12. Your Happiness, JJK #3

908 129 4
                                    

"punch me right in my face if I hurt you, please."

~♥~

"Taehyung?"

"hm?"

"ngelamunin apa?"

Taehyung diam, tidak menjawab dan tidak ada niatan menjawab pertanyaan Seolji. Seolji yang melihatnya diam saja, tidak memaksa Taehyung untuk menjawab pertanyaan itu, hanya saja Seolji merasa sedih ketika Taehyung mengabaikannya sejak tadi pagi hingga mereka berada dikafe dekat kampus saat ini. Taehyung yang terlalu jelas, atau memang Seolji yang terlalu peka tentang ada sesuatu hal yang terjadi antara Taehyung dan Jeongguk yang membuat Taehyung menjadi seseorang yang tak Seolji kenali akhir-akhir ini.

"tugas dosen kemarin udah selesai?"

Taehyung menoleh, "hm?"

"tugas dosen? Dosen Lee?"

"oh, udah. Mau liat?"

"boleh?"

"boleh." Taehyung mengambil flashdisk ditasnya dan memberikannya pada Seolji yang langsung ia sambungkan pada laptopnya. Membaca makalah milik Taehyung dengan seksama.

Taehyung sendiri juga kembali pada aktivitas yang ia lakukan sebelumnya; melamun. Hingga tepukan dibahu membuatnya menoleh kebelakang--

"Kak Taehyung?"

Dahi Taehyung mengkerut, orang ini adalah orang yang membuatnya sangat murka waktu itu. Tapi, ia mencoba untuk biasa saja. Mulai mencoba menerima keadaan ini, menelan pill pahit mentah-mentah. "iya, ada apa ya?"

Anak itu langsung mengambil duduk didepannya. "Jeongguknya mana, Kak?"

Lagi-lagi Taehyung diam, harusnya ia tahu kalau gadis ini kemari untuk mencari Jeongguk. Tapi kenapa bertanya pada Taehyung.

"maaf?"

"Kak Taehyung yang lagi deket sama Jeongguk, kan? Jeongguk udah cerita?"

"Jeongguk cerita tentang gue ke pacarnya?" pikir Taehyung.

Ingatannya terlempar dihari dimana ia tidak sengaja melihat Jeongguk bersama dengan gadis didepannya ini, disebuah kafe didekat kampus dan sedang bercanda dan tertawa. Bahkan Taehyung tidak bisa melupakan bagaimana gadis yang ia yakini kekasih Jeongguk ini mencubiti pipi Jeongguknya dengan gemas. Taehyung hanya melihat, tapi dengan amarah dan rasa sakit yang menusuk-nusuk ulu hatinya. Yang Taehyung pikirkan saat itu adalah harusnya ia tau dan sadar kalau Jeongguk itu menyukai perempuan. Harusnya dari awal memang ia tidak perlu mengharapkan sesuatu. Tidak perlu berusaha membuat perasaan mereka menjadi sama. Tidak perlu.

"Kak Taehyung?"

Gadis itu membuyarkan lamunan Taehyung. "iya?"

"kayaknya Jeongguk belum cerita ya? Aku Sinri, temen Jeongguk."

Hah?

"temen?"

"dulu waktu SMA pernah pacaran sih, tapi dulu banget. Sekarang aku ngerasa Jeongguk lebih cocok jadi adek aku. Hehehe--

--aku pikir Jeongguk udah cerita. Kemarin waktu dimall dia cerita banyak ke aku tentang Kak Taehyung. Oh iya? Gimana hadiahnya? Kak Taehyung suka?"

"hadiah?"

"iya? Loh Jeongguk belum ngasih? Tiga hari yang lalu Jeongguk minta aku buat nemenin dia cari hadiah buat Kak Taehyung, dia minta tolong soalnya dia bingung hadiah apa yang cocok buat Kak Taehyung."

Jantung Taehyung merosot rasanya ketika mendengar seluruh penuturan Sinri. Jadi selama ini dia salah paham. Dia menghina Jeongguk dengan mengatainya tidak berguna dan mengganggu. Astaga! Sampah macam apa yang ia katakan saat itu. Ia merasa brengsek sekali dirinya saat ini.

"gue sendiri yang nggak mau dia nangis, tapi gue sendiri alesan yang nyakitin dia."

Taehyung tidak dapat berfikir jernih, dia mengusap wajahnya kasar dan kemudian mengemasi barang-barangnya. Ia akan mencari Jeongguk kekelasnya.

"Taehyung?" itu suara Seolji menatap Taehyung yang tengah tergesa-gesa pergi.

Saking linglungnya, Taehyung merupakan keberadaan Seolji. "Sorry ya Seol, gue harus pergi. Lo kerjain tugasnya sendiri dulu nggak apa-apa, kan?"

Seolji mengangguk. Berbeda dengan Sinri yang kebingungan dengan reaksi Taehyung setelah ia bercerita banyak hal tentang pertemuannya dengan Jeongguk. Apa ia salah bicara hingga membuat Taehyung sebegini gelagapannya?

"Kak Taehyung mau kemana?" tanya Sinri ikut berdiri. Taehyung tersenyum paksa dan terburu-buru.

"gue harus pergi. Lain kali kita bicara."

"tapi Kak--

BUGGGGGH!

--MINGYU!"

Sinri berteriak ketika satu pukulan mengenai wajah Taehyung dan pelakunya adalah Mingyu. Mingyu tampak emosi dengan wajah memerahnya. Menatap keji Taehyung yang menggelepar dilantai kafe.

"Taehyung." Seolji membantu Taehyung berdiri.

Baru saja Taehyung berdiri, Mingyu sudah bersiap melayangkan tinjuannya lagi dan-

BUGHHH!

"Mingyu!" Sinri menarik Mingyu menjauh dari Taehyung. Menahan Mingyu yang tengah dirundung emosi tanpa ada yang tahu penyebabnya.

Semua orang dikafe menatap mereka.

"Lepasin gue Sin! Nih orang harus dikasih pelajaran!" tatapan Mingyu bengis pada Taehyung yang sudah babak belur dengan darah disudut bibirnya. Taehyung diam bukan karena ia takut, tapi karena ia nampaknya tahu apa alasan dari marahnya sahabat dekat Jeongguk itu.

"Mingyu! Kamu bisa diusir dari sini!"

"gue nggak peduli! Nih orang udah bikin Jeongguk sakit hati Sin! Dia juga jadi alesan Jeongguk sakit dari tiga hari yang lalu! Manusia didepan lo ini!"

Sinri terdiam, memahami seluruh kalimat yang keluar dari bibir Mingyu. Matanya yang berair ketika mendengar Jeongguk sedang sakit itu menatap kearah Taehyung yang juga tengah menyendu. Semuanya hanya menatap tak ada yang berani bersuara.

Hingga Tehyung berdiri dengan tertatih, memasang ransel kepunggungnya. Menatap Mingyu tak kalah tajam.

"lo bisa pukul gue sepuasnya tapi nanti. Gue mau ketemu Jeongguk." Taehyung hendak melangkahkan kaki pergi namun kerah kemejanya ditarik oleh Mingyu.

"Mingyu!" Sinri masih menahan.

Kemudian matanya menatap Mingyu yang mengeluarkan sesuatu dari ranselnya. Melemparkannya tepat dimuka Taehyung membuat Taehyung, Sinri dan Seolji bingung.

"itu dari Jeongguk yang harusnya dia kasih ke lo tiga hari lalu. Tapi nggak jadi karena dia lo usir!"

Belati seperti tengah menusuk ulu hatinya ketika mendengar ucapan Mingyu. Sekarang Taehyung mengerti semuanya. Iya paham apa yang terjadi dan ia dapat menarik kesimpulan kalau dia yang salah. Dia yang salah paham. Dia yang terlalu mudah tersulut emosi.

Apa yang sudah ia lakukan? Kenapa sangat bodoh?

Taehyung meremat paper bag ditangannya. Kemudian dengan tergesa hendak pergi kesana tapi lagi-lagi Mingyu menahannya. Tatapan tajam itu ia layangkan pada Mingyu. Persetan Mingyu akan menghalanginya ia akan tetap datang menghampiri Jeongguknya.

Mingyu melemparkan kartu apartment yang langsung ditangkap Taehyung. Sedikit bingung tentang untuk apa kartu apartment ini, tapi ia urungkan karena melihat Jeongguk adalah hal yang terpenting saat ini.

"buka pintu apartment sendiri. Nggak usah ngerepotin Jeongguk yang nggak sanggup jalan itu bukain pintu buat lo!"

Our Story [KTH&JJK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang