6. Julidin Mantan

1.7K 235 11
                                    

Jam delapan pagi, Rai udah sampai di rumah Setya dan mengajaknya untuk nemenin jemput Diva di kosannya. Tapi karena Tuan Puteri Setya dandannya lama banget, jadi Rai kudu nunggu dulu yang kebetulan ditemenin sama Papanya Setya sambil makan nasi uduk yang dibeli sama Rai waktu menuju ke sini.

"Pasti orang tua kamu bangga, anaknya ada yang calon dokter ya, Rai." sanjung Papanya Setya. "Kalo adek kamu yang kedua udah selesai kuliahnya? Siapa namanya, Rendra yaa?"

"Iyaa, Om, Rendra namanya. Lagi nyusun dia. Doain aja cepet selesai yaa Om." sahut Rai sambil melipat kertas nasi uduknya karena isinya sudah pindah ke perutnya.

"Iyaa, Rai."

Bertepatan dengan itu, Setya keluar dari kamarnya. Sudah rapih dan wangi. Karena siangnya mau makan bareng di rumah Rai, jadi penampilannya gak boleh asal-asalan. Harus tetap cantik dan anggun agar calon mertua terpikat. Meski orang tua Rai juga udah pernah liat Setya dengan tampilan kusut. Tapi karena hari ini dia membawa misi 'memikat hati calon mertua' jadi harus total penampilannya.

Hari ini Setya pakai baju tunic dress berwarna navy yang dipadukan dengan kalung dengan bandulan kayu bermotif pattern. Karena dressnya berwarna gelap, kulit Setya jadi terlihat lebih cerah. Hari ini Setya sengaja menguncir rambutnya jadi satu ke belakang dan hanya menyisakan anak rambutnya disekitaran kening dan telinganya. Make up nya juga tipis-tipis aja dan hanya pakai lip tint agar bibirnya terasa lebih ringan.

"Pasti baju baru." tebak Rai menyipitkan mata.

"Iyaa, kemarin abis ke Thamcit sama Jesika n the genk." kata Setya. "Lagian mau makan bareng sama calon mertua harus cakep dong. Gak boleh asal-asalan."

"Kita cuma mau makan nasi uduk tau, Set. Bukan makan di tempat fancy." ingat Rai.

"Iyaa, aku tau. Kamu kan udah kasih tau kemaren." balasnya. "Tapi hari ini aku kan bawa misi ke rumah kamu." Rai mengerutkan keningnya bingung. "Misi memikat hati calon mertua. Jadi kudu cakepp."

Untung Papanya Setya udah pergi ke ruang makan. Jadi Rai gak sungkan untuk ngetawain tingkah anaknya yang ajaib ini. Yang dari kemarin ribut banget minta dinikahin.

"Yaudah yuk, Diva udah nungguin soalnya."

"Yuk.."

Setelah pamit pada orang tua Setya, keduanya langsung meluncur ke kosan Diva. Berbeda dengan Setya yang udah cakep, wangi, rapih, Rai justru belum mandi. Kewangiannya cuma berasal dari parfum aja. Keliatan rapihnya juga karena kaus oblong oversize-nya dibalut sama boomber jacket warna hitam yang dibarengi dengan short pants berwarna khaki. Sendalnya aja pakai sendal jepit tapi bukan swallow. Pelengkapnya adalah kacamata hitam yang sedang dia gunakan saat ini.

"Cuma mau jemput Diva di kosan doang, ngapain mandi." begitu kata Rai.

Ya, gak apa-apa sih. Mandinya bisa nanti. Ngumpulnya di rumah Rai juga. Kalau Setya hari ini emang karena ada niat terselubung, jadinya harus kece. Saat diperjalanan, Setya cerita ke Rai kalau kemarin dia dan Prisa bertemu dengan Geo. Setya ceritain aja tampilan Geo hari itu minus memberitahu kalau Geo mau main ke rumahnya.

"Geo badannya sekarang jadi banget tau, Yang. Jadi yang berotot keker gitu." cerita Setya.

"Kayak Ade Rai gitu?"

"Bukaan. Jadi keker yang keren macem Rio Dewanto sama Denny Sumargo gitu." paparnya.

"Balikan gih sama Geo, Yang."

Mata Setya menyipit lalu menunjuk wajah Rai seraya menggodanya. "Cailaahh... Rai cemburu lagii.." kekehnya. "Sekeren apapun Geo, sekaya apapun Geo, yaa aku tetep pilih kamu lahh."

SETYA BELUM AKADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang