Desire

1.3K 134 12
                                    

Sesuai dengan keinginan Ara, sekarang Ara berada di ruangan milik y/n. Y/n sendiri sekarang sedang mengerjakan beberapa berkas, sedangkan Ara sedang sibuk dengan drama yang sedang ia ikuti saat ini. Sesekali ia berteriak histeris saat sesuatu yang bikin ia gemas terjadi. Y/n sama sekali tidak terganggu dan membiarkan Ara seperti itu.

"Yyyyyy/nnnnn" panggil Ara sambil menutup laptopnya.

"Apa?" Tanya y/n sambil membaca map yang ada di depannya.

"Aku bosan" ujar Ara sambil menyandarkan badannya di sofa.

"Mau apa?" Tanya y/n yang tetap fokus dengan berkasnya.

"Y/n aku jadi kepengin buat Chanel YouTube, terus kita ngevlog bareng bareng gitu" ujar Ara yang sudah menegakkan badannya, karena Ara sudah mendapatkan semangatnya kembali.

"Apa yang dibutuhkan?" Tanya y/n sambil menatap Ara.

"Aku membutuhkan kamera yang kecil, aplikasi edit yang kebanyakan berbayar tapi untuk pemula sih yang gratisan tidak apa apa, terus untuk konten yang pertama aku ingin menggunakan kembali seragam sekolah lagi, sepertinya untuk sekarang yang ada di pikiranku hanya itu" ujar Ara sambil melihat ke langit langit, ia sedang membayangkan semua rencananya.

"Ronald, kau dengarkan tadi?" Tanya y/n sambil mengangkat ponselnya.

"Tentu saja, akan aku siapkan"

Y/n mematikan sambungan telponnya, Ara yang mendengar suara Ronald hanya bisa memandang y/n.

"Kenapa?" Tanya y/n sambil menaikkan satu alisnya.

"Sejak kapan kau menghubungi Ronald, dan apa tadi menyiapkan?" Ujar Ara sedikit menggebu gebu.

"Sejak kau mulai menginginkan membuat Chanel YouTube, dan Ronald akan menyiapkan kebutuhan Chanel mu itu" ujar y/n.

"Ih pemborosan tau, bilang ke Ronald enggak jadi" ujar Ara.

"Tidak ada hal seperti itu di kamus ku" ujar y/n kemudian ia kembali fokus dengan berkasnya lagi.

Sedangkan Ara hanya mencibir kelakuan y/n yang seenaknya mengeluarkan uang. Jika orang lain mendengar percakapan ini, Ara menjamin bahwa orang tersebut akan mengecap dirinya sebagai sahabat yang hanya mau uangnya saja.

"Mau ngedit sendiri apa gimana?" Tanya y/n setelah hening beberapa saat.

"Kamu saja" celetuk Ara yang diangguki oleh y/n.

"Lah beneran?" Tanya Ara.

"Hm" jawab y/n.

"Aduh salah ngomong lagi" ujar Ara merutuki kelakuannya yang sering berucap tanpa memikirkan siapa yang ia ajak berbicara sekarang.

"Y/n aku mau pulang" ujar Ara sambil mengemasi barang barangnya.

Ara pun berdiri dan melihat y/n juga ikut berdiri, ia mengernyitkan dahinya.

"Kok ikut berdiri?" Tanya Ara.

"Ya nganterin lah, terus mau ngapain lagi" ujar y/n sambil memasukkan ponselnya ke saku celananya.

"Enggak usah, aku akan pulang sendiri saja. Bye bye" ujar Ara kemudian langsung melarikan diri dari ruangan milik y/n.

Y/n mengambil ponselnya dan menelpon seseorang.

"Ikutin Ara"

Kemudian ia langsung mematikannya secara sepihak, y/n kembali duduk di kursinya. Ia memandang berkasnya dengan malas, baru saja ia ingin mengambil berkas tersebut. Tiba tiba muncul notifikasi dari email-nya.

My Story [NCT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang