4; hurts so good

1.2K 215 100
                                    

permintaan maaf terbaik, adalah mengubah perilaku” -astc

Suasana di kelas tadi cukup membuat gadis bernetra coklat kayu itu tak memiliki mood yang baik. Sepanjang pelajaran, wajahnya hanya murung dan tak memperhatikan materi yang diterangkan oleh sang guru.

Ia bahkan menolak dengan lembut ajakan teman barunya untuk pergi ke kantin, dan memutuskan mencari jalan menuju rooftop. Tempat favoritnya sejak sekolah menengah pertama.

Tak lupa ia membawa headsetnya. Memutar lagu favoritnya  'hurts so good' oleh Astrid S. Lagunya memang tidak sesuai dengan kejadian, namun melodinya mengalun mengiringi perasaannya agar menjadi lebih ringan.

Kakinya melangkah perlahan, menemukan tangga menuju rooftop. Ia tapaki anak tangga itu satu-persatu hingga sampai keujung tangga yang terdapat pintu. Ia segera memegang gagang pintu. Namun pintunya terdului dengan dibuka dari arah berlawanan.

Menampilkan pria dengan berambut pudding dengan Jersey merah, lengkap dengan video game ditangannya. Menatap [name] terkejut, begitu pula gadis itu. Darah yang mengalir ditubuhnya seakan berhenti, ia seketika membatu. Secepat mungkin ia berbalik, niatnya sih kabur. Namun tangannya ditarik duluan oleh pria bernama Kozume Kenma itu.

[Name] menggigit bibirnya gugup, kala Kenma menutup pintu rooftop. Pikirannya kemana-mana, ia tak tenang, ingin sekali lari. Ini tak sesuai keinginannya.

"Sudah lama ya? [Name]."

"Ya." Lirih [name], ia terkejut saat Kenma memanggil nama depannya. Tak ada respon lanjutan dari sang gadis, membuat pria berambut pudding itu menaikkan dagunya, memaksa [name] agar menatap matanya. [Name] menautkan alisnya, tangannya terkepal.

Ini bukan kau yang kukenal.

Kenma masih menatapnya, beberapa detik kemudian tatapan pria itu terlihat sayu dan tubuhnya mulai tak bertenaga. Direngkuhnya gadis itu kedalam dekapannya, lalu dielus surai lembutnya. Aromanya masih sama seperti 3 tahun lalu.

"Aku khawatir."

[Name] yang sangat terkejut oleh perlakuan Kenma, menangis. Membalas pelukan hangat pria itu, bahkan tak segan membasahi Jersey Kenma dengan air matanya.

"S-senpai..maafkan aku."

"Hm."

"Keadaan waktu itu tak mendukung, bahkan rasanya berat! Sangat sangat berat karena harus pergi tanpa berpamitan."

"Aku paham, sangat paham."

[Name] tersenyum dalam tangisnya, Kozume Kenma yang menolak perasaannya 3 tahun lalu ada dihadapannya, memeluknya. Ia bahagia.

"Posisi ini terlalu gawat, seharusnya aku tak seperti ini." [Name] melepas pelukannya, mengusap air matanya.
Perasaannya bahagia walau musik ditelinganya mengalun mengiringi rintihannya, ia tahu tak semudah itu memaafkannya, ia ingin pria itu tak berpura-pura.

"[Name], sebaiknya kau tak mengulangi perbuatanmu. Saat itu aku hampir depresi."

Ungkap Kenma sambil melepas jerseynya, [name] tersenyum kecut, ia kira tak ada yang peduli. Dengan gerakan lembut, Kenma memakaikan Jersey nya pada [name].

"Udara diatas cukup dingin, pakai saja."

"Maaf...."

"Jangan seperti itu, meskipun aku belum memaafkanmu. Cerialah, seperti dulu."

Mata gadis itu membulat. Benar kan, tak semudah itu meminta maaf. Bibirnya mengukir senyum, menatap Kenma dengan haru. Air matanya masih tak berhenti mengalir.

"Akan kuperbaiki, pasti akan kuperbaiki, senpai. Dan, aku—"

"K-kenma Kun?"

Suara lembut seorang gadis membuat kedua insan itu menoleh, mendapati satu gadis cantik membawa kotak bento yang baru saja membuka pintu rooftop. Menatap mereka berdua dengan tatapan kecewa.

"Louisa? Jangan memotong pembicaraan orang seenaknya."

"Maaf, t-tapi siapa g-gadis itu? Kenma-kun.."

Kenma hanya menunduk lalu berdecak kesal, tak menghiraukan gadis yang bernama Louisa itu. Pundaknya melemas, seakan enggan diajak berbicara lagi. Tangannya bergerak mengelus punggung tangan [name]. Lalu dengan cepat pria itu berdiri, menuju kearah gadis cantik tadi, dan melewatinya begitu saja menuruni tangga.

"Tak perlu tahu. Ayo!"

"K-kenma Kun, tunggu!"

Gadis itu ikut melenggang pergi setelah menatap [name] tak suka.

Hati [name] hancur berkeping-keping, setelah melihat betapa serasinya gadis itu dengan Kenma.

Tadi ia berpikir berkali-kali, apa boleh, Mengutarakan perasaannya sekali lagi? Ternyata takdir Tuhan berkata lain. [name] yakin tadi itu kekasih Kenma, dan ia akan berusaha mencoba menghilangkan perasaannya pada Kenma.

Secepat mungkin. Sebelum hubungan mereka retak hanya karena kesalah pahaman antara Kenma dan [name].

Tangan [name] bergerak sendirinya kearah leher. Mengusap benda cantik yang menggelung disana. Kalung pemberian Kenma bahkan masih ia pakai sampai sekarang ini. Satu-satunya benda berharga yang ia rawat dan kagumi selama ini.


“walau sepertinya harus melepasmu, namun disisi lain aku ingin terus bersamamu.”








[TBFY ; Chapter 4✓]
©Ounanami

[TBFY ; Chapter 4✓]©Ounanami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Relaxtable💝

the best for you; Kozume KenmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang