong lah, apalagi coba hm."

"Masuk sana sebentar lagi sekolah mulai bel," ucap Gilang memberitahukan.

Lantera pun lantas terkekeh, "Lah ngatur lo?"

"Gue ngasih tau! Di warung ini gak ada cewek lagi selain lo," sewot Gilang.

"Dihh disini gak ada peraturannya ya cewek dilarang kesini. Emang ini warung punya lo apa," cibir Lantera.

"Gue yang punya ahli disini, lo mau apa ha? Udah sana masuk," titah Gilang sekali lagi.

Lantera StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang