Garis wajah yang memiliki luka bakar itu melembut. Kedua maniknya bersinar damai, menikmati setiap helai bulu kucing yang dielusnya.
Mengapa pemandangan itu selalu muncul di pikiran (Name)?
Ia berguling-guling cepat di atas ranjang, berusaha menepis ingatannya mengenai wajah Todoroki Shouto.
“Mengapa wajahnya terus menempel di otakku?” (Name) menepuk dahinya keras dan menggigit guling.
Selimut dan bantal ia lempar ke dinding. Berusaha menghilangkan figur pemuda berambut merah putih dari otaknya.
“Ck. Aku lelah.” (Name) terbaring pasrah.
Mengabaikan bantal dan selimutnya yang terserak di lantai. Kelopak matanya perlahan menutup.
Delapan jam kemudian alarmnya berbunyi, dengan mata yang setengah terbuka (Name) mematikan alarm ponselnya.
Ia menatap kucing hitam dan putih yang dijadikannya wallpaper ponsel. Kucing ya...
Momen Shouto yang kemarin mengelus kucing kembali muncul di pikirannya. Mata (Name) terbuka lebar-lebar, ia mengacak rambut frustasi.
“Tadi malam sebelum tidur aku memikirkannya. Pagi ini aku baru bangun dan ia tiba di pikiranku. Apa-apaan?” omelnya frustasi.
(Name) membenturkan kepalanya ke ranjang dan mengerang. Berusaha melunturkan wajah Shouto.
Ia mengumpat. Sekeras apapun ia mencoba, senyum lembut pemuda rupawan itu terus menghantui pikirannya.
Mentang-mentang banyak penggemar, jangan pikir aku juga menyukaimu sampai kau terus-terusan muncul di kepalaku! Enyahlah! Argh....
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalopsia | Todoroki Shouto ✔️
Hayran Kurgu(Todoroki Shouto x Reader) (Name) sangat mencintai musim semi. Bunga-bunga bermekaran, salju mencair, cahaya matahari bersinar hangat, dan angin sepoi-sepoi yang memainkan rambut sepinggangnya. Musim semi ia identikkan sebagai musim kehidupan. Semua...