Pukul sembilan pagi, Ari berinisiatif menemui Ara dan mengajaknya pergi bertemu klien.
Sebenarnya ini hanya alasannya saja, Ari hanya ingin mengajak Ara melupakan kekasihnya sejenak, Ari ingin Ara kembali menjadi Bellanya yang dulu, Bellanya yang ceria dan lucu.
"Ando tungguin Bella!" Teriak Ara.
Ari yang mendengar itu merasa jengah, "lagian Bella sih bandel! Udah di bilangin jangan ikutin Ando, tetep aja ngeyel!" Ari kesal dibuatnya.
"Ya lagian, Ando ngeselin! Siapa suruh Ando lari lari sepagi ini! Bella kan kepo!" Kesal Bella.
"Kepo apasih Bella?" Lelah Ari.
"Ya Bella kepo aja, ngapain coba Ando lari lari sepagi ini, kan Bella pikir Ando kesurupan tadi,"
"Bella, Ando tuh lari pagi biar sehat! Bukannya kesurupan!"
"Kalau lari buat sehat, kenapa Ando gak ngajakin Bella juga?"
Ari tersenyum usil "Bella udah terlalu sehat, lihat deh Bella udah gendut, kalau Ando kan masih kurus, jadi harus lari pagi biar sehat," asalnya, Ari hanya ingin mengerjai Ara.
"Yaudah, Ando gausah lari lari, lebih baik Ando banyakin makan aja kayak Bella, biar gendutan kayak bella, gausah lari lari, capek," sarannya.
Ari hanya terkekeh dan melanjutkan larinya.
"Ando! Kalau Ando lari lagi! Bella lempar ya!" Ara mengambil ancang ancang untuk melempar Ando dengan sendalnya.
Bukannya mengikuti perkataanya, Ari malahan mempercepat langkahnya. Ara yang kesal dengan itu pun melemparkan sandalnya, bukanya sandalnya yang terlempar, malah dia yang jatuh.
Ara meringgis,lututnya berdarah dan terasa perih. "Ando jahat hiks," Ara mulai menangis. Mendengar suara tangisan, Ari berbalik dan terkejut mendapati Ara yang terduduk memegangi sebelah lututnya.
Ari menghampiri ara yang menangis terisak "Bella kenapa?" tanyanya.
"_"
Tidak ada jawaban yang keluar dari mulutnya, Ara tetap diam sambil menangis memegangi lututnya.
"Bella?" Suara Ari bagai radio rusak yang tidak ada artinya bagi Ara.
"Bella kenap_"
"Udah tau bella jatuh, nangis nangis! Masih tanya lagi!" Ara berteriak kesal.
"Ando kan gatau kalau bella jatuh," pembelaan Ando.
"Ando punya mata kan!" Ari mengangguk "punya mata kok gak berguna!" Ari hanya bisa mengelus dada 'sabarrr'.
"Sini Ando gendong pulang," Ari berjongkok di hadapan Ara.
Dengan kesal Ara berdiri dan melompat ke punggung Ari "Bella berat banget," keluh Ari.
"Aduh," ringgis Ari, Bella menjambak rambutnya seperti bermain kuda kuda, Ari hanya bisa bersabar mengelus dada selama perjalan pulang, sudah berat, sakit lagi, malang sekali nasipnya.
"Ayo," lamunan Ari buyar seketika. Bella berjalan dan memasuki mobil di susul Ari setelahnya.
Di dalam perjalanan, Ari memutar sebuah lagu berjudul suara dari hijau daun, cover dyah Novia. Suara merdu dan alunan musik menghiasi perjalanan mereka, sesekali Ara dan Ari ikut menyanyikan lagu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Innara
Romancebagaimana tanggapan mu mengenai sosok yang berusaha menghidupkan cinta mu yang sudah basi? sosok yang membuat mu membenci segalanya tentang hidup mu di masa lalu mu, sosok yang membuat mu ingin mati dan bertahan hidup bersamaan? hidup memang begit...