you are so pretty and i can't handle it

424 63 3
                                    

Jeongguk kira semua akan berjalan seperti biasa, dimana ia akan berjalan ke kantin saat bel istirahat kedua berbunyi dan akan menemukan Taehyung dengan kumpulannya membeli roti bakar sambil tertawa. Tapi, mungkin tak selamanya sesuatu berjalan sesuai kepastian. Contohnya ya hari ini.

Taehyung yang menjadi penyemangat otaknya di kala pelajaran kimia tadi ternyata tidak ia temukan di kantin hingga membuat Jeongguk kebingungan sendiri.

"Lo kenapa njing, daritadi gua liat celingukan mulu." Sungut sang kawan yang tak lebih tinggi darinya, Park Jimin. "Nyari siapa sih?"

Mendengar pertanyaan temannya itu, Jeongguk menggeleng kecil. "Bukan siapa-siapa. Lo juga gak bakal kenal."

"Yey sombong. Gak usah kayak pangeran sekolahan ala wattpad lo, gak cocok."

Jeongguk mencibir. Ingin membalas perkataan Jimin tapi kemudian disela dengan suara Jaehyun, kawan Jeongguk lainnya, yang memanggil untuk duduk bersama di meja gengnya sehingga mengharuskan Jeonguk menutup mulutnya.

JIa dalam hati memutuskan untuk mencari Taehyung.

°°°

Seminggu berlalu tanpa Jeongguk melihat Taehyung di istirahat kedua. Terasa aneh sebab Taehyung merupakan salah satu fans roti bakar Wak Doyok yang tak pernah ketinggalan untuk membeli lewat dari dua hari.

Menurut percakapan yang Jeongguk dengar diam-diam, motto Taehyung selama bersekolah ialah "Tidak Ada Hidup Tanpa Roti Bakar Wak Doyok" sehingga terdengar mustahil jika Taehyung tak membeli roti tersebut selama seminggu penuh.

Jeongguk jelas sekali bukan penguntit. Ia juga bukan seorang yang rela menghabiskan berjam-jam demi ngestalk sang pujaan hati. Demi Tuhan, Ia bahkan tidak hafal jadwal pelajaran Taehyung.

Ya mungkin ia memang tau beberapa, sebab terkadang Jeongguk harus melewati kelas Taehyung dikarenakan sistem sekolahnya yang memberlakukan metode moving class. Tapi, selain daripada itu, tolong jangan harapkan dia untuk ingat yang lain.

Duh, boro-boro pelajaran Taehyung, pelajarannya saja ia sering lupa.

Selain daripada itu, ada alasan lain.

Baginya, bertemu dan melihat Taehyung secara langsung apalagi dengan tidak sengaja merupakan sebuah kesempatan yang diberikan semesta untuknya. Seolah-olah semesta memang berpihak untuknya dan ia memang ditakdirkan untuk Taehyung seorang.

Hal-hal kecil memang, tapi sungguh memberi euphoria kesenangan tersendiri yang harus ia syukuri, dan ia tidak ingin rasa itu hilang dalam sekejap hanya karena ia dapat melihat sosial media si manis.

Maka, setelah beberapa hari berlalu tanpa kabar, Jeongguk pikir ia butuh mencari Taehyung. Dan seingat Jeongguk, kelas lab kimianya dengan kelas lab fisika Taehyung bersamaan. 

Memikirkan kemungkinan pertamanya itu, Jeongguk berlari kecil melewati beberapa kelas dan menuruni anak tangga dengan cepat. Ia bahkan tidak membalas kembali kawan-kawan yang memanggilnya dari jauh. Walau satu sahutan memberhentikannya,

"Woi Jeongguk, pisang goreng mau kagak?" Yup, tak lain dan tak bukan, Jimin.

"Mau sama bakwan juga, ngutang dulu gua."

Setelah bernego sebentar dilanjutkan kata 'sip' dari Jimin, Jeongguk melanjutkan langkahnya hingga ia sampai di tempat yang sedari awal ditujunya.

***

Lab fisika sudah.

Ruang BP sudah.

Ruang guru sudah.

Gymnasium sudah.

Semua ruang ekstrakulikuler juga sudah dijelajahinya.

Walau begitu, Jeongguk tetap saja tak menemukan dambaan hatinya itu. Kemungkinan yang tersisa ya cuma satu, perpustakaan tempat Taehyung biasanya tidur. Ia kembali berlari kecil lagi sambil melirik benda yang melingkar di pergelangan tangannya itu. Takut-takut bel akan berbunyi. Tiba-tiba, ia merasa seperti melewati siluet orang yang dicarinya jadi jeongguk memundurkan kakinya dan mengintip ke kelas disampingnya itu.

Ah, ternyata Taehyungnya ada di kelas.

Sedang memakai hoodie kebesaran sambil tertawa kecil membaca buku bergambar. Jeongguk tebak itu mungkin manga-manga lucu seperti kobo atau miko. Cantik sekali. Terlebih Taehyung sedang mengisap permen batangan bewarna merah, membuat bibirnya tampak serasi dengan pipi beram bekas tertawa.

Asik melamun membuat Jeongguk tidak sadar Taehyung sudah berpaling padanya sambil mengernyitkan dahi.

"Hoi, mau ngapain?" Taehyung bertanya. Bingung sekali sang pangeran basket menongolkan setengah kepalanya di kelas reguler seperti kelasnya.

Jeongguk yang cukup terkejut karena Taehyung berbicara dengannya berusaha menjawab sembari memikirkan alasan yang masuk akal, "hah? mau-mau pinjam jas lab Bogum, ada?"

"ohh, lo salah kelas berarti. Bogum mah dikelas samping," Taehyung berhenti sejenak untuk berpikir, "tapi dia kayaknya juga gak bawa baju lab deh soalnya dia pinjam sama kawan gua juga."

"Oh gitu ya, oke makasih." Jeongguk tersenyum sekilas lalu membalikkan badannya dengan cepat seolah berusaha pergi dari tempat ia berpijak.

Taehyung mengendikkan bahunya tidak peduli. Ia melanjutkan kegiatannya membaca sinchan. Tak lama kemudian,ia justru melihat Jeongguk mengintip kelasnya lagi lalu tersenyum ke arah Taehyung,

"gua boleh pinjam jas lab lo gak?"













sederhanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang