My Jerk Husband (HUNHAN GS)

Fifteenth : Our Love for Shixun

PERHATIKAN TAHUN....!

BACA AUTHOR NOTE...!

Kangen gak sama ni ff? 😎

.

.

.

.

.

.

.

.

[SEOUL, KOREA SELATAN, 2038]

Kamar pengantin XunHan.

Adalah tempat di mana Shixun dan Luhan menenggak cinta untuk pertama kali. Hanya saja, mereka tertutup pada perasaan masing-masing. Itu karena masa lalu, tujuan, dan idealisme keduanya mencegah kata-kata cinta saling diucapkan.

Suasana kamar ini sedikit tegang. Malam dingin makin dingin sehabis Luhan siuman. Kerinduan sempat terucap dari bibir keduanya, dan langsung hilang begitu Shixun berkata,

"Sudah kedua kalinya kau pingsan disaat hujan. Apalagi penyebab pingsanmu bukan karena kau demam dan semacamnya. Kupikir, tidak benar kalau ini kusebut kebetulan. Iya, kan?"

Xiao Luhan bangkit dari dada suaminya. Dia duduk. Kakinya terlipat dan kedua tangannya terkepal di atas paha. Sorot matanya mengandung kesiapan.

Dia harus siap dengan segala tudingan jika suaminya menginterogasinya. Luhan tiba-tiba teringat isi surat yang harusnya Oh Sehun tulis untuk Shixun baca. Di sana tertulis,

Baiklah, appa ingin menyampaikan :

Dugaanmu benar mengenai istrimu.

Istrimu, Xiao Luhan, adalah pengidap Dissociative Identity Disorder. [Thirteenth]

Xiao Luhan menekankan ingatannya pada satu kata dalam satu kalimat paling mengganjal hati.

'Dugaanmu benar mengenai istrimu.'

Itu berarti, Xi Shixun sudah mencurigai Xiao Luhan sedari awal.

"Kalau phobia hujan, kurasa tidak benar."

Manik legam Shixun melirik ke atas, tanda dia mengingat-ingat sesuatu.

"Karena waktu itu, sepulang kita dari Exordium High School tepat di hari Bangchan memukulku, kau tiba-tiba pingsan tanpa sebab. Lalu hari berikutnya, ketika kau bertemu Yeonseok-samchon di BBC, kau biasa saja melihat hujan deras walau tidak berani menerobosnya." Shixun bersandar di kepala ranjang. Kepalanya dimiringkan menghadap istrinya. "Kesimpulannya, bagaimana bisa hujan di sekolah dengan hujan di BBC bisa menimbulkan reaksi yang berbeda?"

Xiao Luhan membisu.

Dia ingin membantah, namun mengelak hanya membuat Shixun makin curiga. Luhan lamat berpikir.