"Kamu hari ini kuliah pagi?"
Juan yang baru saja keluar dari kamar mandi langsung duduk di meja makan, sedangkan Reira memilih sibuk menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.
Pemuda itu memang menginap di apartemen Reira karena bertengkar dengan ayahnya tadi malam dan memutuskan untuk pergi ke apartemen sepupunya sebagai tempat pelarian. Untung saja pemuda itu tidak ada jadwal kuliah hari ini, jadi dia bisa bersantai-santai tanpa harus memikirkan yang namanya kuliah.
"Iya, aku kuliah jam sembilan." Jawab Reira yang baru saja selesai membuat sandwich isi tuna kesukaan Juan yang langsung ia hidangkan di atas meja makan. "Kenapa?"
Juan mencomot salah satu sandwich lalu memakannya sebelum ia menjawab pertanyaan gadis itu. "Aku antar ya?"
"Katanya habis ini mau rebahan seharian?"
Juan mencibir, "Sekalian mau keluar sebentar."
"Ya sudah lah terserah kamu..." Reira kemudian ikut mencomot sandwich-nya.
Keduanya sempat terdiam beberapa saat, memilih untuk sibuk mengunyah makanan masing-masing sampai pada akhirnya Juan buka suara.
"Pacarmu sudah mengabarimu?"
Pertanyaan Juan barusan malah membuat mood Reira menjadi turun. Gadis itu menghela napasnya pelan, lalu menggelengkan kepalanya.
"Belum."
"Serius?" Juan menatap Reira tidak percaya, namun langsung dibalas anggukan oleh sepupunya itu.
Pemuda itu terdiam sebentar. Daniar itu kan dosen, bisa jadi dia sangat sibuk sampai tidak sempat menghubungi sepupunya itu. Lagi pula ini masih bisa dikategorikan belum lama untuk disebut menghilang.
"Jangan terlalu memikirkannya." Nasihat Juan. Kini pemuda itu berdiri dari duduknya dan mencuci tangannya di wastafel. "Mungkin dia ada alasan lain, tunggu saja dia cerita. Ingat ya, tugas kamu di sini tuh belajar. Bukan pacaran."
Apa yang dikatakan oleh Juan seolah menamparnya tanpa sadar. Dirinya sempat melupakan tujuan utamanya kenapa ia bisa ada di sini. Bersama Daniar dia sampai lupa kalau waktunya di sini tidaklah lama. Gadis itu menghela napas pelan, sepertinya dia harus mencoba terbiasa walau tanpa Daniar untuk sementara waktu. Toh, Reira juga tidak tau kedepannya akan seperti apa. Serius kah laki-laki itu dengannya, atau hanya sekedar singgah untuk bermain-main.
•--•
Suasana kantin fakultas tidak terlalu ramai. Mungkin karena sekarang masih jam kuliah sehingga hanya sedikit mahasiswa yang sedang free kelasnya untuk singgah ke sini. Sama halnya seperti Yuna dan Reira yang memilih untuk makan siang di sini setelah mereka menyelesaikan kelasnya beberapa menit yang lalu.
"Kamu dan Pak Daniar pacaran? Serius?" Tanya Yuna sedikit kaget.
Walaupun gadis itu tau mengenai kedekatan keduanya, tetap saja ia kaget. Lagipula ia juga sudah terlalu sering mendengar tentang hubungan asmara dosen dan mahasiswa. Jadi bukan hal tabu lagi untuk Yuna dengar.
"Iya..." Jawab Reira dengan cengirannya. "Baru seminggu yang lalu, hehe."
"Astaga..." Yuna memandang Reira dengan tatapan kagum dan sedikit tidak percaya. Kemudian tatapannya berubah menjadi khawatir ketika ia ingat suatu hal. "Tapi tiga bulan lagi kamu kembali ke negara asalmu. Memangnya tidak apa-apa?"
Reira bergerak gelisah. Benar juga! Kenapa dia melupakan fakta bahwa dia hanya sebentar ada di sini? Kenapa dia bisa melupakan hal penting itu? Gadis itu tanpa sadar menghela napasnya pelan. Sudah dua orang yang seolah-olah mengingatkannya untuk fokus ke tujuan awal ia ada di sini. Yah, walaupun Yuna hanya sekedar bertanya bukan seperti Juan yang menyuruhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENJANA | Kim Doyoung
Romance[𝐎𝐍 𝐇𝐎𝐋𝐃] Bagaimana jika dosen yang ternyata kamu sangka membencimu ternyata diam-diam menyukaimu? _______ Wang Reira adalah mahasiswa asing yang berasal dari Cina dan sedang menjalani program pertukaran pelajar di salah satu universitas yang...