Kehilangan pertama

27 0 0
                                    

~Betapa banyak akhirnya seseorang baru menyadari kebaikan orang lain ,saat orang itu benarbenar pergi dari kehidupannya ~
Author

~♥~

Happy reading ♥

Siang ini, aku berdiri disamping gundukan tanah yang masih basah bersama keluargaku dan beberapa sanak saudaraku, 5 menit yang lalu proses penguburan baru usai, ustadz Hilman sedang menuntun pembacaan do'a, aku dengan airmata yang telah kering beberapa kali menghela nafas, didalam gundukan tanah itu abiku berada, meninggal tadi malam ba'da isya di rumah sakit. Cinta pertama ku telah pergi dengan tenang, aku harus ikhlas

"Jangan nangis lagi, masih ada ummi, bang Nuril dan kak A'yun" Kata ummi di samping ku dengan menggenggam tangan kanan ku, aku tau mi genggaman itu bukan untuk menguatkanku, melainkan ummi juga sedang mencari kekuatan.

Kak A'yun yang berada disisi kiri ummi pindah kesamping ku, dielus nya bahuku, kakak perempuan ku yang sedang hamil besar itu beberapa kali berkata "gapapa"

Aku gapapa. Aku ikhlas. Aku baik baik saja meski perih.

Acara pemakaman selesai, beberapa orang kulihat sudah beranjak pulang, kulihat juga ummi menyalami orang-orang yang hadir di pemakaman abi

"Ayo pulang" Ajak bang Nuril, kakak lelakiku yang dari tadi hanya diam kini bersuara, dan sekarang dialah satu-satunya lelaki yang ada dirumah, dia menarik tangan ummi lembut, kami pulang, aku berjalan disamping ummi dan kakakku yang berjalan di belakang kami dengan pelan sambil dituntun suami nya,bang Fahri.

Kami semua masuk kedalam mobil dengan diam ,tak ada candaan seperti biasa. Pemikiran ku berkelana ,kata-kata 'seandainya mulai masuk ke fikiranku ,aku tau aku tak boleh begini.

Bukan hanya aku yang sedih.

Bang Nuril menoleh kepadaku ,dia duduk tepat disebelah kiri ku sedangkan ummi disebelah kanan ku , dengan bang Fahri yang menyetir dan kakakku disampingnya. Dibelakang kami ada satu mobil lagi yang isi nya saudara  ku dari abi.

Mas Nuril hanya menoleh tanpa bicara ,aku yang ditatap langsung menaikan sebelah alisku ,tak lama terdengar helaan nafas beratnya.

"kenapa bang?" tanyaku akhirnya. Mas Nuril kembali menoleh mungkin dia juga bingung harus ngomong apa ,alhasil dia hanya menggeleng dan kembali menatap kedepan. Kosong.  Aku melihat tatapan kosong disana.

Setelah itu kami semua fokus dengan fikiran masing-masing. Aku memeluk lengan ummi, mencari kenyamanan dan ketenangan disana ,kuambil tangan yang mulai keriput itu.

Cup
Cup
Cup

Kukecup berulang kali ,kulihat ummi yang tersenyum tapi dengan pandangan yang masih lurus kedepan.

"Ummi.. Nisya sayang banget sama ummi, Nisya juga sayang sama bang Nuril , kak A'yun , juga bang Fahri "kataku dengan mata terpejam"Nisya juga sayang banget sama abi ,tapi Allah lebih sayang sama abi ,yakan mi?" lanjutku sambil membuka mata dan menatap kearah ummi

"Iya sya" kata ummi sambil mengelus kepalaku yang tertutup jilbab biru dongker itu. Kulihat ummi tersenyum. Senyumnya seperti menahan tangis.

Hening kembali ,mungkin untuk saat ini kami semua sedang berkelana ke masa lalu bersama abi .



Abi sayang, maafin Nisya belum bisa bahagiain abi ,Nisya janji akan buat ummi bahagia disini .
Nisya sayang abi , semoga nanti kita kembali bertemu di syurganya Allah ya bi









Hai readers ♥
Masih awal banget nulis ni ,semoga pada suka yaaa, ohyaa jangan lupa tekan bintang dipojok  kiri ya hihi
Sampai ketemu di part berikutnya♡

Nazhe💜
Peluk hangat dari author

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TAKDIRKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang