'Ciara, sini naik,' kata orang yang paling ku kagumi di dunia ini. Iya. Dia adalah JinJin. Pria kelahiran 15 Maret 1996 yang menjadi anggota Astro. Sudah lama sekali aku mengidolakan JinJin sampai-sampai sudah kuanggap sebagai suamiku sendiri. Oke, terlalu ketinggian halunya.
Akhirnya aku pun menaiki panggung dan bagaikan di mimpi, ia merangkulku sambil memegang mic di tangan satunya lagi. Sorakan kencang langsung terdengar dari arah para penonton. Aku hanya mematung berdiri karena aku tidak tahu harus bagaimana. Antara senang dan malu teraduk menjadi satu. Mungkin kalau ditambah es jadi seger.
'Jal ara~, ara~, ara~,'
Tiba-tiba ku mencium bau aneh yang sangat menyengat. Tak sadar aku melihat bias yang sedang merangkulku sedang kebingungan menatapku sambil menyodorkan micnya menungguku melanjutkan lirik lagu tersebut. Seketika semuanya hening. Lagu pun menunggu aba-aba dariku dan para penonton menatapku dengan tatapan heran.
Segera aku memejamkan mataku mengingat-ingat lanjutan lagu tersebut. Tak perlu waktu lama, aku membuka mataku dan melanjutkan lagu tersebut.
'Put- Eh?'
Ada yang aneh ketika aku mau melanjutkan lagu innocent love itu. Aku terbaring di kasurku. Menghadap atap berwarna putih yang ditengahnya ada lampu yang nyala-mati setiap 3 hitungan. Ternyata cuma mimpi. Segera aku meninggalkan kasur dan menuju kamar mandi untuk membangkitkan semangatku.
Setelah menanggalkan seluruh pakaianku, aku memegang shower yang sudah ku lepas, menyalakan air hangat, dan menarik napas dalam-dalam...
'Putsarangirado ara! Eoryeodo apeun geon gatjanha!'
Tidak ada yang lebih menumbuhkan semangatku selain mandi sambil bernyanyi. Jika kalian mengira semangatku akan tumbuh jika aku mandi dengan air dingin, kalian salah besar kawan. Astro adalah semangatku setiap hari. Muehehehe.
'Oh my god, udah jam segini. Gila aja gue di kamar mandi lama banget,' kataku setelah melihat jam yang menunjukkan pukul 9. Secepat kilat, aku langsung memakai baju dan menggunakan parfum yang ada di atas meja ku.
'Laptop, tas, dompet, charger, apa lagi ya yang kurang,' aku kebingungan.
'Oiya hape. Mampus, lupa gue cas kan hape gue. Mana lagi tuh hape,' gumamku dalam hati.
Aku pun menggeser guling yang ada di kasur dan melihat handphone yang sudah ada notifikasi untuk di charge. Sesaat ku mengambil handphone, bau yang sama di mimpi tercium di hidung. Seperti bau pengawet, tapi ini jauh lebih kuat baunya. Langsung ku mengambil handphone dan keluar dari kamar kos ku untuk mencari tahu ada apa di luar. Lagian, sudah jam segini. Bisa telat jika aku tidak buru-buru. Tidak lupa untuk mengunci pintu kamarku.
Namun, tidak ada apa-apa di luar. Tanpa pikir panjang, aku langsung laporan dengan ibu kos yang ternyata juga mencium bau itu. Ia berkata kalau nanti siang atau sore akan dibersihkan seluruh tempat kos. Syukurlah kalau begitu. Setelah mengucapkan terima kasih, langsung aku meluncur untuk kuliah.
YOU ARE READING
Kumpulan Cerita Pendek
FantasyCerita ini dibuat hanya untuk kesenangan pribadi dan hanya dibuat ketika waktu senggang.