2.4

154 25 4
                                    

song recommendation :
hocus pocus - clark beckham

****

Kyung Won melangkahkan kakinya menyusuri koridor rumah sakit. Ia memutuskan untuk tidak berlama-lama di kafe. Entah apa yang membuat Youra betah sekali berlama-lama di rumah sakit. Padahal hanya berpura-pura sakit, tetapi ibunya yang satu itu tidak lekas kembali ke rumah.

Di dalam ruangan Youra, sudah ada Jae Hwa, Wonwoo, dan Ha Joon disana. Terlihat Ha Joon yang sedang melontarkan lelucon, yang kemungkinan besarnya tidak lucu. Dibuktikan dengan Wonwoo yang tersenyum kecil—itupun tidak terlihat ikhlas.

"Wonwoo, aku ingin bicara sebentar." Panggil Kyung Won, mengarahkan Wonwoo untuk berbicara dengannya diluar ruangan. Tentu saja, terkait dengan masalah perusahaan dan Theodore Elon.

Ditambah, Kyung Won tidak dapat menampik bahwa wanita yang datang bersama Wonwoo sedikit menarik perhatiannya. Karena berdasarkan ingatannya, wanita tersebut adalah sekretaris Wonwoo. Ia pikir Wonwoo akan menjadi bujang selamanya. Baguslah perkiraannya meleset. Ia tidak ingin kakak laki-lakinya mati sebagai perjaka nantinya.

"Ada apa?" Suara bariton itu memasuki pendengaran Kyung Won.

Kyung Won berdeham pelan. "Aku ingin berbicara mengenai masalah perusahaan. Meskipun, kita telah berbicara mengenai hal ini sebelumnya, aku sedikit ragu. Apakah dengan mengancamnya seperti ini tidak apa-apa? Bukankah ini cara kotor?"

Wonwoo menghela napas pelan. "Dengar aku baik-baik, Theodore juga melakukan perbuatan kotor. Jadi, tidak ada salahnya bagimu untuk melakukan hal yang sama. Dunia bisnis berbeda. Entah kau yang nengiggit atau kau yang digigit. Apa kau paham?"

Kyung Won menganggukkan kepalanya. Cukup mengerti dan merasa sedikit lega setelah mendengarkan penjelasan dari Wonwoo. "Terimakasih. Aku ingin pamit dengan ibu, ayah, dan Ha Joon. Aku harus segera menyelesaikan masalah ini."

Kyung Won masuk terlebih dahulu, diikuti Wonwoo dibelakangnya. Di dalam, ia menghampiri ayah dan ibunya. Memeluk keduanya bergantian. Meskipun, masih terasa canggung ketika memeluk sang ayah, namun Kyung Won tetap mencoba.

"Aku harus kembali ke Zürich. Banyak pekerjaan yang aku tinggalkan. Aku duluan."

"Hati-hati, adik kecil!" Sahut Ha Joon membuat Kyung Won mendesis pelan.

Dasar aneh! Serunya dalam hati.

***

"Are we really going to do this?"

"Yes, we are. Are you doubting our plan?"

"No, I'm just—"

"Then, shut your bloody mouth and stick to the plan."

***

Kyung Won telah sampai di Bandar Udara Internasional Incheon. Ia telah meminta pada Sarah sebelumnya untuk membelikannya tiket. Seperti biasa, Kyung Won memilih maskapai penerbangan Emirates dengan tiket First Class miliknya.

Ketika ia baru saja akan melangkahkan kaki, beranjak dari tempat yang saat ini ia tempati, kedatangan Hansol menuju dirinya berpijak saat ini. Cukup mengejutkan. Poin pentingnya adalah pria itu berjalan terburu-buru kearahnya. Mau tidak mau, Kyung Won berdiri. Baru saja ketika Kyung Won ingin menggerakkan bibirnya untuk sekedar bertanya, Hansol terlebih dahulu mencuri ciuman di bibirnya. Membuat Kyung Won terkejut bukan kepalang.

encounter ; mjh ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang