Bait Sendu Sang Penyair

28 10 1
                                    

Sang rembulan tersenyum indah ditemani bintang
Berselimut tanya aku ditemani cahaya remang
Meski jelas mata ini melihat benderang
Namun pandangan seolah buram ditelan kunang-kunang

Menjadi seorang pengamat itu tidaklah mudah
Mencatat bait demi bait puisi
Menceritakan apa yang tengah terjadi di muka bumi
Buana tak pernah ingin tahu bahwa diri ini merasa lelah

Letih!
Ada kalanya daksa ini ingin menyerah
Melepas segala penat dan peluh
Mencari Tuhan di kala butuh

Tuhan ....
Kau Maha Tahu apa yang tidak kuketahui
Akan ada masanya diri ini menjauh pergi
Tolong izinkan daksaku mengabdi pada negeri

Menengadah menatap-Mu di atas Sejadah persujudan
Kutumpahkan segala resah di balik tangisan
Tuhan ....
Izinkan aku menjadi seorang penulis yang membawa kebermanfaatan

Engkau tahu bagaimana dunia mempermainkan hidupku
Bahkan cucuran air mata sudah lama menjadi saksi bisu
Bibir ini kelu
Namun engkau mendengar apa yang tersirat di dalam kalbu
Pilu!

***
Ini adalah suara hati di mana aku pernah menangis tersedu. Mencurahkan segala risau di dalam hati melalui bait doa. Memanjatkan segala pilu pada Sang Maha Pencipta, di kala dunia tak lagi menganggapku ada.

Denyut Nadi Dalam DiksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang