Bagian 33 || Keputusan.

17 6 0
                                    

" Ma, salwa ingin tinggal bersama papi. Apa salwa bisa? " Aku dengan agak ragu membuka percakapan saat ini.

Makan malam kami semua terhenti karena ucapanku, papa juga masih diam disana menunggu aku berbicara lagi atau sedang bingung dengan perkataanku.

" Hak asuhmu ada ditangan mama, jadi kenapa kamu mau tinggal selamanya dengan papimu? "

" Eum, salwa pikir jika salwa sudah dewasa salwa bisa memilih, " ujarku mantab.

" Tanya papa mu? " Sebelum mengatakan itu mama diam lalu menatap kearah papa.

Aku menatap wajah papa yang ada dikursi kepala keluarga. Setidaknya aku sudah mengumpulkan keberanian serta berlatih berdebat dengan orang dewasa, bekalku cukup untuk pernyataan ataupun pertanyaan yang akan ditanyakan padaku. Sekarang ini jantungku sama sekali tidak bisa dihentikan, rasanya berdegum sangat keras. Rasa gugup saat papa menghela napas juga terus mengusikku dalam sikap tenang ini.

Udara disekitar membuatku berkali - kali lipat gugup.

" Apa salwa merasa tidak nyaman tinggal disini? "

" Nyaman kok pa, " aku menelan ludah gugup, tubuhku yang berbohong kini melirik mila sekilas.

" Lalu kenapa papa harus mengizinkanmu tinggal bersama papimu? "

" Salwa hanya, lelah, " lirihku.

" Salwa lelah jika harus bolak - balik untuk tinggal didua rumah dan dua keluarga. Salwa juga sudah cukup dewasa untuk memilih. " Jelasku.

" Kenapa tidak tinggal disini selamanya? " tanya mama.

Ada nada ragu diucapan itu, sangat jelas terdengar mama tidak tulus mengatakan itu.

" Eum, salwa suka mila. Salwa suka kak aga. Mereka saudara salwa sendiri tapi. Kehadiran salwa disini hanya akan menambah beban papa dan mama saja. "

" Kamu tida- "

" Lagipun, papi juga akan pindah kota. Dan dikota itu salwa ingin berkuliah disana, salwa memikirkan untuk mengenal kota itu sebelum salwa menetap disana. "

Kak aga terkejut karena aku memotong ucapannya.

" Baiklah. Papa mengizinkanmu meski pun berat dan tidak seharusnya papa melepasmu. "

" Lalu izin mama? " tanyaku.

" Terserah padamu. "

Yah aku tahu alasan seperti itu harusnya bisa dengan mudah diterima oleh mereka, karena bagaimanapun orang tua. mereka ingin yang terbaik untuk anaknya.

" Besok ajak papimu kesini sal, "

Aku menghela napas lelah, rasanya tidak terlalu berat untuk meninggalkan semua nya karena dari awal aku memang bukan siapa - siapa.

Kak aga juga kembali seperti semula, dan setelah malam ini besok adalah hari yang akan sangat lama dan berat.

•••

Esoknya aku tidak berangkat kesekolah, izin kepentingan keluarga dan seperti janji ku pada papa. Papi dan mami mampir kerumah, hanya ada mama, papa dan aku disini.

Perdebatan kembali terjadi antara papa dan papi, sedangkan mama dan mami hanya diam saja.

Setelah berakhirnya pertemuan ini telah diputuskan. Dalam waktu 3 hari dari sekarang berkas kepindahanku akan diurus mungkin paling lambat selesainya hari senin atau kamis besok ataupun jum'at besoknya lagi.

" Mami pulang dulu ya sal. "

" Iya mi. "

Aku pergi kekantor pengadilan bersama mama, seharian ini memang benar - benar aku izin tidak masuk untuk mengurus segalanya. Lebih tepatnya mama perlu tanda tanganku dan pernyataanku secara langsung dipengadilan.

Honey & Heaven [Complate]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang