"Hai kak.."
Kanaya berbalik, tersenyum saat melihat adik iparnya yang sedang mengintipnya dari balik pintu kamar.
"Hai Kayla, masuk aja.."
Kayla berjalan memasuki kamar Kanaya dengan sebuah goodie bag di tangan kanannya, Kayla berusaha menyembunyikan hadiahnya itu. Untung saja kakak iparnya itu tengah di rias oleh beberapa orang untuk acara after party sore ini jadi, dia tak terlalu menaruh banyak perhatian pada setiap langkah Kayla.
Kayla duduk di samping ranjang Kanaya, memperhatikan Kanaya dari seberang. Tak lupa Kayla menyembunyikan hadiah kecilnya itu di balik punggungnya.
"Congratulations for both of you.."
"Thank you, Kayla.." Kanaya menoleh dan tersenyum, namun tak terlalu lama karena wajahnya yang tengah di rias.
"I have something for you, kak.." ujar Kayla dengan senyuman yang agak canggung, tentu Kayla takut jika Kanaya mungkin saja tak menyukai hadiahnya.
Kayla berjalan pelan sembari membawa goodie bagnya,
"Pas aku tanya kak Jeff apa yang kakak suka, he's said anything.." Kanaya menoleh dan hal itu membuat make up artist yang sedang merias wajahnya ikut berhenti sejenak.
"Aaa.. Kayla, kamu gak harus kasi kakak hadiah kok.."
Kayla tersenyum malu di depan Kanaya, benar kata Jeffrey adik sepupunya ini sangat pemalu.
"I hope you like it.." Kayla menyodorkan tas berisi hadiah yang Kanaya sendiri tak tahu, Kanaya menerima hadiahnya dengan senyuman dan meletakkannya di atas meja.
"Thank you, Kayla.." Ia kemudian memiringkan kepalanya sambil tersenyum, membuka lebar lengannya dan langsung memberikan sebuah pelukan hangat pada Kayla.
Otomatis, Kayla pun membalas pelukan itu. Tak berselang beberapa lama, mereka saling melepaskan pelukan masing-masing.
"Aku gamau ngabisin waktu kakak, kakak siap-siap aja, aku mau keluar." Kanaya mengangguk, membiarkan Kayla melangkah keluar kamarnya.
Kanaya kembali pada posisi duduk yang benar agar memudahkan make up artist melakukan pekerjaannya. Kanaya sesekali melirik pada hadiah yang Kayla berikan padanya. Ia tentu tersenyum, tak menyangka bahwa Kayla diam-diam menyukainya. Saat pertama kali bertemu dengan gadis itu, dia terlihat sangat pendiam dan tak terlalu banyak bicara padanya.
Kanaya kembali menatap cincin yang sudah terpasang pada jari manis tangan kanannya, ah- jadi ini rasanya menikah? Rasanya tak ada lagi kekhawatiran yang tersisa karena mereka telah bersama seutuhnya.
Kanaya masih sibuk dengan dirinya yang sedang di rias sampai ia sendiri tak sadar bahwa Jennie dan Devina sudah ada di kamarnya.
"Hai, gorgeous?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Married A Duda || Jung Jaehyun
Fanfic(Status : ongoing) ᴋᴀɴᴀʏᴀ ᴀᴅᴀʟᴀʜ ɢᴀᴅɪꜱ ᴍɪʟᴇɴɪᴀʟ, ꜱᴇᴅᴀɴɢᴋᴀɴ ᴊᴇꜰꜰʀᴇʏ (ᴊᴀᴇʜʏᴜɴ) ᴀᴅᴀʟᴀʜ ᴅᴜᴅᴀ ᴀɴᴀᴋ 1. ꜱᴜᴀᴛᴜ ʜᴀʀɪ ᴍᴇʀᴇᴋᴀ ʜᴀʀᴜꜱ ᴍᴇɴɪᴋᴀʜ, ʙᴀɢᴀɪᴍᴀɴᴀ ᴊᴀᴅɪɴʏᴀ? ©ᴅʏʙʙʏɢʀʟ 15.05.2020 •ᴄᴇʀɪᴛᴀ ɪɴɪ ʜᴀɴʏᴀ ꜰɪᴋꜱɪ ʙᴇʟᴀᴋᴀ, ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ ᴠᴏᴛᴇɴʏᴀ ᴊɪᴋᴀ ᴋᴀʟɪᴀɴ ꜱᴜᴋᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ ɪɴɪ...