17. A Few Days Later

931 119 3
                                    

"you love me, you hurt me."

~♥~


Jeongguk benar-benar tidak bisa berhenti memikirkannya. Memikirkan liontin cantik dengan bandul hati yang entah kenapa terasa sangat familiar. Jeongguk tidak merasa asing dengan liontin dan bandul itu. Tapi kenapa ingatan tentang liontin itu tak mendatanginya?

"huh."

Untuk kesekian kalinya, Jeongguk menghela nafas pelan. Mingyu melihatnya, melihat Jeongguk yang terus-terusan melamun. Apalagi beberapa hari kemarin, Jeongguk tidak mendengarkan ketika ia bicara dan melamun ketika melakukan beberapa hal. Ada apa dengan Jeongguk?

"kenapa, hm?" Mingyu menepuk bahu Jeongguk. Wajah Jeongguk yang semula menatap layar laptop kini berubah menatap Mingyu yang berdiri dibelakangnya.

Jeongguk tersenyum kecil. "nggak apa-apa, kok."

Giliran Mingyu yang menghela nafas, mengambil kursi dan duduk disebelah Jeongguk.

"kita udah dari kecil bareng Jeongguk, gue paham kalo lo lagi ada sesuatu yang ganjal. Gue paham kalo lo lagi seneng. Gue paham kalo lo lagi sedih maupun marah. Gue paham lo. Dan sekarang, lo lagi ada sesuatu yang ganjal kan, hm?"

Jeongguk menatap Mingyu. Benar, percuma menutupinya pada Mingyu karena sahabatnya itu terlalu memahaminya.

"beberapa hari yang lalu, gue liat liontin ditas Kak Taehyung. Gue nggak sengaja liat, terus gue perhatiin Ming. Ada ukiran dibandulnya. Tapi gue belum sempet baca, karena Kak Taehyung udah ngambil lebih dulu. Wajah dia keliatan takut, Ming. Kak Taehyung nggak pernah nunjukin ekspresi itu sebelumnya."

Kedua tangan Mingyu berpindah pada bahu Jeongguk. Menatap mata Jeongguk yang tersirat akan ketakutan, kesedihan dan kekesalan. "Jeongguk? Lo udah tanya itu liontin siapa?"

"gue takut mau nanya."

"menurut gue lo tanya dulu. Entah Kak Taehyung jawab gimana, lo terima aja dulu. Kalo jawaban Kak Taehyung nggak bikin lo puas, tunggu aja Gguk. Kak Taehyung pasti cerita cepat atau lambat. Lo jangan khawatir. Kalo yang lo khawatirin dia selingkuh, gue yang yakin kalo dia nggak kayak gitu, kok."

"hm."

"Kak Taehyung sayang banget sama lo, Jeongguk. Percaya sama gue."

"iya Ming, gue juga tau kok."

"jadi sekarang, mending lo tanya Kak Taehyung." ucap Mingyu. Jeongguk memejamkan matanya, bingung dan perasaan lainnya. Campur aduk.

"mau gue anter kerumah Kak Taehyung?"

Jeongguk menggeleng lemah. "nggak usah deh, gue kesana sendiri aja."

Mendengarnya, Mingyu tersenyum. Mengusak kepala Jeongguk sayang.

"semangat ya, Gguk. Senyum."

***

Jeongguk hampir sampai kedaerah rumah Taehyung. Menurunkan kecepatan mobil sembari memperbaiki rambutnya. Dia akan bertemu Taehyung tentu saja dia harus terlihat manis. Memikirkan dia yang begitu centil begini membuat ia tertawa sendiri tiba-tiba.

Mobil Jeongguk sudah hendak membelok pada halaman rumah Taehyung, tapi Jeongguk lebih dulu menghentikannya. Dari kaca jendela mobil, ia dapat melihat;

Taehyung tengah dipeluk mesra oleh seorang gadis yang dari jauh saja Jeongguk tahu kalau gadis itu sumpah demi apapun, cantik sekali. Bercanda dengan Taehyung yang tampak nyaman sekali berbincang dengan gadis itu. Bahkan Taehyung juga sempat menunjukkan ekspresi malu-malu.

Hati Jeongguk rasanya seperti diremas dan ditusuk-tusuk oleh belati tajam ketika melihat Taehyung mencium dahi gadis itu, dan gadis itu mencium pipi Taehyung mesra.

Hah?

Lucu sekali hubungan ini bagi Jeongguk. Lucu. Ketika dia telah mencintai seseorang, orang yang ia cintai malah menghancurkan dirinya. Bahagia seperti enggan menyentuhnya untuk waktu yang sangat lama.

Dia mencintai Taehyung dengan tulus, dan ia mengharapkan yang sama dari Taehyung. Jeongguk menyesali harapannya, harusnya ia tahu dari awal kalau lelaki seperti Taehyung itu sangat mudah untuk dicintai banyak orang dan mencintai banyak orang. Harusnya ia tidak perlu merasa spesial.

Tidak perlu.

Jeongguk meremas dadanya, isakan pilu terdengar keras didalam mobilnya. Ia menginjak gas untuk pergi, meninggalkan kediaman Taehyung yang bahkan belum sempat ia kunjungi. Jeongguk terlalu sakit hanya untuk melihat dua orang yang sialnya Jeongguk akui kalau mereka cocok bersama.

Jeongguk tidak tahu lagi bagaimana cara berfikir yang benar. Dia hanya memacu mobilnya sekuat tangisannya. Tidak dapat melihat bagian depan dengan jelas karena matanya yang sudah banjir air mata.

Taehyung bilang tidak ingin menyakitinya, tapi dia terus melakukannya.

Kesadaran Jeongguk kalau ia sedang menyetir mobil tidak dapat dimunculkan. Dia hanya menangis dan mengendarainya tanpa tau mau kemana. Yang jelas menjauhi Taehyung, menjauhi betapa buruknya kenangan yang ia dapatkan selama ini.

Mencintai bukan hal lumrah bagi Jeongguk, Taehyung tahu itu.

Harusnya memang Jeongguk tidak perlu jatuh cinta, bukan? Apalagi pada Taehyung yang mungkin menjadi salah satu dintara beberapa orang yang diinginkan jadi pendamping hidup.

Jeongguk terlalu payah untuk mendapatkan Taehyung, itu yang ia fikirkan. Sehingga Taehyung mudah memanipulasinya dengan kalimat 'Aku mencintaimu'.

Dengungan kalimat itu terdengar, Jeongguk semakin frustasi. Nafasnya sesak ditambah isakan yang membuatnya kesulitan mengais udara, hingga akhirnya---

BRAKKK!

"Kak Taehyung cinta sekali sama Jeon Jeongguk."

Hanya kalimat itu yang dapat Jeongguk dengar setelah mobilnya menabrak pohon besar dipinggir jalan,

dan sebelum kesadaran Jeongguk menghilang.

-tbc

Guys seriously ini bakalan pendek nggak sampe 25 part. So don't worry, I I'm not good at nulis panjang-panjang and also sorry for the typo. Too lazy to checked multiple times😭😭. Enjoy, and leave votes and comments. I love you♡

Our Story [KTH&JJK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang