Bab 13

4 0 0
                                    

"Ada saatnya perlu orang lain di sisi kita karna kita tidak hanya hidup sendiri"
-Asa-

"Sa, wi aku duluan ya" kata lili

Asa dan dewi mengangguk dan melambaikan tangannnya ke lili.

"Lah mama gue jemput sa, yah gimana ni sa" kata dewi

"Gak papa kok, lagian gue udah sehat nih. Ntar gue pesan gocar aja" kata asa

"Yah gak enak gue, beneran gak apa"

"iya lanjut aja, lagian kita beda arah" ujar asa

"gue pergi dulu ya, kalo ada apa-apa telpon gue"

"iya bawel, dah sana mama lu dah jemput tu"

"bye"

"bye" ujar asa senyum

Asa kemudian mengambil hpnya di dalam tas.

"Lah habis batre lagi, aduh gimana nih. Oh ya Fino"

Asa berjalan mencari motor Fino dan ia baru tersadar kalo fino ada latihan basket untuk turnament nasional yang akan datang.

"sial bener gue hari ini" kata asa berjalan lunglai

Asa berjalan keluar gerbang menunggu angkot yang lewat karna harus berebut juga dengan yang sedang menunggu juga biasanya angkot sudah penuh jam pulang kantor seperti ini.

Tiba-tiba ada motor yang berhenti di depan asa, asa melihaat si pengendara ternyata dia adalah Bayu.

"Naik"

"ha?"

"Fino nyuruh gue nganter lu"

"Fino? tumben baik tu anak"

"Naik gak, kalo gak gue pergi"

"eh iya gue naik"

Asa naik ke motor vespa bayu dan dia bingung apa yang harus dipeganggnya. Tiba -tiba bayu menggas sehingga kepala asa membentur punggung bayu.

"pegangan ntar jatuh" kata bayu

Lalu asa memegang pinggang bayu sedikit ragu.

"tadi kenapa?"

"tadi?" bingung asa

"Kenapa pingsan?" kata Bayu

"Oh yang itu, gue kelelahan kurang darah, tapi biasanya gak sampe pingsan"

"Makanya jangan kelelahan, jaga kesehatan"

"iyaa" kata asa bingung dengan Bayu

"eh btw tadi makasi ya udah nolongin gue"

"hmmm" kata Bayu singkat

"Dingin amat ni orang" batin asa

Tiba-tiba bayu berhenti di kedai pinggir jalan.

"Lah kok berhenti"

"tunggu sebentar, duduk aja"

Tak lama kemudian Bayu datang dengan membawa satu jus naga ditangannya.

"nih "

"buat gue? lu mana?"

"ambil, bagus untuk penambah darah"

"eh iya makasi banyak bay, eh berapa" ujar asa membuka dompetnya

"gak usah" tolak bayu

Lalu Bayu kembali naik motor vespanya dan mengemudi di jalan sedangkan asa hanya bingung kenapa bayu menjadi aneh.

KemarauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang