***
Althaf merebahkan badannya diatas kasur setelah melihat jam yang ada didinding kamarnya.
Sudah pukul 23.15 menit, Althaf baru menutup lembar-lembar soal Olimpiade untuk persiapan besok.
Althaf melihat kearah pintu sejenak ketika ada yang masuk. Daffa membawakan beberapa camilan yang sengaja ia ambil untuk Althaf.
"nih, makan. Lo pasti laper kan", perintah Daffa sambil mengambil sepotong kue dan kemudian mengambil jaketnya diatas meja dalam kamar itu.
Althaf sontak bangkit ketika melihat Daffa mengambil jaketnya,"mau kemana lo?", Tanya Althaf.
"ya pulang lah", jawab Daffa santai.
Althaf langsung mendecak,"ck, nginap disini aja kenapa?"
Daffa tampak menimbang,"gak ah, kasian si mbok juga tinggal-tinggal mulu"
Althaf menatap curiga,"jangan bilang lo suka sama pembantu lo sendiri?", ucap Althaf dengan mata memicing.
Daffa menatap jijik,"gila lo! Mbok gue udah 48 taon anjir! Ya kali gue suka sama si mbok yang udah ngejaga gue dari bayi"
Althaf mengangguk lalu rebahan kembali,"Daf, tega baget lo ninggalin gue, nginap...", rengek Althaf.
Daffa menatap Althaf genit,"maaf ya om, aku harus pulang, bayarannya om tf aja gak papa kok", ucap Daffa sambil bergaya menyelipkan rambutnya kebelakang telinga.
Althaf dengan geram melempar Daffa dengan guling yang ada disampingnya,"muntah gue, muntah!!!"
Daffa hanya tertawa,"suruh Rafqi aja..."
Sambil mentap langit-langit kamar Althaf menjawab,"dia pengajian sama anak muda kompleknya
Seketika Daffa ikutan ingat,"oh iya, malam minggu terakhir dibulan ini"
Memang setiap sebulan sekali tepatnya di malam minggu terakhir di satu bulan, Rafqi akan memberikan surahan untuk muda-muda yang ada di kompleknya.
"yaudah gue pulang... besok gue nonton kok. Tenang aja"
Selanjutnya Daffa berjalan menuju pintu hendak keluar.
"jangan lupa tutup pintu", peringat Althaf.
Seakan tak mendengar apa yang dikatakan Althaf, Daffa malah membuka pintu itu lebar-lebar.
"woi! Tutup pintunya anjirr!!!", teriak Althaf kesal.
Namun, seketika Althaf mendengar suara Daffa yang seperti sedang berbicara dengan seseorang.
"hah, iya bunda...."
"iya Althaf ngomong kasar barusan..."
"ngomong anjir"
Althaf langsung bangkit ketika mendengar itu, ia menutup mulutnya dengan telapak tangan sambil memaki dalam hati.
'mampus gue', ucapnya dalam hati.
Pelan-pelan Althaf berjalan kearah pintu, dan mengintip. Namun, tidak ada siapa-siapa disana, hanya ada Daffa yang memunggunginya.
"Daf, mana bunda?", Tanya Althaf takut-takut.
Dengan wajah polos Daffa menjawab,"ada tadi..."
"tapi...
"BOONGGG!!!!"
Dengan cepat Daffa langsung berlari menuruni tangga rumah itu. Althaf menggeram kesal, Aghh! Bisa-bisanya ia sampai termakan jailan Daffa.
Althaf menutup pintu kamarnya dan kembali ke rebahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PARADOX
Spiritual[CERITA SELESAI] ✔️ Adakalanya perasaan itu salah memilih tempat berlabuh. padahal perjalanan cinta masih jauh. Namun, ia telah lebih dulu berhenti. serasa terapung ditengah lautan, dengan keadaan hilang daratan. panggil dia Dea. Yang terpaku rasa p...