Hai readers tercintaah..
Aku update lagi neh..
terima kasih yah yang selalu setia menunggu ceritaku.
tapi, sebelum membacanya, tolong vote, follow dan comment yah..
makasih
****
"Makasih Dok, sudah mengantarkanku pulang," ujarku kepadanya seraya berjalan masuk ke dalam rumah.
"Lisa, sebentar," ucapnya kepadaku.
Kemudian aku berhenti berjalan dan berbalik badan. Lalu, dia berjalan mendekatiku.
"Ada yang ingin aku sampaikan kepadamu," ucapnya dengan nada serius.
Lama sekali dia melanjutkan kata-katanya. Sepertinya, dia sedang berusaha berpikir keras untuk mencari kata-kata yang cocok untuk disampaikannya. Dan aku terus menunggu apa yang akan dikatakannya itu.
"Iya, ada apa Dok?" tanyaku kepadanya sambil menatap wajahnya.
"Mmmhh..Besok malam aku akan berangkat ke Jerman. Aku akan melanjutkan studi S3 disana. Studi ini sangat penting buat kemajuan karirku di rumah sakit," ucapnya dengan raut wajah sedih.
"Secepat itu?" tanyaku lagi padanya.
"Bukankah kita baru ketemu hari ini setelah 5 bulan Dokter tidak pernah mengabariku," lirihku lagi dengan mata yang sudah mulai basah.
"Jadi, saya ini dianggap apa?" tanyaku dengan nada sudah mulai emosi dan kemudian aku pergi dari hadapannya.
Aku berjalan masuk ke dalam rumah.
"Lisa, tunggu dulu Lisa! Dengarkan aku dulu!" teriaknya lagi.
"Ah, kenapa seh perempuan selalu seperti itu?" teriak Aldy.
"Padahal aku punya segudang rencana indah untuknya," teriaknya lagi.
Kemudian, tidak lama aku dengar mobil Maseratti Quattroporte berwarna hitam itu meluncur meninggalkan rumahku.
****
Besok malam aku akan berangkat ke Jerman. Aku akan melanjutkan studi S3 disana. Studi ini sangat penting buat kemajuan karirku di rumah sakit," ucapnya dengan raut wajah sedih.
Malam itu, aku tidak bisa tidur. Aku duduk di ranjang kamarku. Sambil memeluk bantal guling, aku memikirkan apa yang disampaikan Dokter Ryan tadi. Kata-kata perpisahan darinya itu selalu terngiang di dalam benakku. Benarkah dia akan pergi meninggalkanku? Kenapa dia selalu sibuk sekali dengan sekolahnya? Dulu, sewaktu kami baru dekat, dia sibuk sekali dengan pendidikan subspesialistnya. Sampai-sampai aku selalu dicuekinnya.
Sampai ketika Mas Aldy masuk ke dalam hubungan kami yang memang sudah mulai renggang. Mas Aldy dengan gaya khasnya yang cuek, datang secara gentle melamarku. Awalnya, selalu aku tolak. Tapi, dia juga tidak pernah patah semangat. Selalu mendekatiku dan memberikanku perhatian yang memang aku butuhkan. Lama kelamaan aku luluh juga dengan perhatiannya. Sampai akhirnya, aku menikah dengannya.
Dan ketika Mas Aldy meninggalkanku, Dokter Ryan hadir lagi di dalam hidupku. Pada saat itu, dia juga baru ditinggal mati oleh Dokter Rika, istrinya karena penyakit jantung. Tapi, baru beberapa hari bertemu dan bekerja sama lagi di rumah sakit, ternyata dia pergi lagi untuk mengambil studinya Master-nya ke Inggris.
Dan sekarang, ketika aku baru saja ditinggal pergi oleh Mas Aldy, eh dia malah mau kuliah lagi mengambil program doctoral-nya ke Jerman. Apa seh yang ada di pikirannya? Aku benar-benar tidak mengerti dengan Dokter Ryan ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Rumah Aja, Pa!
Lãng mạnKeluarga itu tempat bersandar. Keluarga itu tempat berkeluh kesah. Tapi, justru hal itu yang tidak didapatkan oleh Lisa. Di awal pernikahan, Aldy, suaminya sangat sayang dan peduli sekali kepadanya. Apapun cara dilakukannya untuk membahagiakan Lisa...