7:45 AM
Jennie menunggu di gerbang utama selama hampir 30 menit. Mereka sudah sepakat untuk bertemu jam 07.30 karena masih ada kelas. Nyonya Kim menurunkan Jennie di sekolah saat jam berdetik 6:30, Jennie masih menahan sakit di pergelangan kakinya tetapi dia sudahbisa berjalan sendiri.
"Dimana dia?" Jennie melihat ponselnya untuk memeriksa pesan. Dia memegang papet bag berisi kue mangkuk yang dipanggang oleh ibunya tadi malam.
"Selamat Pagi Ms. Kim!" Para siswa melambaikan tangan mereka saat sedang memindai ID mereka.
"Selamat pagi." Jennie tersenyum.
Jennie melihat kebelakang dan memeriksa apakah Mino sudah sampai, tetapi tidak ada bayangan darinya. Dia menyandarkan punggungnya ke dinding dan menutup matanya, Jennie tidak memberi tahu Lisa bahwa dia akan bertemu Mino hari ini. Meski itu urusan penting, Lisa pasti akan merasa cemburu.
"Hei Ms. Kim"
Jennie tersentak saat seseorang berbicara di sampingnya. Dia memegangi dadanya dan menarik napas dalam-dalam.
"Maaf jika aku mengejutkanmu," ucap Mino, dia memakai masker dan membawa ransel "Jadi.. ini IDmu. Maaf jika aku terlambat, aku melakukan sesuatu sebelum keluar rumah."
"Tidak apa-apa," balas Jennie mengambil ID darinya "Terima kasih dan ini hadiah untukmu, Ibuku memintaku untuk memberikan ini karena kau membantuku ke klinik ketika aku terjatuh."
"Tidak! Tidak apa-apa .. kau adalah rekan guru ku jadi aku harus melakukannya ,selain itu kau membutuhkannya." Mino mengulurkan tangannya untuk menunjukkan bahwa dia menolak hadiah.
"Tidak .. Ini adalah hadiah terima kasih jadi kau harus menerima ini. Ibuku akan berteriak padaku jika aku membawa pulang ini," Jennie menyerahkan paper bag itu kepadanya dan menatap Mino, dia mulai ragu-ragu "Ayolah, terima saja ini, agar tidak ada masalah sama sekali."
Mino menggaruk kepalanya dan mengambil paper bag itu perlahan-lahan "Terima kasih banyak, tapi sekali lagi kau tidak perlu melakukan ini saat aku membantumu." Dia terkekeh.
"Tentu .. Karena itu akan menjadi yang terakhir kalinya aku tersandung dari tangga dan meminta bantuan," Ujar Jennie bercanda "Jadi .. Aku harus pergi sekarang? Terima kasih telah menyimpan ini."
“Tak masalah… Apa kau mau ke kantor? Ayo pergi bersama. Aku ke sana juga.” Dia menawarkan.
Jennie berkedip "Tentu.. karena meskipun aku mengatakan Tidak, kau akan berada di belakangku karena kita menuju ke arah yang sama." Dia dengan lembut tertawa dan berjalan.
Jennie berjalan perlahan, berusaha sekuat tenaga untuk tidak memaksa pergelangan kakinya menginjak tanah. Mino ada di belakangnya dan hanya menatap Jennie saat mereka melalui koridor.
"Jadi, kau mahasiswa hukum?" Mino bertanya.
Jennie melirik ke belakang, "Ya. Tahun terakhirku .. Kenapa?"
"Tidak ada .. Jadi kau guru yang dibicarakan oleh kepala Departemen kita? Yang paling pintar di antara yang lain?"
Mata Jennie membelalak dan hanya menertawakannya "Mungkin itu cara yang sarkastik. Dia selaly meremehkanku karena aku kuliah sambil mengajar .. Dia mencari lubang yang sempurna untuk menyeretku ke bawah." Jennie mengangkat bahu dan mencengkeram pagar sambil berjalan ke atas.
"Benarkah? Tapi aku tidak bisa melihat sarkasme dalam kata-katanya." Mino menjawab dengan bingung.
"Kau tidak kenal dia. Aku bersumpah, begitu kita masuk ke dalam kantor, dia akan mulai membentakku bahkan tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Aku sudah bekerja hampir 4 tahun di departemen itu dan aku tidak pernah menerima pujian dari pria itu. "kata Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST (ID) -JENLISA ✔️
Fanfic"Apakah kau masih milikku?" Dia bertanya "Maafkan aku, tapi aku tidak bahagia lagi" jawabnya dan pergi. Gadis itu telah ditinggalkan dan menangis di bawah guyuran hujan, gemuruh seolah-olah menyesuaikan diri dengan emosi gadis itu. Lisa Manoban, seo...