#5 Stranger (1)

27 4 0
                                    


"Dia pria Anonim yang baik"

Disituasi lelah dengan keadaan, ingin mencoba berjuang tapi tak kuat dengan keadaan, fisik sudah rapuh sekali jika di lanjutkan, tidak akan ada hal baik nanti, pada akhirnya menunda dan memutuskan untuk beristirahat kembali

Dan kamu butuh 1 orang untuk mengadu, tiba² tuhan memberi kamu 1 orang asing untuk random cerita apapun, dan ya cuman 1 hari itu saja.. kalau kamu sadari, kamu gak boleh terbawa suasana..

Dia baik tentu, tutur bahasa yang lugas dengan gaya bahasa logat Jakartanya..
Tercengang,kagum,takjub hal yang terfikirkan saat itu..

Bagaimana tidak, orang asing itu menceritakan segalanya tentang bagaimana beratnya hari² yang dia jalani..
Lelah katanya, Kalimat terlontar dari mulutnya..
Di situasi jalanan Jakarta yang macet, tak tahu bagaimana dia akan mengadu tentang harinya itu, niatku untuk mengadu bagaimana lelahnya hari ini kepada seseorang secara anonim, ternyata berakhir untuk mendengarkan ceritanya..

Mati rasa seluruh tubuh nya, menjalani lelahnya pekerjaannya saat itu, dia meminta di temani Sepanjang perjalanannya, karena kemacetan yang tak kunjung usai, membuatnya makin lelah untuk berdiam diri tanpa percakapan..

Banyak hal yang dia ceritakan, sampai tak terasa 3 jam sudah bercakapan dengan orang asing tersebut..

Setelahnya banyak hal yang tersimpan di dalam memori, bahwa pekerjaan seberat apapun harus di nikmati, ada 1 hal kata baik istimewanya..
Dia bertanya dengan lantang "apa impianmu" kataku waktu itu, ingin lebih menikmati hidup..
Dan katanya, dia ingin bekerja keras, menghasilkan banyak uang dan bisa memberi orang yang membutuhkan bantuan tanpa melihat nominal, terpuji sekali bukan..

Banyak hal baik yang dia ucapkan selama percakapan panjang, diapun bertanya lagi dan lagi..
Katanya apakah kamu mempunyai pasangan? "Tidak kataku" lalu di luar ekspektasi ku bahwa dia pasti akan mencoba menggoda ku, tapi ternyata tidak..
Yang dia katakan "cobalah mencari 1 saja orang yang bisa diajak untuk bicara, seperti sekarang, secara tidak langsung karena orang asing mengajak ku untuk berbicara, aku bisa melupakan bagaimana rasanya lelah walau seharian bekerja"

Hal yang paling membuatku berkesan, seperti layaknya seorang teman yang baik, dia bilang jangan terlalu banyak untuk diam, karena jujur tak akan ku berbicara panjang jika lawan bicaraku tak menyenangkan..

Itulah sebabnya dia banyak menceritakan bagaimana kehidupan nya yang kadang berat untuk dijalani..

Dia seorang pria yang menyenangkan, banyak lelucon yang dia lontarkan waktu itu, katanya " Tak apa jika jadi wanita yang cerewet itu wajar, kau bertanya bagaimana caranya bisa sangat baik dalam merespon wanita yang cerewet? Karena kawanku emak², kau tau bagaimana menghadapi mereka, lebih memusingkan daripada harus bercakap denganmu"

Tertawa kecilku dari seberang telepon, katanya diriku tidak cerewet biasa saja, lebih cerewet emak² yang dia temui dalam melakukan pekerjaan..
Dengan tutur bahasa lelahnya dia terus menceritakan apapun yang dia alami dalam hidup, dan memancingku untuk menceritakan bagaimana hari²ku..

Hal lucu lainnya yang harus kau tau, sepanjang percakapan tak pernah dia atau diriku menyebutkan nama 1 sama lain, sampai akhirnya dia menanyakan namaku di sela² telepon yang kami lakukan, lucu memang tapi itu apa adanya..

Kau tau, yang awalnya inginku lampiaskan dan ceritakan bagaimana lelahnya hari²ku hari itu, tak kuceritakan sama sekali, karena sudah puas cukup dengan mendengarkan ceritanya..

Dia berkata "jika terus bercakap seperti ini, nanti jatuh cinta kau" tidak kataku, karena jujur sulit untukku jatuh cinta, apalagi hanya dengan percakapan panjang virtual..

Di akhir percakapan kami dia menawarkan apakah ingin melanjutkan komunikasi atau tidak, itu terserah kepadaku, jika ya dia akan menghubungi dan jika tidak ya tidak apa-apa..

Tapi ku putuskan untuk tidak melanjutkan nya, karena dia pria baik, tapi ada beberapa hal kelam dalam hidupnya.. yang membuatku cukup untuk mengenalnya saja saat itu, tak ingin ku mengambil resiko lebih jauh..
Karena ku sadari hidupku juga hampir sama kelamnya dengan dia, hanya saja berbeda cerita dan situasi saja, tak ingin ku membuatnya terus mendengarkan ceritaku.. ku takut terlalu putih abu-abu hidupku jika melanjutkan berteman dengannya..
Karena yang ku takutkan tak ada yang namanya pertemanan antara pria dan wanita.. karena selama percakapan pun, dia bilang jikalau sang wanita tidak pernah memiliki perasaan pasti lambat laun, sang pria yang akan memiliki perasaan, terjadi secara tidak sadar karena terlalu nyaman..
Tak ku pungkiri katanya waktu itu, karena "ya"pernah ku alami dalam kehidupan nyata hal seperti itu ..

Tapi terimakasih orang asing, percakapan panjangmu, sedikit membuat mentalku membaik hari itu..
Sehat- sehat selalu orang baik..

Next part #14 lembar terakhir

Lembar TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang